KENYATAAN 2

71 15 0
                                    

"Bang bin" panggil Wulan

"Gua, gua salah Lan" ucap Bintang terbata-bata.

Wulan menenangkan Bintang. "Ga bang, ini bukan salah lo."

Lima belas menit kemudian terlihat seorang dokter keluar dari UGD "Keluarga pasien?"

"Saya temen nya dok, orang tuanya sedang di dalam perjalanan kesini." jawab Wulan dengan khawatir.

Dokter tersebut hanya menganggukkan kepalanya. "Baiklah, kondisi pasien sangat-sangat buruk untuk sementara jadi saya harap nanti jika sudah siuman pasien jangan terlalu kecapean, stres atau banyak pikiran. dan, tolong jika keluarga pasien sudah datang sampaikan sesegera mungkin keruangan saya ada hal penting yang ingin saya bicarakan."

"Dok apa saya boleh masuk?" tanya Bintang

"Untuk sementara waktu pasien tidak boleh di jenguk terlebih dahulu karena kondisinya tidak memungkinkan." jelas dokter tersebut.

"Baik dok, terimakasih banyak" ucap Wulan

"Saya permisi dulu" dokter itu pergi meninggalkan Wulan dan Bintang.

•••

Waktu menunjukkan pukul tujuh malam.

"Tante yang sabar ya tan, Claudia pasti sembuh. percaya deh sama wulan." ucap Wulan seraya memeluk tubuh Raniy. "Tante percaya sama Wulan kan? Claudia anaknya kuat tan" sambungnya.

"Iya Wulan, makasih yaa." Raniy berdehem guna menetralkan suaranya setelah menangis. "mending sekarang kamu, Jesika, Mela, Bintang pulang ya besok kalian harus sekolah. biar om sama tante yang jagain Claudia. makasih ya kalian udah perhatian sama claudia."

"Ya udah tan, kita pulang dulu ya besok kita balik lagi kesini" pamit Mela kepada Raniy dan Wijaya yang sedang menunggu di depan ruangan.

Sesampainya dirumah, Bintang sangat terkejut melihat Denisa yang menangis di pelukan bundanya.

"Bintang, ayah mau bicara sama kamu. Sekarang!" ucap Ali.

"Kenapa yah?" jawab Bintang cuek.

Ali menatap putranya tajam. "Apa benar kamu menduakan Denisa? apa kamu tidak memikirkan perasaan Denisa?"

"Siapa yang selingkuh sih yah? bun? Bintang tadi main sama temen Bintang. bukan selingkuhan Bintang!" Bintang mengepalkan kedua tangannya. sungguh ia sangat tidak suka situasi seperti ini.

"Ya terserah. bunda ga mau mendengar pembelaan mu nak, Denisa calon istri kamu jangan sesekali kamu membuat dia menangis karena itu sama saja seperti kamu melukai hati bunda."

Bintang tidak menghiraukan perkataan Ayah dan bunda nya ia bergegas menuju kamarnya.

"Clau, gua jahat banget ya? cowo bejat, gua yang udah buat lo drop lagi, gua minta maaf Sahila Fanny Claudia." Bintang mengusap wajahnya kasar ia sangat merasa bersalah.

Ponselnya terus berbunyi dari tadi memang ia belum membuka ponselnya sejak sore tadi banyak pesan yang masuk entah itu dari grup kelas, grup gengnya, kedua orangtuanya, Denisa atau bahkan Claudia. Tunggu! Claudia? Matanya terbuka lebar ketika melihat nama tersebut mengirimkan banyak sekali pesan

Claudia bocil
online...

Kak bintanggg

Kakkkk

Yuhuuu

Kakkkk, jahat banget si ga di read read

Kakak marah ya?

Tapi marah kenapa?

Jahat banget pesanku ga di buka
Kakak sibuk kah?

Ini udah online lohhh 😤

Masa tadi aku mimpi sihhh kalo
kak bintang punya cewe, aneh ga sih ahahaha pas aku bangun ternyata aku masih di RS ngeselin banget ya? oh iy anehnya cewe kak Bintang itu kak Nisa jelas-jelas ini ga ada hubungannya huhuhuhu T_T

Lo udah sadar?

Udah kak hehehe
ini masih sedikit pusing tapi gapapa

Bagus lah.

Lo ga mimpi.

Hah? maksudnya?

Nisa cewe gua.

Ralat, dia cewe yang di jodohin
sama gua tapi gua gamau.

Sorry gara-gara kejadian tadi lo
jadi drop lagi.

Gapapa kak, santai aja...

Read....

Claudia mendengus kesal ketika melihat Bintang hanya membaca pesannya. Dengan segera ia meletakkan ponselnya seraya memejamkan mata.

•••

"Inget ya sayang kali ini kamu harus nurut jangan kecapean jangan mikir yang aneh-aneh apapun masalahnya dibawa happy aja, okay honey?"

"Ya mam.. tapi besok aku boleh kesekolah kan? aku bosen mah aku juga pengen belajar kayak dulu. Sebentar lagi kenaikan kelas." Ucap Claudia sambil mengambil segelas air di atas meja

Melihat putrinya kesusahan Raniy mencoba membantu anaknya untuk mengambil gelas tersebut

Claudia tersenyum dengan senang hati menerima bantuan dari Raniy. "Makasih mah"

"You're welcome sayang. kamu pengen sekolah hm?" Tanya Raniy sembari merapikan anak rambut Claudia

"Pengen banget mahh, boleh yaaa?"

"Okey, tapi besok kalo ada apa-apa jangan sungkan buat telfon mama okeyy? mama siap sedia dua puluh empat jam buat anak mama yang satu ini"

"Makasih banyak mamaku sayanggggg" Claudia sangat bersyukur memiliki ibu yang pengertian seperti Raniy.

"Yaudah sekarang tidur besok mama bangunin pagi biar kesekolah nya ngga telat ya?" Di akhir kalimat Raniy mengecup kening Claudia

"Siap bu bosss, good night momm"

"Good night too little princess."

Keesokan harinya Claudia sudah bersiap siap merias wajahnya dengan polesan bedak dan sedikit lip tint berwarna pink agar tidak terlalu pucat.

"Semoga ga ada yang ketinggalan dirumah sakit ya pah ini anak kamu sih minta sekolah nya dadakan." Ucap Raniy sambil mengecek barang bawaannya dimobil

"Ih ayo mamaaa, papaaa nanti aku telattt" Teriak Claudia. Tak ingin ambil pusing Wijaya pun segera melajukan mobilnya.

Sesampainya di sekolah Claudia segera berlari menuju kelasnya. Namun dengan tengah perjalanan....

"CLAUUUU DEMI APA LO UDAH SEKOLAH LAGIIIII." Teriak Mela dengan histeris

Dengan refleks Wulan menoyor kepala Mela "Heh pea lo pikir ini hutan pake tereak segala."

"Eh eh eh enak aja main pukul-pukul sakit tau Lan." kesal Mela

Claudia hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu. "Sttt... kalian ini masih pagi udah ribut aja"

"Tau tuh Clau Wulan duluan sihhh. Gue mah anaknya kalem, anggun, lugu, polos, imut-imut"

"Najis, kalo lo mah amit-amit mel"

"Udah-udah ayo kita ke kelas aja" lerai Jesika.

PERBEDAANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang