스물셋

1.7K 215 22
                                    

Seungwan langsung mengambil kunci mobilnya dengan keadaan kacau. Pikirannya terus menerus kepada mantan kekasihnya, andai ia tak meminta Mark untuk menemaninya pulang mungkin Mark masih sehat seperti biasanya. Seungwan terus menerus merutuki kebodohannya.

Ia sudah membuka pintu dan berlari menuju garasi mobil keluarga Son. Ia bertemu sang adik yang baru saja pulang entah darimana Doyoung, yang jelas Seungwan terus menerus memikirkan Mark seraya menangis sesenggukan. Doyoung yang melihat sang kakak menangis, langsung menghampirinya.

"Noona, kenapa menangis? Ada apa?" tanyanya yang tak digubris oleh Seungwan. Seungwan terus menerus membuka kunci mobilnya yang kebetulan mobilnya masih menggunakan kunci manual. Ia terus menerus memasuki lobang kunci tersebut tetapi karena bergetar kunci itu tak mau masuk.

Seungwan mengerang frustasi dan terus menangis kencang. Doyoung langsung menarik sang kakak untuk menghadap ke arahnya dan langsung dipeluklah tubuh ringkih itu kedalam pelukan hangat andalannya. Seungwan yang tadinya merasa tegang dan gemetar, langsung merasa rileks kembali. Walaupun air matanya tetap berpacu dengan derasnya keluar dari mata hazel cantiknya.

Doyoung mengelus surai itu lembut seraya memberikan ungkapan penenang untuk sang kakak. Merasa lebih baik, Doyoung melepas pelukannya dan menatap Seungwan yang berantakan. Rambut acak-acakan, mata sembab, dan parahnya ia keluar rumah hanya menggunakan piyama tipis dengan sandal rumahan yang berbahan tipis juga.

Doyoung menghela nafas seraya menghapus jejak air mata itu yang terus menerus mengalir dari mata indah kakaknya. Ia merasa sedih dan juga penasaran ada apa sebenarnya, apalagi melihat kondisi sang kakak yang tidak baik-baik saja.

"Sudah merasa lebih baik? Jika sudah lebih baik kita masuk kedalam. Ceritakan apa yang baru saja noona alami, okey" ujarnya dan diberi anggukan oleh Seungwan. Mereka pun langsung masuk kembali ke kediaman Son tersebut.

Doyoung mendudukkan sang kakak di sofa dan berniat membuat minuman hangat untuk Seungwan. Ia melihat pecahan cangkir di dekat tangga dan ia ketahui karena ulah sang kakak. Sepertinya ia akan membereskannya setelah sang kakak mau bercerita apa yang telah terjadi.

Setelah membuat satu teh chamomile,  Doyoung mengantarkan satu cangkir teh tersebut kehadapan sang kakak dan diterima baik oleh Seungwan. Seungwan pun meminum teh tersebut dengan mata yang terlihat kosong seperti melamunkan sesuatu hal. Doyoung menghela nafasnya kembali.

Ia pun duduk di sebelah Seungwan seraya mengelus surai itu sayang. Doyoung tak suka melihat sang kakak seperti ini. Itu mengingatkan kejadian pengusiran Seungwan dari rumah ini. Itu adalah mimpi paling buruk bagi Doyoung melihat Seungwan harus terusir secara tidak terhormat akibat perbuatan yang bukan kesalahannya saja. Apalagi kala itu Seungwan berlinangan air mata dan terlihat pancaran mata yang begitu frustasi. Doyoung membenci kejadian itu.

"Ceritakan saja jika kau merasa sudah siap bercerita. Aku akan mendengarkannya" ujarnya. Seungwan menatap Doyoung dengan sayu, bisa Doyoung liat ada kilatan-kilatan kesedihan dan penyesalan disana tetapi ia tak tau penyebabnya. Seungwan menghelas nafas panjang dan menyamankan duduknya agar lebih rileks menceritakan kejadiannya.

"Aku mendapat pesan dari Chanyeol dan itu berisikan satu foto mobil yang mengalami kecelakaan. Mobil itu menabrak pembatas jalan di Tol perbatasan Gangnam menuju Seoul. Sebagian mobil itu sudah hancur jika aku lihat dan aku teliti lebih dalam itu adalah mobil hiks-"

Doyoung mengelus pundak sang kakak agar tenang kembali walaupun ia merasakan kecemasan dalam dirinya. Semoga bukan seseorang yang berpengaruh dalam kehidupan Seungwan, apalagi mendengar nama Chanyeol tersebut dalam mulut sang kakak. Pasti ada sesuatu hal yang buruk.

SINGLE'S MOM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang