6 bulan sudah hubungan Mark dan Fei terjalin. Selama 6 bulan itu pula Fei dipusingkan dengan kelakuan Mark yang selalu berubah-ubah.
Pacarnya ini terkadang sangat super manja dan possesive hingga membuatnya ingin menghilang saja dari bumi. Terkadang juga uring-uringan tak jelas hanya karena masalah sepele.
Contohnya seperti sekarang, Fei tengah dipusingkan dengan Mark yang marah padanya karena melihat Fei berbicara dengan guru muda dikelas nya tadi. Fei yang mempunyai sifat cuek pun tak peduli dengan kemarahan Mark. Justru sikap Fei itulah yang membuat Mark uring-uringan sejak jam istirahat hingga bell pulang berbunyi.
Mark terlampau kesal dengan kekasihnya itu, padahal ia sedang marah karena cemburu. Tapi kekasihnya itu malah bersikap cuek dan menghiraukan dirinya. Apakah tidak ada niatan dalam diri kekasihnya untuk membujuk dirinya?
"Fei, bujuk Kaka gue gih, capek banget gue diteror terus sama Kaka gue." Wendy menghela napas kesal. Sejak tadi ponsel nya terus berbunyi lantaran kakanya selalu mengirimi pesan-pesan agar ia dapat membujuk Fei untuk membujuk kakanya.
Aneh memang, tapi itulah kenyataan nya. Mana ada orang seperti Kaka nya itu, dia yang marah tapi dia juga yang memaksa ingin dibujuk. Wendy menggelengkan kepala nya pusing melihat kebucinan kakanya yang sudah overdosis.
"Biarin aja, ngambek mulu kerjaan nya. Gue rasa dalam hubungan ini peran nya kebalik deh, mestinya cewenya yang ngambekan gasi?" Tanya Fei kebingungan, menatap Wendy dengan raut wajah polos.
Wendy tertawa mendengar perkataan dan pertanyaan Fei. Tak salah memang, ia juga heran sebenarnya. Kemana kakanya yang dingin itu? Setelah kehadiran Fei, Wendy lebih sering melihat kakanya yang berbicara lembut dan sering tersenyum. Walau kakanya bersikap seperti itu hanya dengan Fei, tapikan terkadang ia ada disana menyaksikan kedua nya.
"Terserah lo deh Fei, gue mau ngungsi kerumah sepupu gue dulu. Kalo dirumah pasti diteror terus sama Kaka gue. Yaudah gue balik ya, lo hati-hati." Pamit Wendy meninggalkan Fei seorang diri.
Selena, Joy dan Yeri sudah pulang sedari tadi, Fei dan Wendy pulang terlambat karena ada urusan dengan pelatih dance mereka. Fei terpilih menjadi ketua dance, sedangkan Wendy ia menjadi bendahara nya. Minggu depan mereka akan melangsung kan perlombaan, jadi Fei dan Wendy di tugaskan mengurus costum lomba untuk minggu depan.
Sedangkan Mark dkk nya, mereka sedang ada eskul basket, mau tidak mau Fei akan pulang sendiri hari ini. Lagipula ia tengah bertengkar dengan kekasihnya, terlalu malas melihat wajah datar dan dingin kekasihnya itu.
Saat ini Fei sedang menunggu ojek online yang dipesan nya tadi, jika Mark tau ia pulang menggunakan ojek online, sudah pasti kekasihnya itu akan marah-marah pada dirinya. Alasannya hanya karena ia tak rela Fei dibonceng laki-laki selain dirinya dan Abang nya. Memang sudah sinting kekasihnya itu, dia fikir Fei bisa memilih driver ojek online nya sendiri?
Tin Tin Tin
Suara klakson motor mengejutkan Fei yang tengah fokus dengan ponsel di tangan nya. Di atas motor terdapat Mark yang tengah menepuk jok belakang motor bermaksud menyuruh Fei duduk disana.
Fei menggelengkan kepala nya bermaksud menolak. Bukan nya apa, ia kan tadi sudah memesan ojek online, lagi pula sebentar lagi ojek nya itu datang. Tak mungkin kan ia meng cancel nya.
"Naik Fei" ucap Mark dingin.
Fei mengabaikan perkataan Mark, ia kembali memperhatikan ponselnya yang tengah memperlihatkan posisi driver nya berada.
"Fei, naik atau aku lempar ponsel kamu." Geraman terdengar saat Mark mengucapkan itu.
Fei menghela nafas nya, mendongakan kepala nya menatap Mark, lagi dan lagi Mark berbuat sesuka hati. Ia benar-benar sudah capek dengan sikap Mark yang selalu berubah-ubah.
"Gabisa, aku udah pesen ojek online. Sebentar lagi juga sampe ko." Ucap Fei berusaha bersabar.
Mark melepaskan helm nya, lalu turun dari motornya berjalan kearah Fei. Menarik tangan Fei paksa agar mengikutinya menuju motor.
"Lepasin ih, driver nya sebentar lagi sampe. Lagian Kaka ngapain disini sih, Kaka harusnya latihan basket sekarang kan? Udah sana pergi aja latihan, aku bisa pulang sendiri. Ini juga apaan pegang-pegang, katanya lagi mode ngambek." Ujar cemberut Fei sungguh terlihat menggemaskan dimata Mark.
Mark mendengus kesal mendengar perkataan terakhir Fei, kalo sudah begini mana bisa Mark ngambek lama-lama, bisa gila ia jika tak berdekatan dan berpura-pura tak peduli dengan kekasihnya.
"Kamu lebih penting dari basket, aku ga mungkin biarin kamu boncengan dengan laki-laki lain. Kamu tau kan peraturan nya? Masih berani pergi sama ojek online? Kamu mau aku hajar driver ojek kamu lagi, hm?" Ucap Mark tersenyum menunjukan seringai nya.
Fei menggeleng lemah, ia tak mungkin mengorbankan kembali driver ojek online untuk menjadi samsak kekasihnya itu. Cukup sekali saja waktu itu, kekasihnya benar-benar sinting dan tak pernah bercanda dengan perkataanya.
"Jangan. Iya aku ikut, tapi tunggu driver nya sampe dulu, kasian kalo dia nyariin." Ucap Fei dengan wajah melas nya. Mark mengangguk singkat.
Tak lama driver ojek yang ditunggu akhirnya datang. Sebelum Fei menghampiri driver tersebut, Mark sudah lebih dulu menghampirinya. Entah mengatakan apa, terlihat Mark memberikan uang kepada sang driver, tak lama driver tersebut pergi.
"Udah kan? Ayo naik sayang."
Mark menarik tangan Fei menuju motornya, memasangkan helm di kepala Fei dan dirinya, memberikan jaketnya dan membantu Fei untuk naik keatas motornya. Dengan kecepatan sedang, mark melajukan motornya. Ia ingin berlama-lama dengan kekasihnya, karena sehabis ini ia akan langsung kembali ke sekolah untuk latihan basket.
"Kenapa baru pulang?" Tanya Mark saat di lampu merah.
"Abis ketemu bu hwasa, disuruh ngurus costum buat lomba minggu depan." Ucap Fei sambil merapihkan rambutnya kebelakang.
"Maaf aku gabisa anter." Ucap Mark, mengelus paha mulus Fei yang tertutup jaketnya.
Modus ~pikir Fei.
"Dih, siapa juga yang minta anter Kaka." Ucap Fei sinis. Ia hanya kesal dengan perlakuan Mark yang mengelus pahanya di tempat umum, membuat beberapa pengendara menatap kearah keduanya.
"Sayang" Peringat Mark.
"Kamu akan dianter supir aku nanti, inget jangan pilih costum yang terlalu terbuka." Ucap Mark. Fei mengangguk mengiyakan, tak lama lampu hijau kembali menyala, Mark kembali melajukan motornya melanjutkan perjalanan mereka. Sebelum pulang, Mark menyempatkan dulu mampir ke salah satu tempat makan. Ia tau kekasihnya itu belum makan apapun sedari pagi.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive [HIATUS]
Fantasy[21++] "Kaka terlalu possesive, aku gasuka dan aku mau kita putus" Ujar Fei dan meninggalkan kekasih nya sendirian. "Putus? Kamu mau aku mati perlahan sayang? Okei kalo itu yang kamu mau" Ucapnya lirih melihat kepergian Fei. Dengan mata menyorot pen...