TERNYATA MEREKA ADALAH SATU ORANG

248 27 0
                                    

Sesampainya di kantin sekolah, mereka lebih memilih tempat duduk yang terletak di tengah kantin.

"Mau pesen apa?" tanya Mela pada ke empat sahabatnya itu.

"Teh anget." Balas Claudia

"Ya udah gue juga deh"

"Gue juga" timpal Wulan.

"Oke bentar ya" Setelah menyelesaikan kalimat terakhirnya, Mela segera pergi dan memesan empat teh hangat manis untuknya dan teman-temannya.

Tak membutuhkan waktu lama Mela sudah kembali sambil membawa nampan yang berisi empat gelas teh hangat.

"Eh Clau lu cmasih chatan sama kak Bintang ya?" Tanya Wulan tiba-tiba.

Bukannya menjawab pertanyaan Wulan, Claudia malah tersenyum salah tingkah.

"Woi kok malah senyum-senyum dih" kesal Wulan karna merasa terkacangkan.

"Eh iya, kak Bintang baik ya" balas Claudia.

"Cieeeee. Mana kemarin kak Bintang cerita kalo kalian pulang bareng ya" goda Wulan yang membuat Claudia kebingungan.

Claudia membulatkan kedua matanya. "Tunggu!!! Bentar-bentar. Maksudnya? Jangan bilang kalo kak Bintang yang ada di sekolah ini sama Bintang yang sering chatingan sama aku itu Bintang yang sama?"

"Lah? Lo belom tau? Ya iya lah mereka sama." jawab Wulan dengan santai.

Sementara Claudia masih terdiam memikirkan sebuah fakta yang baru saja di ucapkan oleh Wulan. Claudia tidak menyangka jika selama ini mereka adalah satu orang?

"Gue gak ngerti jadi gue nyimak" ucap Mela dengan kesal.

"Duain Mel" balas Jesika.

Wulan tertawa lepas. "Mampus gak tau topiknya."

•••

"Nongkrong dulu yok, gue bosen." ajak Jesika pada Mela, Claudia dan Wulan.

"Gasss" balas Wulan.

"Yok lah" sahut Mela.

"Aku ajak Aila ya? Soalnya di rumah ga ada orang" ucap Claudia.

"Boleh-boleh."

Mereka pun meninggalkan lingkungan sekolah. Dan menuju pada sebuah cafe S'One

"Kakak." panggil Aila pada Claudia.

"Sini" balas Claudia.

"Allo Ailaaa... Kangen kakak gak?" ucap Mela dengan heboh.

"Kangen kaaakkk" jawab Aila yang tak kalah hebohnya.

"Mbak" Mela memanggil seorang pelayan.

"Iya mbak? Mau pesan apa?" tanya pelayan itu dengan sopan.

"Ayam bakarnya satu, sama es Jeruk." Jesika.

"Nasi goreng seafood sama lemon tea." Mela

"Ayam saus tiram dua sama jus alpukat nya dua." Claudia sengaja memesan dua karna satunya untuk Aila.

"Soto ayam satu es teh nya satu." Wulan.

"Oke kak jadi, ayam bakar satu, nasi goreng seafood satu, ayam saus tiram dua, soto ayam satu. Lalu minumnya es jeruk satu, lemon tea satu, jus alpukat nya dua dan es teh nya satu. Ada tambahan lagi kak?" ucap pelayan itu.

"Kentang goreng empat ya mbak" balas Claudia.

"Di tunggu ya kak." ucap pelayan itu dengan sopan.

"Eh gengs, gue di chat bang Bintang katanya mau ada rapat" ucap Wulan yang dari tadi masih sibuk memperhatikan ponselnya. "Eh mereka mau ke sini juga katanya, sekalian makan siang."

Tak lama kemudian mata Claudia terfokus pada Pintu cafe yang terbuka di sana terlihat segerombolan orang yang memakai seragam sekolah yang sama dengan dirinya.

Setelah selesai makan siang dan membahas acara muncak yang akan di laksanakan sebentar lagi, mereka pulang ke rumah masing-masing.

Keesokan harinya

Claudia berjalan menuju halte bus. Ia lebih memilih menaiki angkutan umum untuk menempuh perjalanan ke sekolah. Namun tiba-tiba....

Bruk.....

"Aduh" lirih Claudia sambil memegang kakinya. "Jangan kabur woi" teriak Claudia saat melihat motor yang menabraknya menacap gas secepatnya.

"Mbak mbak, gak papa kan?" tanya seorang ibu-ibu pada Claudia.

Claudia meringis kesakitan. "Engga buk gapapa kok."

"Neng bisa jalan tidak? Kalo tidak biar mamang bantu" Tanya seorang lelaki paruh baya yang sepertinya seorang penjual koran.

Di sisi lain.....

Bintang tidak sengaja melihat kerumunan orang-orang. "Permisi, maaf mas itu ada apa ya kok rame-rame."

"Oh itu, ada orang ketabrak." jawab laki-laki itu.

"Oh iya, makasih pak." Bintang berjalan menghampiri kerumunan tersebut.

Bintang membulatkan matanya saat melihat Claudia. "Claudia?"

"Lah? Kak Bintang?"

"Ini teman saya. Biar saya aja yang bawa dia."

Akhirnya Bintang membonceng Claudia menuju sekolah. Sesampainya di sekolah, Bintang menggendong Claudia dan membawanya ke UKS.

"Kakkk!!! Turunin kak, malu di liatin banyak orang" Claudia terus memukul-mukul dada bidang milik Bintang.

"Diem!!!"

"Kak turunin!!! Aku bisa jalan sendiri"

"....."

"Kak Bintang!!!!"

"....."

Kini mereka menjadi pusat perhatian satu sekolah. Namun dari kejauhan ada seorang yang memperhatikan segala tingkah Bintang dan Claudia.

Claudia menutup mukanya. "Kak tu kan aku malu."

Bintang mengehentikan langkahnya. "Diem! Kalo lo teriak-teriak, nanti malah mereka mikir macem-macem." lalu ia melanjutkan langkah kakinya.

"Sumpah demi apa??? Ini kayak cerita di film-film!!! Huanjir aku gak lagi ngehalu kan ini? Serius? Ini kayak halu sumpah." batin Claudia

Sesampainya di UKS Bintang menurun kan Claudia di kursi kemudian melepas sepatu Claudia.

"Ini cuman keseleso aja." ucap Bintang sambil mengoleskan minyak kayu putih pada kaki Claudia.

"Sini gua anter ke kelas lo keburu bel masuk" dengan sabar Bintang membopong Claudia menuju kelasnya.

Sesampainya di kelas, Claudia di sambut oleh ketiga sahabatnya itu.

"Astagaa Clauu, Clau kenapa?" tanya Jesika panik.

"Tadi aku keserempet motor"

"Astaga"

"Ekhem... Ya udah gua masuk kelas dulu. Lan gua nitip Claudia ke lo ya." Ucap Bintang lalu melangkah pergi.

"Cieee yang di anter sama pujaan hati" Goda Mela.

"Apaan dah kagak kok" balas Claudia.

Bel sekolahpun berbunyi. Seluruh anak-anak masuk kedalam kelas masing-masing. Hanya tersisa anak-anak yang sedang melakukan olahraga termasuk Bintang.

"Kok tadi berduaan sama Claudia?" tanya seorang siswi pada Bintang.

Bintang mendengus kesal. "Tadi aku cuman nolongin dia. Dia keserempet motor."

"Bukannya aku posesif ya. Aku cuman gak mau dia salah mengartikan kebaikan kamu." Balas siswi tersebut sambil menatap Bintang.

"Gak bakal. Kamu tenang aja. Ya udah ke lapangan yok, udah di tunggu pak Aldo." ucap Bintang sambil tersenyum manis.

•••

Wahh siapa ituuu,
Tunggu kelanjutannya yaaaa....

Terimakasih.

PERBEDAANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang