"Jadi lo sekarang pacaran ni sama ka Mark?" Tanya Wendy begitu antusias dan penasaran.
Saat ini mereka sedang berada di taman rumah sakit. Tadi Wendy izin mengajak Fei berbicara empat mata. Ia ingin memastikan bahwa Fei menerima kakanya tanpa paksaan.
Mendengar pertanyaan Wendy, Fei tersipu malu pipinya memerah. Dirinya mengangguk mengiyakan menjawab pertanyaan Wendy. Sedangkan Wendy terkekeh geli melihat wajah malu Fei.
"Lo ngegemesin banget si Fei, pantesan Kaka gue suka banget sama lo." Ucap Wendy disertai tawanya.
Mereka berdua pun berbincang, topiknya memang tidak jauh-jauh dari kakanya Mark. Wendy ingin Fei tau sifat buruk kakanya yang temperamental, ia takut tiba-tiba kakanya hilang kendali dan itu membuat Fei terkejut bahkan takut. Ia tidak ingin Fei meninggalkan kakanya karena melihat sifatnya itu.
Saat tengah serius berbincang, dering telfon dari ponsel Wendy menghentikan percakapan mereka. Wendy pun merogoh tasnya dan melihat siapa yang menelfon dirinya.
Ternyata itu Mark, kakanya. Dengan segera Wendy mengangkat telfon itu. Ia men loadspeaker ponsel nya. Baru mau menyapa, kakanya lebih dulu marah-marah padanya.
"Dek, lo bawa kemana si pacar gue! Katanya tadi 10 menit doang. Sekarang udah stengah jam. Fei lo biarin pulang ya? Awas aja lo dek." Ucap Mark kesal di akhiri pertanyaan curiga nya.
Fei yang mendengar tuduhan tak berdasar dari Mark, menatap ke arah Wendy seolah meminta izin berbicara. Wendy yang paham mengangguk kan kepala nya bahwa ia mengizinkan.
"Engga ka Mark aku masih di sini sama Wendy. Tadi kan kamu ga boleh in aku pulang, lagian aku udah janji ko, aku orangnya ga ingkar." Ucap Fei lembut menenangkan Mark.
Wendy mendengar itu semua, ia bahagia Fei berkata lembut pada Kaka nya. Biasanya jika Mark berbicara seperti itu, ia pun selalu menjawab dengan nada sama dan itu membuat ia juga mark bertengkar seharian.
"Aku kira kamu pulang sayang. Yaudah sini cepetan keruangan aku, aku kangen kamu, mau peluk biar cepet sembuh." Rengek mark dengan manja nya.
Wendy memutar bola matanya malas, ia mual mendengar kakanya berbicara seperti itu. Sedangkan Fei tertawa melihat Wendy yang mual-mual seakan ingin muntah.
"Iya, aku keruangan Kaka sekarang." Ucap Fei. Mark langsung mematikan panggilannya setelah kekasihnya itu berkata akan keruangan nya.
Wendy berdecak kesal. Bahkan ia belum berkata apa-apa dari tadi, tapi sudah keburu dimatikan telfon nya.
Mereka berdua pun bergegas menuju ruangan Mark. Sesampainya di ruangan Mark, Fei segera menghampiri Mark yang tengah mengulurkan tangan nya kedepan pertanda minta dipeluk. Memeluk mark sebentar kemudian duduk di kursi samping brankar Mark. Sedangkan Wendy ia memilih duduk di sofa yang ada diruangan.
Mark mendengus kesal karena Fei hanya memeluknya sebentar. Ia mengerucutkan bibirnya ke depan dan kakinya ia hentak-hentakan diatas brankar.
Fei bingung melihat perilaku Mark. Ia mencoba bertanya pada Wendy dengan matanya. Wendy hanya mengangkat bahunya tidak tahu.
"Ka, kenapa? Fei ada salah? Ko ngambek gitu." Tanya Fei lembut.
Wendy tak habis fikir, Fei ini bisa-bisa nya sabar menghadapi kelakuan kakanya yang random. Kadang marah, kadang manja ga jelas. Ia kalo jadi Fei sudah ia tinggalkan kakanya itu. Biarkan saja menangis sendirian.
"Kamu peluknya sebentar, aku marah." Ujar Mark ngambek. Fei menghela napas sabar, jadi hanya karena ia memeluk Mark sebentar laki-laki ini marah?.
Dengan perasaan dongkol, tersenyum kearah Mark lalu ia membawa mark kedalam pelukannya lagi. Ia harus extra sabar, ia tidak boleh mengecewakan Wendy.
"Sini sayang naik ke ranjang aku, nanti kamu pegel peluk posisi gini." Pinta Mark. Fei pun menuruti permintaan nya. Ia mendudukan dirinya disamping Mark.
Tapi kemudian Fei kaget saat tiba-tiba Mark mengangkatnya, lalu mendudukan dirinya diatas pangkuan Mark. Mark langsung menelusupkan kepala di dada Fei dan mendusel-dusel kan kepala nya.
Fei tentu terkejut, ia tidak pernah berdekatan dengan laki-laki se intim ini. Ia bergerak gelisah, benar-benar tak nyaman. Sedangkan Mark meringis menahan junior nya yang tegang karena pergerakan Fei.
"Sayang berhenti bergerak atau kau akan kehilangan perawanmu saat ini juga." Pinta mark dengan suara beratnya yang tengah menahan gairah.
Fei langsung berhenti bergerak. Ia mendadak kaku saat mulai merasakan sesuatu yang menonjol di bawah. Wajah nya menengok kearah Wendy berniat meminta pertolongan, tapi ternyata Wendy saat ini sedang tertidur pulas di sofa. Pantas saja suaranya tidak terdengar sedar tadi.
"Tidak apa sayang. Aku janji tidak akan berbuat macam-macam. Asalkan kau tidak bergerak maju mundur seperti tadi, itu membuatku tegang." Ungkap mark mesum. Lalu lanjut bermanja-manjaan di dada Fei. Fei memukul bahu mark pelan, ia sungguh malu.
Saat Mark sedang asik bermanja-manjaan dengan kekasihnya itu. Tiba-tiba saja pintu ruangan terbuka kasar. Hal itu membuat Mark, Fei dan juga Wendy yang tengah tertidur kaget. Mereka mengalihkan tatapannya ke arah pintu untuk melihat siapa yang datang.
"Halow epribadeh, Damian ganteng dateng bersama pasukan." Teriak Damian.
"Buset Mark, lo kalo buat dede gemes tau tempat dong. Katanya kaya 5o turunan masa ga modal" lanjut Damian tak kalah heboh saat melihat posisi intim Fei dan Mark. Teman-teman yang lain pun melotot kaget melihat Fei dan Mark sekarang.
Hal itu pun tidak luput dari pandangan Kelv yang memang ikut menjenguk Mark. Ia menatap tajam Mark yang sedang memangku adik nya.
Fei yang melihat kedatangan semuanya dan sadar akan tatapan tajam Kelv, ia merasa malu. Lalu hendak turun dari pangkuan Mark, tapi pinggangnya keburu di tahan Mark.
"Biarkan saja sayang, jangan memperdulikan tamu tidak diundang seperti mereka." Ucap Mark dengan santai nya. Ia tidak menyadari tatapan nyalang yang di berikan Kelv padanya.
Dengan emosi Kelv menghampiri Mark dan langsung melayangkan pukulannya. Lalu menyuruh Fei turun dari pangkuan Mark.
"Fei turun." Kata Kelv penuh penekanan di setiap katanya. Setelah Fei turun, Kelv langsung menarik Fei pergi dari ruangan.
Sedangkan yang lainnya masih terkejut dengan kejadian tadi. Batin mereka bertanya-tanya ada hubungan apa antara Kelv dan Fei.
Mark bergeram marah saat ini. Ia tidak masalah Kelv memukul nya, yang jadi masalah adalah ia tidak terima Kelv membawa kekasihnya pergi begitu saja.
~Lihat saja besok apa yang akan ku lakukan~ batin mark, bibirnya tersenyum miring mengatur rencana di otak nya.
*******
Thank you ya! Buat kalian yang masi tunggu cerita ku, makasih juga buat kalian yang ngasih semangat buat aku 🤗.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive [HIATUS]
Fantasy[21++] "Kaka terlalu possesive, aku gasuka dan aku mau kita putus" Ujar Fei dan meninggalkan kekasih nya sendirian. "Putus? Kamu mau aku mati perlahan sayang? Okei kalo itu yang kamu mau" Ucapnya lirih melihat kepergian Fei. Dengan mata menyorot pen...