CAMPING 3

221 24 5
                                    

Ini adalah hari ketiga mereka melaksanakan kegiatan kemah di hutan. Dan besok pagi mereka akan pulang dan melakukan aktifitas belajar-mengajar seperti biasa di sekolah.

17.30

Seluruh siswa di beri pengarahan tentang bahaya narkoba dan pergaulan bebas oleh seorang dokter wanita dan ditemani seorang suster yang ternyata..... Suster Anne?

Tiga jam berlalu, semua siswa sudah sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Sementara Claudia lebih memilih untuk menjauhi keramaian.

"Bandel juga kamu ya" ucap suster Anne sambil mendudukkan dirinya di samping Claudia. "Kok di sini? Kenapa gak gabung sama yang lain?"

"Eh? Suster? Aku pikir suster bakalan pura-pura gak kenal sama aku" balas Claudia yang matanya masih setia menatap lurus kedepan.

Suster Anne tersenyum kecil. "Bersikap pura-pura gak kenal? Hahaha itu lucu sekali ya jelas-jelas tidak mungkin lah Claudia."

Claudia menundukkan kepalanya. "Sus, apa ada cara untuk bisa menyembuhkan penyakit kanker?"

Suster Anne terdiam sejenak kemudian menatap Claudia dan mengusap lembut rambut Claudia. "Ada cantik, kamu bisa operasi. Yaaa meskipun, kemungkinan sembuhnya kecil. Kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu? Dulu saya menyarankan kamu untuk kemoterapi tetapi kamu selalu menolak. Bersikap bodo amat sama penyakit kamu."

"Aku... Aa... Aku." ucap nya terhenti. Air matanya sudah mengalir deras. "Aku hanya ingin hidup lebih lama sus. Tapi aku juga belum bisa ngelawan ketakutanku ini. " Claudia menutupi wajahnya dengan telapak tangannya.

Melihat itupun suster Anne segera memeluk tubuh Claudia. "Heiiii.... Kamu kuat Claudia. Kamu tidak perlu takut. Semua akan baik-baik saja."

"Bagaimana kalau tidak? Aku belom siap. Aku masih mempunyai banyak cita-cita yang belum aku capai." jawab Claudia sambil membalas pelukan suster Anne.

"Sebagian besar pasien saya yang terkena kanker sembuh. Kamu tau? Mereka selalu berpikiran positif dan memiliki rasa semangat untuk sembuh. Kita punya Tuhan bukan? Sebagai umat kristen, saya percaya Tuhan saya, dapat menyembuhkan bahkan mungkin untuk semua umat beragama dan berikan mereka percaya kepada Tuhan mereka. Dia adalah seorang bapak untuk kita. Dia tidak akan membiarkan kita merasakan sedih. Dia adalah dokter di atas segala dokter. Mukjizat Tuhan nyata di dalam hidup kita."

Claudia melepaskan pelukannya. "Suster Anne Kristen?"

"Iya. Kamu juga kan? Saya melihat kalung salib mu." ucap suster Anne sambil tersenyum.

"Makasih suster anne."

Setelah Claudia merasa cukup tenang, mereka kembali ke tenda dan berkumpul bersama yang lain. Banyak yang menatap heran melihat kedekatan suster Anne dan Claudia.

Keesokan harinya.....

"Ayo anak-anak, sebentar lagi kita akan kembali ke sekolah. Di cek dulu barangnya sudah lengkap atau belum." Teriak bu Dayu.

"Kalau sudah bisa langsung menuju ke bus ya." timpal pak Aldo.

Semua siswa segera merapikan barang mereka masing-masing. Ada juga yang sudah pergi meninggalkan lokasi.

"Dek, gua duduk sama Jessica ya, lu sendiri aja" tanya Satrio sambil bangkit berdiri.

Claudia berdecak kesal. "Dih, ya udah sana" ucap nya malas sambil memasang earphone lalu menyalakan lagu kesukaannya. Pandangan nya kini tengah menatap ke arah luar jendela. Rambut panjang dan hitam miliknya yang terurai kini berhasil menutupi sebagian parasnya nya yang cantik.

"Gua boleh duduk sini?"

"..."

"Clau?"

"..."

PERBEDAANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang