11. Kencan?

2.6K 101 1
                                    

"Sayang, sini jangan jauh-jauh dari aku." Geram Mark saat melihat Fei perlahan menjauh dari sisinya.

Saat ini Fei dan Mark tengah berjalan-jalan di sekitar taman kota. Awalnya Mark senang, Fei dengan antusias sendiri nya menggenggam tangan dan menggandeng nya saat mereka berjalan menelusuri setiap penjual makanan yang ada disini.

Tentu saja Mark sangat senang melihat kekasih nya begitu antusias berjalan bersamanya. Apalagi ini adalah kencan pertama mereka berdua.

Fei menggeleng keras, ia segera berlari kecil pergi menuju kedai coffe yang ada di sana. Mark berdecak kesal melihat tingkah Fei yang menjauhinya seperti tadi. Lantas pergi menghampiri Fei yang tengah duduk.

"Kamu kenapa menjauh dari aku tiba-tiba gitu? Aku gasuka." Sinis Mark seraya menghisap rokok di tangan nya.

Fei hanya diam saja, ia malah lebih memilih meninggalkan nya sendiri entah untuk memesan apa di kedai coffe tersebut.

Tak lama Fei keluar dengan 2 coffe di tangan nya. Ia menyerahkan salah satunya kearah Mark lalu berjalan kembali meninggalkan Mark.

Mark mengernyitkan dahinya bingung, ia sungguh tak mengerti dia jalan pikiran kekasihnya itu. Meninggalkan nya sendiri kemudian memberikan nya segelas mungkin americano kesukaannya. Tak ingin berlarut dengan kebingungan nya, Mark segera menyamakan langkahnya dengan Fei.

"Aku ga suka cowo ngerokok." Ucap Fei santai tanpa mengalihkan pandangannya kearah depan, saat Mark sudah mulai berjalan disebelah nya.

Mark menghentikan langkahnya sejenak, kemudian mematikan rokok yang tengah dihisap nya tersebut. Lalu kembali menyusul kekasihnya. Apa karena ini kekasihnya itu tiba-tiba menjauhi nya? Kalau dipikir kembali memang semenjak ia menyalakan sebatang rokok Kekasihnya itu langsung melepas pergelangan tangan nya.

Bodoh, kenapa ia tak menyadarinya dari awal.

"Kamu tau kan, perokok pasif itu lebih berbahaya dari pada perokok aktif? Selain untuk kesehatan diriku, aku juga tak mau orang yang ku sayangi pendek umur." Ucap Fei sinis.

"Lagi pula aku punya penyakit asma, aku gamau penyakitku kambuh karena rokok kamu." Lanjut Fei menghela nafas berat.

Mendengar perkataan kekasihnya, Mark dengan lembut menarik pergelangan tangan kekasihnya itu agar menghadap kearah nya.

"Maaf, aku gatau. Aku janji itu terakhir kalinya kamu liat aku ngerokok." Ucap Mark lembut, diakhiri ciuman lembut yang mendarat di dahi Fei.

"Minum dulu, nafas kamu bau rokok." Decak Fei, tangan nya mengibas-ngibas didepan hidung mancung nya.

Mark terkekeh melihat tingkah lucu ke kasihnya, ia segera meneguk minuman yang tadi di berikan Fei. Dahinya sedikit mengernyit merasakan rasa dalam cup yang ia rasakan.

Hambar.

Walaupun begitu Mark tetap meneguk minuman itu sampai habis. Fei yang melihat itu tentu saja tertegun, ia baru menyadari betapa tampan nya kekasih menyebalkan nya itu. Apalagi melihat jakun kekasihnya yang naik turun seiring dengan telan an air putih yang ia berikan tadi.

 Apalagi melihat jakun kekasihnya yang naik turun seiring dengan telan an air putih yang ia berikan tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tau aku tampan sayang, tapi liatin nya biasa aja. Aku nanti salah tingkah kalo diliatin kamu terus." Pede Mark.

"Dih" gerutu Fei

Bukan nya salah tingkah ke gap sedang memandang kekasihnya, justru Fei mendengus kesal karena mendengar kepercayaan diri Mark.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Saat ini Wendy dkk dan Kelv dkk sedang berkumpul di kediaman Wendy dan Mark tentunya. Mereka semua sedang menunggu kedatangan Mark dan Fei kembali ke mansion. Tadi Mark menghubungi Wendy, mereka akan segera pulang setelah maghrib katanya.

Tapi sampai sekarang pukul 7 malam tidak ada tanda-tanda kedatangan mobil Mark. Kelvin menggeram kesal, ia benar-benar di uji kesabaran dan emosi nya dengan Mark. Untung saja ada Selena yang senantiasa disamping nya, memberikan ketenangan agar ia tak lepas control.

Suara deru mobil tak lama memasuki pekarangan mansion, Kelv dengan tergesa keluar menghampiri Mark yang tengah membukakan pintu samping kemudi yang ia yakini Fei didalam nya.

Bugh
Bugh
Bugh
Bugh

"Anjing, kurang ngajar lo. Berani-berani nya nyulik adek gue. Lo gatau betapa khawatir dan takutnya gue kehilangan Fei untuk kedua kalinya." Maki Kelv melayangkan pukulan bertubi-tubi pada Mark.

Mark tentu saja hanya diam tak melawan. Ia sadar bahwa ia salah. Mungkin kalau bukan calon Kaka iparnya ia akan membalas pukulan ini berkali-kali lipat dari yang di terima.

Tak ada yang berani melerai keduanya. Fei yang melihat Mark sudah babak belur segera melindungi Mark dengan memeluknya dari depan. Sontak Kelv menghentikan pukulannya, ia cukup waras untuk tidak memukul adik kesayangan nya itu.

Cih

Kelv berdecih melihat bagaimana Fei melindungi Mark dari pukulannya. Adik nya ini benar-benar sudah diracuni otak nya oleh Mark. Kembali menatap kearah Mark, Kelv memberikan peringatan dengan tegas.

"Kali ini gue maafin. Kalo lo ngelakuin hal-hal kaya gini lagi. Bukan cuma gue yang kehilangan Fei, tapi lo juga. Lo gatau apa yang terjadi, jangan gegabah anjing." Peringat Kelv diakhiri makian pada kalimatnya.

Kelv kemudian menarik Fei untuk masuk kedalam mobilnya. Tanpa kata, ia meninggalkan mansion dengan amarah yang masih meluap-luap.

Disisi lain, Wendy segera menahan kakanya yang hendak kembali masuk ke mobil menyusul Kelv dan Fei. Dengan paksaan Wendy menggeret kakanya untuk segera ia obati luka pukulan yang dilayangkan Kelv.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Bang, kenapasih? Gasopan tau. Puter bang, Fei khawatir sama Mark. Abang ga liat tadi dia lebam-lebam gitu? Ko Abang gitu sih sekarang? Aku kecewa banget sama Abang." Ucap Fei dengan nada tinggi.

Kelv semakin emosi mendengar adiknya berbicara seperti itu, ia tak menyangka adik kesayangan nya sekarang sudah berani memberontak hanya karena laki-laki sialan itu.

"HARUSNYA KAMU LEBIH KHAWATIR SAMA DIRI KAMU SENDIRI FEILYSHA. KAMU GA INGET KEJADIAN DULU? SIAPA YANG TAU KALAU MARK GA PUNYA SIFAT SEPERTI DIA?!" Bentak Kelv, ia segera menepikan kendaraannya, ia masih sayang nyawa tentunya. Tak berani juga ia membawa mobil dalam keadaan amarahnya yang sedang memuncak.

Wajah Fei tertunduk mendengar bentakan abang nya. Ia sangat paham sekali, kalau abangnya sudah memanggil nama lengkap nya, berarti ia benar-benar sedang marah pada Fei.

Tubuh Fei bergetar, ia menahan tangisan nya. Ini kedua kalinya Abang nya membentak nya, pertama waktu ia menemui seseorang yang pernah menghancurkan hidup nya selama beberapa tahun setelah kejadian mengerikan tersebut, dan kedua sekarang.

Fei tak bermaksud membuat Abang nya marah. Ia sadar ia salah, ia tau abangnya sedang kalut. Tapi tetap saja, Fei yang begitu keras kepala menghiraukan itu semua dan sekarang ia menyesal.

"Maaf bang maaf" lirih Fei. Ia tak berani menatap Abang nya sekarang.

Tak lama, Fei merasakan pelukan hangat dari samping nya. Fei membalas pelukan Abang nya itu, tangisnya pecah saat abangnya mulai mengusap-usap rambutnya dengan lembut.

"Abang yang minta maaf, maaf Abang khilaf udah bentak kamu tadi." Ucap Kelv lembut.

"Sekarang kita pulang ya, udah jangan nangis lagi adik cantiknya Abang." Ujar Kelv menenangkan, sebelum kembali melajukan mobilnya, ia mengecup puncak kepala adiknya dengan sayang seraya mengucapkan kata maaf dalam hatinya.

Maaf, Maaf, Maafin Abang.

Possessive [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang