서른

1.6K 209 42
                                    

Brak!

Chanyeol melempar tubuh ringkih sang pujaan hati ke lantai dingin kamar mereka. Chanyeol dengan tatapan dinginnya menatap Seungwan yang menangis terisak seraya meringis kecil akibat tarikan yang begitu erat pada pergelangan tangannya.

Chanyeol berlutut untuk mensejajarkan wajahnya dengan Seungwan. Seungwan menunduk takut melihat tatapan membunuh sekaligus aura hitam yang menguar dari dirinya. Seungwan merasa hidupnya akan berakhir malam ini dan tidak tau apa kesalahannya sekarang. Apakah ia dihukum karena berani melawan wanita licik itu dan sialnya adalah ibu dari Park Chanyeol.

Chanyeol mengakat tangannya seraya mengelus surai itu perlahan tetapi tidak menunjukkan wajah lembutnya sama sekali. Hanya ada tatapan dingin dan menusuk. Seungwan bergetar ketakutan karena perlakuan Chanyeol yang seperti ini, sungguh Seungwan lebih takut Chanyeol yang seperti ini dibandingkan dengan Chanyeol yang menghajar atau menembak Mark dengan pistolnya.

"Kau tau bukan seberapa besar cintaku padamu? Tetapi kenapa kau selalu saja membuatku marah atas semua perbuatanmu? Apalagi keinginanmu untuk pergi dari hidupku. Aku pernah bilang bukan bahwa sedikit rencanamu untuk pergi dariku, kesialan akan menimpamu Seungwan" ujarnya dingin namun membuat bulu kuduknya meremang.

Seungwan berani menatap Chanyeol dibalik rambut sebahu yang menutupi wajahnya. Tatapan layaknya psikopat yang sering Seungwan lihat jika Chanyeol marah atau geram dengan orang yang membuatnya marah. Seungwan tidak suka tatapan itu.

Masih dengan mengelus surai itu sayang, Chanyeol terus menatap lekuk wajah Seungwan yang tertutup beberapa helai rambutnya dan seketika tanpa aba-aba ia menarik surai itu kencang, hingga membuat kepalanya mendongak menatap obsidian tajam Chanyeol.

Seungwan meringis sakit seraya bergumam maaf dan permohonan. Tetapi Chanyeol tetaplah Chanyeol, ia tak akan mendengarkan apapun jenis rengekan menjijikan seperti itu. Yang ada di otaknya hanya satu, bagaimana membuat korbannya itu bertekuk lutut dan tak akan melakukan kesalahan yang pernah korbannya buat, termasuk Seungwan kali ini.

"M-maaf Chanyeol. Aku mohon, lepaskan tarikanmu. Ini menyakitiku" lirihnya dengan deru air mata yang semakin deras. Chanyeol tersenyum miring dan melepaskan tarikan itu.

Belum sempat Seungwan bernafas lega, dirinya sudah ditarik paksa untuk berdiri dan menerima tamparan keras berulang kali dari tangan besar Chanyeol. Seungwan hanya bisa menangis dan meringis kecil akibat tamparan kuat yang dilayangkan oleh pria tinggi dihadapannya.

"Sudah berapa kali aku katakan, kau milikku! Jangan pernah berani meninggalkanku! Tetapi apa yang kau lakukan hah?! Menulis surat untuk meminta bantuan kepada keluarga sialanmu itu tanpa sepengetahuanku?! Dan parahnya lagi kau mengenakan nama maid disini untuk memanipulasinya!! AKU TAU SEMUA SEUNGWAN! AKU TAU PERBUATAN BUSUKMU ITU!" teriaknya dan kembali menarik surai halus itu agar lebih dekat dengan wajah amarah Chanyeol.

Seungwan terbelalak kaget tentu saja, ternyata selama ini surat yang tak kunjung dibalas memang bukan karena sanga keluarga merencanakan sesuatu, tetapi surat itu tak pernah terkirim satu pun ditangan keluarganya. Seungwan cemas bukan main sekarang.

Chanyeol mendorong tubuh itu ke atas kasur empuk mereka dan melepas dasi yang melilit dileher tegapnya. Ia berjalan mendekati Seungwan seraya mengikat tangan Seungwan yang menangis memohon untuk tidak melakukan hal lain yang paling ia benci.

Chanyeol hanya diam dan terus mengikat tangan itu kepada kepala ranjang. Selesai mengikat erat, Chanyeol menatap Seungwan datar dari pinggiran kasur. Ia duduk disamping Seungwan seraya mengelus wajah cantik nan ayu Seungwan, ia terus mengelus wajah itu dengan tatapan memuja. Sementara Seungwan sudah bergetar ketakutan karena tak tau akan terjadi apa selanjutnya.

SINGLE'S MOM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang