30. Dia

1.4K 67 10
                                    

"Aunty Amber!" Teriak Sherly saat melihat aunty kesayangan nya ada disini. Berlari menuju Amber dengan rentangan tangan meminta di gendong.

"Aduh keponakan Aunty udah besar makin berat aja." Canda Amber, membuat Sherly cemberut.

Tatapan nya beralih pada seorang gadis di samping aunty kesayangan nya. Matanya berbinar saat melihat gadis cantik yang bersama aunty nya. Fyi, Sherly adalah penggemar gadis-gadis cantik yang berasal dari Asia. Ia dan Mommy nya merupakan fangirl dari salah satu girlgroup di Korea.

"Ka Will, ngapain kesini?Tumben banget" Tanya Amber saat melihat beberapa barang belanjaan di genggaman William.

"Anter Sherly belanja keperluan melukis nya, kamu sendiri ngapain disini?" Tanya balik William.

"Itu, Amber abis beli kado buat ka Anna." Jawab Amber, matanya melirik Fei yang tengah menatap nya curiga.

"Ulang tahun istriku masih sebulan lagi jika kau lupa Amber." Tukas William, pusing dengan tingkah laku adik ipar nya.

Amber menyengir mendengar perkataan William. Sebenarnya membeli kado hanyalah akal-akalan Amber agak sahabat barunya ini mau diajak untuk bersenang-senang hari ini. Pasti sehabis ini Fei langsung marah padanya.

"Abis ini langsung pulang? Titip salam buat ka Anna." Ujar Amber.

"Iya." jawab William singkat, matanya beberapa kali melirik Fei yang berdiri disamping Amber. Melihat itu, Amber menepuk kening nya lupa.

"Oh iya, kenalin ka dia Fei sahabat baru ku di universitas." Ucap Amber memperkenalkan Fei pada William sang kaka ipar.

"Kaka tau."

"Fei? Office girl dikantor pusat Ardolph Company, right?" Lanjut William menatap Fei dengan senyum miring nya.

"Ah iya" sahut Fei pelan, kepala nya menunduk malu. Mencoba memberanikan diri, Fei kembali mengangkat kepala nya, mata nya bertatapan dengan William yang masih menatap nya intens.

"Maaf bolehkah saya bertanya?" Tanya Fei hati-hati. Sedangkan William mengangguk saja, toh hanya bertanya apa salah nya?

"Maksud Tuan William memberikan saya sebuah gaun tadi siang untuk apa ya?." Tanya Fei lagi. Amber menatap terkejut kearah Fei dan Kaka ipar nya. William hanya terkekeh mendengar pertanyaan yang di lontarkan Fei. 

"Kau sudah berapa lama bekerja disana? Kau belum tau juga." Ujar William santai, tangan nya mengarah kedepan Amber, mengambil kembali sang putri kedalam gendongan nya.

"Maksudnya?" Fei mengernyitkan dahinya bingung dengan perkataan William.

"Ah sudahlah tak perlu di pikirkan, kau akan tau nanti. Jadi bisakah aku dan putriku pergi dari sini?" Tanya William. Fei hanya menganggukkan kepala menjawab perkataan bos nya, mana berani ia melarang-melarang nya.

Sebelum benar-benar pergi, William menghampiri Amber dan membisikkan sesuatu yang dipastikan Fei tidak bisa mendengar nya, melihat jarak mereka lumayan jauh.

"Dia gadis itu." Bisik nya pelan.

Masih dengan keterkejutan nya, Amber tersentak kaget saat bahunya di pukul oleh Fei yang jengah melihat Amber hanya berdiam diri seperti orang bodoh di tengah jalan.

"Hm, sebulan lagi. Sepertinya kau sangat menyayangi Kaka mu itu." Sindir Fei. Amber terkekeh melihat ekspresi kesal Fei.

"Sorry, Abis nya kalo di ajak have fun susah banget." Keluh Amber.

*******

Fei saat ini tengah berjalan kaki menuju Apartemen kecil nya. Beberapa kantong belanjaan di tangan kanan kirinya sama sekali tak menyurutkan semangat Fei untuk terus berjalan menuju Apartmen nya. Padahal bisa saja Fei memesan Taxi mengingat banyak nya kantong belanja yang perlu ia bawa.

Possessive [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang