KEMBALI BERSEKOLAH

258 28 7
                                    

Hujan kembali mengguyur kota Bogor siang ini. Claudia melebarkan senyumnya. Menikmati hujan di balik jendela kaca sangat menyenangkan baginya.

Drrtt...

Claudia mendengus kesal ketika ponselnya berbunyi. Ia berjalan menuju tempat tidurnya kemudian mengambil ponsel kesayangan
"Astaga? Ini beneran kak Bintang?" gumam Claudia saat melihat notifikasi dari WhatsApp.

Kak Bintang
Online

P
Ca
Lo kmna?
Kok g msk sklh

Em iya kak. Aku lagi ikut papa
ke Surabaya kak. Tapi kayaknya
besok aku udah masuk lagi.

Gw kngn lo

Ha?

Eh kgk. Tdr sno l udh mlm

Read . . .

Claudia kembali meletakkan ponselnya di atas kasur. Ia merebahkan tubuhnya dan menatap langit-langit kamar tidur nya.

Ia meraih sebuah buku tebal berwarna biru dan putih. Ia membuka buku tersebut lalu mengambil bolpoin yang ada di dalamnya. Ia mulai menuliskan sesuatu di dalam buku tersebut.

Diary Claudia

Untuk mu, sumber kebahagiaan ku.

Kenapa Tuhan mempertemukan kita Kalau pada akhirnya kita akan berpisah karna sebuah perbedaan?

Ketika Shalom ku kau jawab dengan Assalamualaikum.
Ketika aku bersujud di katedral kau bersujud di Istiqlal.
Ketika aku saat teduh kamu sholat subuh.
Dan ketika aku membaca Alkitab kamu membaca Al-Quran

Lantas, bagaimana dengan rasa cintaku ini? Apa aku harus berpura-pura seolah aku tidak merasakan apa-apa?

Iya, itu seperti nya adalah jalan terbaik untuk saat ini. Menyembunyikan perasaan bukan berarti kita pengecut. Tapi kita sadar dan tau, bahwa ada kalanya kita harus berjuang dan ada kalanya kita harus terdiam.

Bogor, 13 Juli 2020.

Claudia menutup buku diary nya lalu meletakkan kembali di atas nakas. Mencoba menguatkan diri agar air matanya tidak terjatuh. Ia memejamkan matanya mencoba mencium aroma khas hujan yang sangat menenangkan.

"Semua akan baik-baik saja." ucapnya seraya tersenyum kecil.

Keesokkan paginya . . .

"Pagi mah, pah" sapa Claudia pada Raniy dan Wijaya.

"Pagi sayang." balas Raniy dan Wijaya bersamaan.

"Nanti aku berangkat sendiri ya mah, pah? Boleh kan?" tanya Claudia sambil melahap roti berselai kacang di depannya itu.

"Gak bo—" ucap Raniy terputus.

"Mah, udah. Iya sayang nanti Clau mau naik apa ke sekolah?" potong Wijaya.

"Mau naik angkutan umum aja pah. Boleh kan?" tanya Claudia dengan sumringah.

"Boleh sayang. Nanti hati-hati ya." balas Wijaya dengan lembut.

Sementara Raniy hanya berdecak kesal melihat Wijaya mengijinkan Claudia pergi ke sekolah sendiri.

"Ya udah, aku berangkat ya mah, pah." ucap Claudia seraya menyalami tangan Raniy dan Wijaya secara bergantian.

Sesampainya di sekolah, Claudia memasuki kelas nya dengan tergesa. Ia sangat merindukan sahabat-sahabat nya.

Sesampainya di kelas semua sesuai ekspektasi Claudia. Ia di sambut histeris oleh ke tiga sahabatnya itu.

"Claudiaaaaaa lo kemana ajaaaa!!! gue kangen sama lo" ucap Mela yang masih setia berada di pelukan Claudia.

"Gak kemana-mana kok Mel. Aku juga kangen kalian." balas Claudia membalas pelukan Mela.

"Sumpah lo ngilang kayak hantu." sahut Jesika.

"Eh, Lo di cariin bang Bintang tuh" ujar Wulan sambil melihat ke arah luar pintu.

Sontak Claudia, Mela dan Jesika mengalihkan pandangannya.

Bintang tersenyum manis sambil melambaikan tangan ke arah Claudia. "Gue bisa ngomong sebentar?"

Claudia mengangguk lalu melangkah pergi mengikuti langkah kaki Bintang.

"Kok ke lapangan kak?"

"Lo kemana aja?" bukannya menjawab pertanyaan Claudia Bintang malah kembali melontarkan pertanyaan kepada Claudia.

"Kan aku udah bilang kak kemarin. Aku ikut papa ke Surabaya."

"Bohong?"

Claudia menunduk.

"Kemaren bang Satrio bilang kalo lo ikut ortu lo ke luar negeri. Dan Lo bilang kalo ke Surabaya. Dan jelas-jelas kalian berdua boong kan? Ada yang lo sembunyiin dari gue?"

"Eng- enggak, kak." gugup Claudia.

Bintang berdecak kesal. "Nih buat lo..."

"..."

Merasa tidak ada jawaban, Bintang meraih tangan Claudia dan memasang kan sebuah gelang.

"Cantik." gumam Bintang.

Melihat perlakuan Bintang, Claudia membulatkan kedua matanya.

"Siniin tangan lo" perintah Bintang

Cekrekkk...

"Hah? Ngapain di foto kak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hah? Ngapain di foto kak?"

"Buat kenang-kenangan."

"Masuk gi, bentar lagi bel masuk bunyi. Gua duluan" sebelum ia melangkah pergi, ia sempat mengacak-acak rambut Claudia.

Tak terasa sebuah senyuman terukir di wajah cantik Claudia.

•••

Hai hai...
Gimana ceritanya? Semoga suka yaaa. Maaf banget kalo baru up soalnya tugas numpuk ehehe. Maaf juga kalo ini pendek banget ceritanya.

Tunggu kelanjutannya yaaaa

Terimakasih.

PERBEDAANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang