Selepas kejadian terpeleset di dekat perpustakaan tadi, Claudia berjalan perlahan menuju kantin sekolah, dan disana terlihat teman-teman nya yang asik berbincang. "Clau..." Panggil Wulan sambil melambaikan tangannya. Ia pun duduk di sebelah Jesika.
"Clau..." Panggil Jesika.
"Hmm"
"Lu kenapa dah muka nya udah kusut gitu? Makanannya jan di anggurin makan gi ntar lagi bel selesai istirahat bunyi."
"Nah iya lu kenapa?"
"Ih sumpah ya aku kesel banget ish.........." Dan Claudia mulai menceritakan panjang lebar tentang kejadian-kejadian yang terjadi akhir-akhir ini.
"Tadi ketemu Bintang lagi? Jangan-jangan lu suka ya ama dia?"
"Aku? Suka? Sama cowo songong itu? Ya kali yeuh ga ada ish. Nih ya Bintang itu cowok teryebelin yang pernah aku kenal dasar emang, gajelas, ga punya otak, ga punya hati kok ada si jenis cowok kek si Bintang-bintang itu ddih."
Tanpa di sadari seorang yang Claudia bicarakan berdiri tepat di belakang tubuh Claudia bersama teman-teman nya. Awalnya mereka ingin menghampiri Wulan namun mendengar penuturan dari Claudia membuat mood Bintang berubah.
"Clau" ucap Jesika sambil menepuk dahi nya pelan
"Ssttt diem. Clau lagi sebel sumpah musnahin aja cowok kek gitu"
"Siapa yang lo maksud ha?"
Deg......
Claudia pun langsung mengalihkan pandangannya ke sumber suara tersebut. "Mampus Clau... Oke tenang, kak Bintang ga bakal apa-apain kamu oke? Tenang aja ya clau huhhhh" Pikir Claudia. Dia pun mencoba menenangkan dirinya sendiri.
"Eh bang bin" Sapa Wulan cengengesan seolah tak ada apa-apa padahal Bintang sudah mendengar semua perkataan Claudia.
Bintang mengabaikan sapaan Wulan. "Tadi lu bilang apa?" Pandangan Bintang hanya terfokus pada Claudia.
"Eh kak Bintang, itu anu tadi apa namanya si-"
BBRRRAAAKKKK... Sebuah suara gebrakan meja yang berhasil membuat mereka menjadi pusat perhatian seluruh pengunjung kantin siang itu.
"Astaga" Reflek Claudia memejamkan matanya dan yaa sepertinya sekarang dirinya betul-betul menjadi pusat perhatian seluruh murid yang ada kantin.
"Lu ikut gue sekarang!" Ajak Bintang sambil menarik tangan Claudia. "Jangan ada yang berani ngikutin gue!"
"Eh kemana kak? Tapi kan aku mau mak-"
"DIEM!"
Sementara ketiga temannya hanya bisa terdiam seolah mereka sedang melihat film-film benci jadi cinta di mana seorang tokoh cowo berlaku kejam kepada tokoh cewe lalu mereka akan jatuh cinta dan... Astaga sadar ini bukan seperti di film-film semua sangat terlihat jelas bahwa Claudia ketakutan.
Sementara Bintang terus berjalan sambil menarik tangan Claudia. "Kak lepasin sakit kak" lirih Claudia namun Bintang tidak memperdulikannya. "Sumpah ini kayak cerita wattpad yang aku baca Minggu lalu. aku emang suka ngehalu ketemu cowok dingin trus kita ribut tapi sumpah ini lebih serem dari cerita yang aku baca astaga gimana ini? Ya Tuhan semoga ini semua kek cerita yang aku baca ya, semoga aku ga di apa-apain. Aminn." Batin nya.
Bintang membawa Claudia di gudang belakang sekolah. "Duduk lo" perintah Bintang sambil menunjuk sebuah kursi yang ada di hadapannya itu
"Ta ta tapi mau ngapain kak?"
"Ga usah banyak tanya duduk sekarang"
Dan Claudia pun menuruti perkataan Bintang. Claudia duduk di sebuah kursi panjang kemudian disusul oleh Bintang. Mereka hanya berdiam di sana. Bel istirahat selesai sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu, sementara mereka hanya duduk-duduk dengan diselimuti keheningan. "Kak Bin-" ucap Claudia terpotong.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERBEDAAN
Teen FictionDan hingga pada akhirnya, kita akan berpisah untuk selamanya. Perbedaan ini membuat kita tidak bisa menyatu. Iya, kita berbeda sangat-sangat berbeda. Bintang duduk di samping Claudia. "Emang bener ya kata orang bahwa penyesalan akan datang di akhir...