일곱

2.8K 351 20
                                    

Setelah memoleskan lipstick merah cerah di bibir tipisnya, Seungwan langsung mengambil tas kecil yang selalu ia bawa ketika bekerja di cafe bar tersebut. Ia hanya memerlukan ponsel, dompet, lipstick, dan kartu tanda pengenal. Ah, satu lagi permen menthol.  Benda yang selalu akan ia bawa ke pekerjaannya itu.

Walaupun disana ua hanya menyanyi tetapi ketahuilah ia menyanyi selama kurang lebih 3 jam lamanya. Itu terkadang membuat tenggorokan dan lidahnya terasa pahit serta kering. Ia butuh yang manis namun menyegarkan.

Kartu tanda pengenal memang harus ia bawa setiap ingin bekerja. Ketahuilah cafe tersebut bukan cafe seperti pada umumnya, cafe tersebut hanya bisa di singgahi oleh orang-orang yang memiliki kepentingan dan hanya orang yang memiliki uang lebih dari 500 ribu won yang bisa kesana. Maka dari itu pekerja yang melamar dan diterima kerja disana, diberikan tanda pengenal mereka. Agar tidak dimasuki oleh sembarang orang.

Seungwan keluar dari kamarnya dan menuju apartemen Joohyun. Ia harus pamit dahulu kepada Joohyun bukan? Apalagi ia menitipkan Renjun disana. Setelah menutup pintu dan menguncinya, Seungwan beralih ke kamar sebelahnya serta mengetuk pintu itu. Tak lama, pintu terbuka dan memperlihatkan Joohyun sendiri disana.

"Eoh Seungwan, sudah mau berangkat bekerja?" tanya Joohyun. Seungwan tersenyum dan mengangguk. "Ne, eonnie. Bolehkah aku menemui anakku dahulu sebelum aku pergi bekerja?"

"Silahkan. Masuklah. Anakmu sedang tertidur memeluk Jeno disampingnya. Lucu sekali jika dilihat" ujar Joohyun terkikik geli. Seungwan yang mendengarnya juga ikut terkekeh. Apartemen ini memiliki dua kamar, satu kamar utama dan satu kamar tamu. Tetapi karena keluarga Joohyun ada 4 anggota, mereka mengubah kamar tamu menjadi kamar kedua anak mereka.

Pintu dengan berbagai macam stiker khas anak laki-laki tersebut dibuka perlahan. Cahaya di dalam memang sengaja diredupkan karena Jeno dan Yoonoh tidak bisa tertidur jika lampu menyala dengan sangat terang. Maka dari itu, Joohyun membeli lampu tidur untuk kedua anaknya.

Seungwan melihat anak kesayangannya itu memeluk Jeno dengan eratnya, sama halnya dengan Jeno yang memeluk Renjun dengan erat. Mereka lucu sekali. Seungwan tersenyum dan menghampiri malaikat kecilnya seraya duduk perlahan di samping ranjang agar tidak membangunkan sang anak.

Ia mengelus surai coklat tersebut sayang dengan tatapan nanar. Ia merasa menyesal selalu meninggalkan Renjun di malam hari, apalagi mengingat kejadian tadi pagi dimana sang anak merindukan dirinya yang selalu pulang larut. Ia sedih jika diingat. Tapi mau bagaimana lagi, hanya pekerjaan itu yang bisa mengantarkan dirinya dan juga sang anak untuk hidup berkecukupan.

Bekerja di bar cafe memang sangat beresiko tetapi untungnya Seungwan belum mendapatkan hal buruk disana. Jadi, Seungwan sedikit betah bekerja disana. Gaji yang mereka tawarkan pun sangat besar dan itu cukup untuk kehidupannya, mungkin lebih dari cukup. Bisa dilihat, dengan bekerja disana ia sanggup membeli mobil serta satu unit apartemen yang cukup bagus.

Setelah mencium kening sang anak, Seungwan langsung pamit untuk pergi bekerja dan tak lupa berterima kasih karena mau menitipkan Renjun disini. Joohyun mengangguk paham akan kondisi Seungwan, ia tak masalah jika Renjun dititipkan dengannya karena jika ada Renjun Jeno akan selalu bermain dengannya dan itu merecoki Joohyun membuat kue. Joohyun memang suka sekali membuat kue, mungkin sudah menjadi hobi.

Seungwan keluar dari unit apartemen itu dan pergi menuju basement untuk berangkat ke Midnight Cafe Bar di daerah distrik Gangnam.

-SINGLE'S MOM-

Seungwan sudah berada di ruang rias di cafe bar nya. Cafe ini memang selalu menyediakan ruangan khusus untuk pekerjanya, mungkin sesuai pekerjaan mereka. Seungwan disana mematut dirinya dihadapan cermin dengan pikiran melalang buana. Memikirkan segala sesuatu hal yang mungkin akan terjadi.

SINGLE'S MOM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang