"Si Asep bikin kesel aja deh, ngapain coba dia ada di sini?" gerutu Claudia sambil terus menjalankan kursi rodanya.
"Claudia"
"Eh, suster Anne?"
Suster Anne tersenyum "kamu kenapa cantik kok dari tadi suster lihat kamu kayak kesel gitu?"
"Tadi aku ketemu cowok nyebelin sus"
Suster Anne pun tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Aneh gimana? Bentuknya? Atau gimana?"
"Ihh suster mahhh" ucap Claudia seraya mengerucutkan bibirnya. "Itu tadi aku ketemu sama temen aku sus, tapi dia ngeselin parah." Sambungnya.
"Ya udah, jangan kesel lagi ayok balik ke kamar sebentar lagi dokter Vania mau ke ruangan kamu" jawab suster Anne yang sudah paham siapa lelaki yang di maksud Claudia kemudian ia membantu mendorong kursi roda Claudia menuju ke kamarnya.
Sementara di sisi lain ada seorang laki-laki yang memperhatikan percakapan antara Claudia dan suster Anne.
Setelah sampai di kamar rawat Claudia, suster Anne segera membantu Claudia kembali ke kasurnya. "Ayo makan dulu, setelah itu obatnya di minum"
19.00
"Mah, pah" lirih Claudia dengan mata yang masih setia terpejam
"Mah... mamah..."
"Papah..."
"Mamah! Papah!" Teriak Claudia. Kini jantungnya berdegup kencang dan air mata sudah berjatuhan membasahi pipi chubby nya.
Claudia meraih gelas yang ada di meja ruang rawatnya dengan sedikit tenaga yang ada namun apa boleh buat tubuhnya semakin hari semakin melemas dan...
Pyyaaarrrr
Gelas tersebut terjatuh. Ia menangis sejadi-jadinya "aku selemah itu ya? Hiks hiks hiks" ia memukul-mukul kepalanya, meremas rambutnya ia juga merasakan sesak di dadanya.
"Clau gua bawa-" ucap Satrio terpotong ia membelalakkan matanya melihat kondisi adiknya itu. Ia segera berlari menghampiri Claudia dan memeluknya erat "Hei, udah jangan nangis."
"Bang, Clau lemah banget ya? Ambil gelas aja ga bisa hiks hiks" tangisnya pecah di dalam pelukan Satrio.
"Heiii engga dek. Kamu itu kuat jangan ngomong gitu." ucap Satrio sembari mengelus rambut hitam Claudia.
Setelah Claudia mulai tenang Satrio membersihkan pecahan gelas yang berserakan.
-
"Morning sayang"
"Morning princess papa"
"Pagi kaaak"
Claudia tersenyum lebar, bagaimana tidak? ia sangat bahagia pagi ini saat ia membuka mata ia masih bisa melihat orang-orang yang ia sayang.
Claudia meneteskan air mata. "Sampe kapan aku kayak gini? Aku harus sembuh! Iya, aku harus semangat! Aku masih pengen ngeraih cita-cita aku. Aku pasti bisa! Ga boleh lemah semangat clauu!!!"
"Eh anak mama yang cantik ini kenapa nangis? Kenapa sayang? Ada yang sakit?" tanya Raniy kepada Claudia.
"Engga mah gapapa. Oh iya, aku mau sarapan mah trus minum obat"
"Loh? Tumben kamu yang minta biasanya harus di paksa dulu"
"Ihh mama mah, kan Clau pengen cepet sembuh"
"Ya udah sini mama suapin yaa"
...
"Lan"
"Bang Bintang? Ada apa bang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PERBEDAAN
Teen FictionDan hingga pada akhirnya, kita akan berpisah untuk selamanya. Perbedaan ini membuat kita tidak bisa menyatu. Iya, kita berbeda sangat-sangat berbeda. Bintang duduk di samping Claudia. "Emang bener ya kata orang bahwa penyesalan akan datang di akhir...