열둘

2.4K 348 23
                                    

Sudah beberapa hari Chanyeol terus mencari informasi mengenai Seungwan serta anak mereka tetapi yang ia dapat hanya sedikit informasi karena begitu sulit untuk mengetahui beberapa info mengenai Seungwan. Seperti Seungwan memang begitu menutupi kehidupannya dari orang-orang yang dulu sempat dekat dengan dirinya.

Chanyeol membanting dokumen tentang informasi Seungwan yang hanya ia dapat beberapa lembar saja dari orang suruhannya. Dan itu hanya mencangkup pekerjaannya, daerah yang ia tinggali, dan beberapa informasi tidak begitu penting bagi Chanyeol. Yang ia butuhkan adalah unit apartemen yang gadis mungil itu tinggali, jika ia sudah tau mengenai satu hal itu maka perjalanan untuk mengikuti Seungwan akan berjalan mulus tetapi apa yang ia dapat? Ia hanya mendapatkan daerah apartemennya saja dan itu di daerah Myeongdong.

Sungguh ia kesal karena kinerja suruhannya yang sedikit tak becus, tapi jika dipikirkan lagi mungkin Seungwan yang terlalu pintar untuk menyembunyikan jati dirinya serta beberapa informasinya agar tak ada yang mengetahui dirinya saat ini. Chanyeol tau bagaimana rasanya menjadi Seungwan yang harus dihina ketika kabar itu tersebar pada kampus yang ia singgahi. Berbagai macam cacian dan hinaan untuk Seungwan sangat begitu pedih dan menyakitkan. Chanyeol pada saat itu hanya bisa melihat dengan dingin tanpa mau membantu wanitanya. Padahal hatinya begitu tersakiti melihat Seungwan yang menangis pilu menolak tudingan untuk dirinya. Tapi karena egonya lagi Chanyeol tak peduli.

Menyesal? Chanyeol sangat menyesal mempertahankan egonya. Karena egonya, wanita yang ia cintai harus pergi dan membenci dirinya amat sangat. Terlihat dari cara ia menutupi identitas dan informasi mengenai dirinya. Satu hal lagi yang ia sesali, ia tak bisa merengkuh atau sekedar menyapa anak kandungnya. Anak kandung yang ia tolak kala itu, anak yang ia pikir membawa masalah untuk dirinya kelak tapi pada akhirnya ia hanya bisa menyesalinya karena anaknya tumbuh dengan baik dan begitu pintar jika ia lihat kemarin.

Layaknya nasi menjadi bubur, Chanyeol hanya bisa merutuki semua yang ia alami saat ini. Penyesalan memang datang di akhir bukan. Dimana, ia juga tidak bisa melihat pertumbuhan si kecil berambut coklat yang ia ketahui memang itu anak kandungnya dari informasi yang ia dapatkan. Ia juga tak tau siapa nama anaknya itu karena suruhannya juga tidak mendapatkan informasi yang akurat. Chanyeol hanya menghembuskan nafasnya kasar.

"Kemana lagi aku harus mencarimu, Seungwan-ah" lirihnya seraya melihat foto dirinya dan Seungwan yang begitu bahagia.

"Aku begitu merindukanmu. Maafkan aku yang bajingan ini" lanjutnya dengan setetes air mata terjatuh tatkala ia terus memandang dan mengelus foto itu lembut. Hatinya begitu sesak menahan rindu amat dalam pada gadis berambut coklat tersebut.

"Daepyeonim" panggil sekretarisnya di ambang pintu. Chanyeol langsung menghapus air matanya yang terjatuh tadi seraya menatap sekretarisnya tersebut.

"Ada apa, Junmyeon-ssi?" tanyanya dengan tubuh kembali ia tegakkan. Suho mendekati meja sang atasan seraya memperlihatkan jadwal-jadwal meeting serta pertemuan di salah satu yayasannya.

"Maaf jika saya lancang, daepyeonim. Tadi saya sudah mengetuk pintu tetapi tidak ada jawaban di dalam, akhirnya saya memutuskan untuk langsung masuk saja" ujar Suho menundukkan kepalanya. Chanyeol terkesiap sejenak, kerinduan atas gadisnya membuat sekitarnya menjadi bisu sesaat. Apakah separah itu rindunya pada Seungwan? sepertinya memang iya.

"Tak masalah, Junmyeon-ssi. Apakah ini jadwalku nanti?" tanya Chanyeol seraya melihat berkas-berkas yang tadi di serahkan oleh Junmyeon.

"Ne, daepyeonim. Setelah ini anda ada kunjungan rutin ke yayasan yang berada di daerah Incheon" ujarnya dan langsung di angguki oleh Chanyeol. Ia menutup lembaran demi lembaran berkas dengan jadwal rutinnya itu seraya meletakkannya di atas meja.

SINGLE'S MOM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang