[31] :: Penjelasan

93 9 2
                                    

Now Playing
Here's Your Perfect - Jamie Miller

Now PlayingHere's Your Perfect - Jamie Miller

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab Tiga Puluh Satu|Penjelasan

"Terkadang, Nan, lo harus nggak peduli dengan orang-orang di sekitar lo kalau mereka cuma bisa untuk membuat lo merasa sakit."

❄️❄️❄️

Keesokan paginya Keenan lebih banyak diam. Ia hanya sesekali untuk merespons pertanyaan atau ucapan ayah dan bundanya. Seperti saat ini, ia menganggukkan atau menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan bundanya.

Jawaban Kenzie kemarin cukup meyakinkan. Keenan juga percaya kalau tak akan ada rahasia antara mereka. Rasa percaya akan selalu lebih mendominasi karena hal tersebut yang menjaga sebuah hubungan. Namun, tuduhan dari Juned masih terus memenuhi pikirannya.

"Keenan, kamu mikirin apa, sih? Ada masalah?" Pertanyaan Namira berhasil membuat Keenan mendongak.

Keenan mengulum bibirnya lalu menggelengkan kepalanya pelan. Sesekali sendoknya berdenting dengan piring, entah kenapa ia jadi gugup sendiri.

"Keenan?" panggil Namira sekali lagi.

"Keenan boleh tanya sesuatu ke Bunda?"

Namira memberikan cengiran lebar mencairkan suasana. "Biasanya juga langsung nanya. Kenapa?"

"Keenan anak kandung Bunda?" tanya Keenan langsung menghentikan segala aktivitasnya. Atmosfer sekitar mereka berubah tegang.

Namira menelan salivanya susah payah. Gerakan tangannya berhenti, jantungnya berpacu lebih cepat. Tubuhnya melemas serta otaknya bekerja lebih keras untuk mencari jawaban. Kenapa anaknya tiba-tiba bertanya seperti ini?

Sempat hening, Namira akhirnya tertawa kecil agar tidak menimbulkan kecurigaan. "Kamu ini ada-ada aja, deh. Memangnya kalau bukan anak Bunda, kamu mau jadi anak siapa?"

Keenan terpaku di tempatnya duduk. Ia menundukkan wajahnya lagi, mengaduk-aduk nasi goreng tanpa berniat memasukkannya ke dalam mulut.

"Keenan, dengerin Bunda." Namira menyentuh dagu Keenan untuk menatap matanya. "Bunda ini Bunda kamu. Ayah yang tadi berangkat ke kafe itu Ayah kamu. Kamu kenapa jadi berpikiran seperti itu?"

"Keenan ngerti, tapi apa ada yang bunda sembunyiin kalau faktanya Keenan adalah anak angkat?" Intonasi suara Keenan masih tetap tenang. Saat Namira tidak menjawabnya dengan cepat ia semakin mendesak untuk menghilangkan keraguan di hatinya. "Jawab Keenan, Bunda. Keenan butuh jawaban. Apa Bunda tahu di mana mama kandung Keenan?"

"Keenan," panggil Namira lembut.

"Keenan butuh jawaban Bunda. Kalau emang Keenan bukan anak angkat. Apa Bunda pernah merusak rumah tangga orang?" tanya Keenan telak.

TLS [2] - Keenan, Kenzie, dan Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang