하나

4.3K 518 54
                                    

Bruk

"Pergi dari sini wanita murahan! Apa kami percaya bahwa anak yang kau kandung adalah anak dari anakku?! Jangan membual dengan semua omong kosongmu jalang!" ujar Nyonya Park tidak terima dengan mendorong tubuh mungil Seungwan. Seungwan menangis sesenggukan menerima perlakuan sang ibu kekasih yang begitu kasar. Seungwan berdiri menghadap Nyonya Park dengan wajah yang sudah acak-acakan.

"Aku tidak membual, bu! Ini adalah anak Chanyeol, cucumu. Chanyeol yang berbohong soal ini! Kau tau kan, aku tidak pernah memiliki teman lelaki dan kau pun tau bahwa Chanyeol sangat posesif terhadapku! Kenapa kau tidak percaya kepadaku?!" teriaknya frustasi. Seungwan mulai menangis keras lagi. Chanyeol yang melihat merasa iba tetapi demi nama baiknya, ia rela membohongi dan menyakiti Seungwan sang kekasih hati seperti ini.

'Maafkan aku' ucapnya dalam hati sambil memalingkan wajahnya untuk tidak meneteskan air matanya.

"Diam kau jalang! Aku tidak peduli soal itu! Aku hanya percaya dengan anakku. Tidak mungkin anakku menghamili wanita rendahan sepertimu! Aku yakin ini adalah anak haram dari pria lain. Lebih baik kau pergi! Jangan mengusik keluarga kami dan anakku, jalang!"

BLAM

Nyonya Park menutup pintu dengan sangat kencang. Seungwan menangis pilu mendengar ucapan Nyonya Park tadi. Sungguh ia ingin mengakhiri hidupnya tetapi sang anak membutuhkan dirinya dan bayi ini tidak bersalah. Ia pun menghapus air matanya dan mengelus perutnya.

"Tidak apa nak. Kau masih mempunyai bunda disini. Bunda akan menjaga dan merawatmu sampai kau menjadi anak yang membanggakan. Jadilah, anak yang baik dan tumbuh sehat. Bunda mencintaimu" ujarnya dengan sang jabang bayi. Ia pun meninggalkan rumah besar itu menuju rumahnya. Hari ini begitu rumit dan membuat ia kelelahan. Mungkin beristirahat sejenak membuat dirinya kembali bersemangat dan bisa menerima semuanya.

Chanyeol sedari tadi memperhatikan Seungwan dibalik jendela rumahnya. Ia meneteskan air matanya melihat sang pujaan hati seperti itu. Ia memang pria brengsek yang tidak bisa bertanggung jawab dengan apa yang ia perbuat tetapi ini demi kebaikan dirinya dan Seungwan.

"Maafkan aku Seungwan. Aku melakukan ini demi dirimu dan aku. Jika aku sukses nanti kau akan aku nikahi dan membesarkan anak kita bersama. Sungguh aku minta maaf" ucapnya lirih dengan air matanya yang semakin deras. Ia pun masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat karena hal yang tak di duga dan menghabiskan energinya.

-SINGLE'S MOM-

Seungwan berjalan gontai menuju rumahnya. Hari ini adalah hari yang sangat rumit baginya, ia sampai tak sanggup untuk menjalankannya tetapi apa boleh buat ada malaikat yang harus ia jaga untuk kelangsungan hidupnya. Bayi ini tidak bersalah dan ia pantas untuk hidup.

Seungwan membuka pintunya dan mendapatkan kedua orang tuanya beserta adik lelakinya berkumpul di ruang tamu. Terlihat wajah mereka yang sudah menampilkan wajah kecewa, marah, dan sedih. Seungwan merasa jantungnya berdegup dengan kencang.

"A-aku pulang" cicitnya dan itu masih terdengar oleh mereka. Sang ibu langsung berdiri di depan Seungwan dengan raut tak bisa di artikan.

Plak!

"Memalukan!"

"Ibu!" teriak sang adik langsung menghampiri ibunya, tetapi ia di larang mendekati dengan peringatan satu tangan terangkat. Sang adik bungkam.

Seungwan merasa pipinya panas dan tanpa ia sadari air matanya sudah mengalir deras tanpa mengeluarkan suaranya. Sang ibu, Nyonya Son, tidak bisa lagi menahan amarahnya terlihat dari nafas yang sudah naik turun secara cepat. Matanya juga memerah menahan tangisan. Bisa-bisanya anak perempuan yang ia banggakan dan elu-elu kan ini hamil di luar pernikahan dan itu sangat memalukan keluarganya.

SINGLE'S MOM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang