Ketukan sepatu pantofel hitam dengan lantai marmer rumah sakit begitu nyaring di seluruh lorong tersebut, apalagi suasana yang begitu tenang dan sunyi menambah suara bising dari gesekan sepatu mengkilat mahal itu dengan lantai rumah sakit. Kedua pria paruh baya dengan satu pria tampan muda terus berjalan tergesa menuju ruangan VVIP rumah sakit tersebut.
Jackson mendapat kabar bahwa Mark sudah mendapatkan kesadarannya dan sudah dipindahkan ke ruang VVIP yang sudah dipesan oleh keluarga Tuan sebelumnya. Pria tampan tersebut tanpa mengetuk pintu dahulu langsung memberitahu kabar gembira tersebut kepada kedua pria paruh baya yang sedang diam untuk melancarkan asik mereka menjatuhkan keluarga Park sampai sejatuh-jatuhnya.
Mendengar kabar itu, Mr. Tuan langsung berdiri dari duduknya dan berjalan tergesa untuk menuju rumah sakit. Ia tak sabar untuk melihat keadaan sang anak yang sudah siuman dari masa kritisnya. Ia bercukap syukur kepada Tuhan karena masih memberikan keselamatan untuk putra semata wayangnya.
Sesampainya, pintu berwarna coklat tersebut dibuka cukup kasar dan ketiga pria itu langsung masuk begitu saja. Mr. Tuan tersenyum haru melihat sang anak sekarang baik-baik saja dalam dekapan sang ibu. Walaupun beberapa alat dan infus masih bersemayam pada tubuh yang menyusut setiap harinya.
"Son" lirihnya. Mark menoleh kearah sang ayah dan tersenyum manis seperti biasanya.
Sang ibu melepas pelukannya dan menatap haru sang suami, ketika Mr. Tuan memeluk sedikit erat anak tunggal mereka. Ada sedikit isakan yang tertahan akibat pelukan itu. Sang istri mengelus punggung suaminya lembut untuk menghantarkan rasa tenang dan kelegaan.
Sementara, Jackson dan Tuan Son menatap mereka lega serta haru dalam satu waktu. Lega karena Mark bisa melewati masa kritisnya dan bertahan sejauh ini, serta haru karena keluarga itu kembali mendapatkan kebahagiaan lagi setelah peristiwa buruk menimpa keluarga mereka.
"Son, are you okay? Katakan jika kau merasa ada yang sakit, hm" ujarnya seraya mengelus surai hitam anaknya.
Mark terkekeh melihat ayahnya yang begitu cemas itu. Biasanya ayahnya akan mengomel dan memarahinya jika ia mendapat luka seinci pun tetapi sekarang yang ia lihat hanya guratan kecemasan dan kelembutan disana, seperti ibunya. Tak ada gurat kesal dan amarah seperti biasanya.
"I'm totally okay, dad. Don't worry, i can handle this" ujarnya lemah namun tak menghilangkan senyum cerianya. Sang ayah mengangguk paham dan segera duduk di kursi tunggu.
"Hai Mark, bagaimana keadaanmu? Cukup baik?" tanya Tuan Son ketika sudah berhadapan dengan Mark. Mark yang melihat ayah Seungwan langsung mendudukan dirinya dengan susah payah tetapi ditahan oleh Tuan Son.
"Tidak usah memaksa jika keadaanmu masih lemah. Istirahatlah agar tubuhmu kembali pulih, tidak usah pedulikan sekitarmu" ujarnya dengan senyum ramahnya. Mark mengangguk dan kembali menidurkan dirinya.
"Paman" panggilnya. Tuan Son menoleh. "Ya? Kau butuh sesuatu?" jawabnya. Mark menggeleng lemah dengan raut wajah sedih.
"S-seungwan dimana? A-apakah ia sudah terbebas dari tangan Chanyeol? Selama aku tidur dalam komaku, aku selalu mendengar suara rintihan kesakitan dan kepedihan Seungwan yang meminta tolong untuk dibebaskan. Katakan padaku paman bahwa Seungwan sudah bebas dan itu hanya bunga tidurku" ucapnya penuh harap pada pria paruh baya dihadapannya.
Selama ia tertidur, ia terus menerus mendengar suara Seungwan yang menangis meminta tolong dengan rintihan kesakitan. Tapi entah kenapa ia tidak bisa membantu Seungwan yang merintih tersebut, padahal dalam hatinya ia terus berkata untuk menolong Seungwan dari jeratan tangan iblis Chanyeol.
Tuan Son menghela nafas panjang dengan senyum mirisnya. Ia menggeleng untuk menjawab pertanyaan pria tampan dihadapannya. "Seungwan masih belum terbebas dari tangan Chanyeol tetapi aku yakin setelah ini Seungwan akan kembali kepada kita dengan keadaan yang baik-baik saja. Kau tidak usah memikirkan hal itu, cukup percayakan hal itu kepada kami dan juga temanmu, Jack" ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINGLE'S MOM ✔
FanfictionMenjadi seorang ibu muda tidaklah begitu mudah bagi Son Seungwan. 22 tahun umurnya dan sudah memiliki anak berumur 3 tahun yang bernama Son Renjun. Kehidupannya tidaklah begitu mudah ketika ia tahu mengandung anak dari kekasihnya ketika kuliah semes...