열넷

2.3K 292 74
                                    

Seungwan telah bersiap diri untuk kembali bekerja di cafe bar tersebut. Setelah menemui sang anak dirumah Joohyun seperti biasa ia akan menyempatkan dirinya untuk mencium dan memeluk sang anak erat, walaupun hatinya sedang gundah gulana entah kenapa. Ia ingin izin tidak masuk kerja tetapi melihat Renjun sudah berada di tangan yang tepat, Seungwan memutuskan untuk bekerja saja.

Ia melajukan mobilnya dalam kecepatan biasa dengan sesekali melamunkan hal-hal yang mungkin bisa saja terjadi. Kenapa perasaan resah dan gundah ini terus mehantui dirinya, seperti ada yang tidak beres setelah ini tetapi ia tak tau apa itu. Ia selalu berdoa kepada Tuhan untuk selalu melindungi dirinya dan juga sang buah hati agar selalu diberi keselamatan dari orang-orang yang ingin berbuat jahat kepadanya dan juga sang anak.

"Semoga Tuhan menyertaiku dan juga anakku. Sungguh perasaanku sedari tadi tak begitu enak tentang anakku. Renjun-ah, bunda akan selalu mendoakanmu agar kau tak dijahati oleh orang-orang diluar sana. Amin" doanya ketika lampu merah menyala di depan sana. Ia mengatupkan tangannya dan mulai berdoa sesuai ajarannya.

Setelah lampu hijau, Seungwan melakukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata menuju tempat kerjanya. Butuh 1 jam ia menuju District Gangnam, ia memakirkan mobilnya seraya menutup pintu mobilnya. Ia berjalan masuk ke dalam cafe dengan menunjukkan identitasnya. Ia harus fokus untuk hari ini, tak boleh mengecewakan sang bos.

Ia langsung menaruh tas nya seraya merapihkan penampilannya yang terlihat sedikit berantakan. Setelah memoleskan lipstick berwarna nude nya, Seungwan langsung pergi ke panggung yang biasa ia tampil. Sebelumnya seperti biasa, ia akan meminta satu gelas air putih untuk menetralkan suaranya yang agak serak kepada Sewan. Sewan pun langsung memberikan satu gelas air putih.

Ketika memberikan gelas kosong itu kepada barista imut itu, Seungwan melihat Sejeong salah satu barista disini yang menemani Sewan dan temannya juga disini. Sejeong tersenyum ramah dengan pakaian casualnya, Seungwan tebak pasti ia baru saja pulang dari kampusnya.

"Annyeong!" sapanya seraya memeluk Seungwan dan Sewan. Seungwan menerima pelukan itu dengan lembut dan Sewan juga.

"Baru pulang Sejeong?" tanyanya dan diberi anggukan mantap sang gadis cantik terkesan tomboy itu. Seungwan mengangguk paham dan ketika melihat Sejeong tak sendiri matanya terbelalak siapa yang datang bersama gadis ini.

"D-doyoung" panggilnya terkejut. Doyoung tak kalah terkejut menatap Seungwan berada disini.

"Noona, sedang apa kau disini?" tanya Doyoung mendekati Seungwan. Sejeong dan Sewan saling tatap tak mengerti. Mungkin Sejeong akan menanyakan hal ini nanti.

"Aku bekerja disini sebagai penyanyi cafe. Kau sedang apa disini?" tanya Seungwan juga heran. Doyoung menggaruk lehernya gugup, ia kesini karena ingin menemani Sejeong dan ingin membahas acara organisasi mereka. Tapi tak sengaja bertemu dengan sang kakak.

"Aku ingin menemani Sejeong disini sekaligus membahas projek organisasi kami. Kebetulan aku sebagai ketua pelaksana dan Sejeong sebagai wakilku" jelasnya dan diberi tatapan menggoda sang kakak. Doyoung yang tau tatapan itu hanya salah tingkah sementara Sejeong hanya diam tak mengerti. Memangnya ada apa dengan kalimat menemani dirinya tetapi Doyoung terlihat salah tingkah.

"Ohh berkencan tetapi berkedok membahas projek organisasi. Arraseo arraseo, Doyoung-ah. Semoga berhasil ne. Jangan membuat kesalahan di kencan pertamamu" ujar Seungwan menggoda Doyoung seraya terkikik geli, sementara Doyoung sudah memerah kupingnya mendengar ucapan sang kakak. Sejeong hanya melongo mendengarnya, hey ia dan pria kelinci ini tak sedang berkencan tapi memang real membahas projek.

"Aish noona! Sudahlah lebih baik kau bersiap sana, jangan membuat kehebohan" ujarnya dengan mendorong Seungwan agar menjauh.

Seungwan tertawa renyah dan juga Sewan. Sementara Sejeong hanya menggeleng tak paham dengan kedua kakak beradik itu. Ya, Sejeong berpersepsi bahwa Seungwan serta Doyoung adalah kakak beradik. Wajah mereka begitu mirip jika dilihat lebih intens. Doyoung menghembuskan nafas leganya ketika melihat sang kakak sudah pergi dari situ, ia sangat malu sekarang.

SINGLE'S MOM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang