"Sayang, bagaimana? Kamu lebih suka Mansion ini atau Apartement yang tadi?" Tanya Mark lembut.
Mark saat ini tengah mengajak gadisnya untuk memilih tempat tinggal untuk nya nanti, ah lebih tepatnya mereka berdua.
Fei sangat antusias melihat-lihat berbagai ruangan yang ada di dalam Mansion ini. Ia begitu tak sabar meninggalkan Mansion keluarga Wilson dan hidup bahagia terbebas dari kekangan keluarga itu.
Mark terkekeh melihat gadisnya yang begitu menggemaskan saat tangan-tangan mungil nya menyentuh beberapa barang diruangan yang saat ini mereka lihat. Matanya memancarkan sinar kekaguman saat menelusuri arsitektur bangunan di Mansion ini.
"Sayang, bagaimana hm?" Tanya ulang Mark.
"Aku mau Apartement tadi saja." Ucap Fei lesu, saat mengingat harga Apartement yang tadi ia datangi.
Apartement itu saja sudah Milyaran rupiah, bagaimana dengan Mansion mewah ini? Sungguh Fei tak bisa membayangkan berapa uang yang harus dikeluarkan kekasihnya itu. Memikirkan nya membuat dirinya sungguh pusing.
Mark menatap tak suka melihat gadisnya tertunduk lesu. Padahal baru beberapa saat lalu ia melihat senyum manis gadisnya yang mampu menular pada semua orang yang melihatnya.
"Oke kita beli mansion ini." Final Mark.
"Ak..." ucap Fei terputus saat jari tangan Mark berada di depan bibir nya.
"Sttt... aku tau kamu suka Mansion ini sayang." Ucap Mark lembut.
Fei menghempaskan paksa jari Mark yang berada didepan bibirnya. Mencebik kesal kearah kekasihnya itu, ia sungguh tak membutuhkan Mansion ini. Meskipun ia menyukainya, tapi ia rasa untuk sekarang sangat berlebihan tinggal di Mansion seorang diri.
"Aku sudah katakan tidak perlu, lagipula walaupun aku menyukainya tapi sungguh aku tidak membutuhkannya, Mansion ini terlalu besar jika aku tempati sendiri." Kesal Fei, menghentakan kakinya ke lantai. Hal itu membuat Mark gemas melihat tingkah laku kekasihnya ini.
"Siapa bilang kamu akan tinggal sendiri sayang?" Ujar Mark santai, tangannya merengkuh pinggang kekasihnya, mengajak nya kembali berjalan mengelilingi Mansion.
"Hah?" Bingung Fei.
Mark menoleh kearah Fei tersenyum manis, lalu mengecup singkat bibir mungil kekasihnya.
"Kamu pikir aku akan membiarkan mu tinggal sendirian tanpa pengawasan ku hm? Tentu saja tidak, sebelum orang tua mu kembali aku akan ikut tinggal bersamamu sayang. Bedua, hanya kita berdua" bisik Mark dengan senyum.
Wajah sumringah nya saat mengatakan hal itu sungguh membuat Fei mendengus kesal. Tak menampik jantung nya yang juga ikut berdegup kencang hanya karena mendengar perkataan tersebut.
Bukan.
Bukan degupan karena ia senang, tapi lebih karena takut. Mau apa kekasihnya ini tinggal bersama dengannya? Kalo begini ceritanya semakin susah untuk ia mencari kebebasan.
Fei hanya berharap semoga kedua orang tuanya segera menyelesaikan urusan nya disana. Ia tidak ingin berlama-lama tinggal berdua dengan spesies seperti Mark.
^_^
Fei menghela nafas pasrah saat Mark lagi-lagi berbuat sesuka hatinya. Pria itu terus mengaturnya tanpa henti. Bahkan pria itu saat ini tengah mengurung dirinya di dalam mansion yang baru kemarin dibeli pria itu.
"Mark, aku mohon biarkan aku sekolah hari ini." Rengek ku.
"Tidak." Jawabnya singkat.
Menarik Fei untuk duduk diatas pangkuannya. Menghirup rakus aroma tubuh gadisnya yang begitu candu, terakhir ia melumat bibir gadisnya dengan menggebu-gebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive [HIATUS]
Fantasy[21++] "Kaka terlalu possesive, aku gasuka dan aku mau kita putus" Ujar Fei dan meninggalkan kekasih nya sendirian. "Putus? Kamu mau aku mati perlahan sayang? Okei kalo itu yang kamu mau" Ucapnya lirih melihat kepergian Fei. Dengan mata menyorot pen...