[14] :: Momen Bersama

200 23 181
                                    

N o w  P l a y i n g
Isi Hati - Misellia

Selamat mengikuti kisah si dingin Keenan!

Selamat mengikuti kisah si dingin Keenan!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB Empat belas|Momen Bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB Empat belas|Momen Bersama

"Kalau kamu di situ terus saya nggak bisa pergi. Daya tariknya kuat."

❄️❄️❄️

Hari sudah mulai sore. Sejak siang tadi, keduanya saling terbuka. Membicarakan pendapat masing-masing atas masalah yang ditanyakan. Terkadang ada satu perdebatan, tapi tak menyurutkan keduanya untuk tetap saling menghargai.

Sekarang, Kenzie mencetuskan sebuah ide untuk saling bertanya tentang materi yang sudah dibaca dan dicatat. Sekadar mengetes apakah sudah dikuasai atau belum.

Keenan setuju. Ia mengubah posisi duduknya menjadi bersila di atas sofa dan berhadapan dengan Kenzie.

Keduanya saling berhadapan, bertatapan sesaat sebelum akhirnya Kenzie mengajukan diri untuk dites lebih dulu.

"Tumbuhan yang memiliki strobilus termasuk ke dalam divisi?"

Kenzie berpikir sejenak untuk mengingat. Ia menjetikkan jarinya begitu tahu jawabannya. "Pinophyta."

Keenan mengangguk disertai senyuman. Benar. Kenzie mulai menatapnya dengan serius lagi.

"Pada angiospermae, setiap butir pollen menghasilkan dua butir sperma. Apa yang dilakukan oleh dua sperma ini?"

"Sama-sama memfertilisasi sel telur?" tanya balik Kenzie. Ia tak yakin dengan jawabannya kali ini. Seharusnya benar, sih.

"Bukan." Keenan ingin menjawab jawaban yang benarnya. Tapi perempuan itu menutup mulutnya dengan jari telunjuk agar tidak dijawab.

Sontak Keenan diam terpaku. Matanya beralih melihat jari telunjuk Kenzie yang masih menutup mulutnya. Sedangkan perempuan itu sibuk memikirkan jawaban.

TLS [2] - Keenan, Kenzie, dan Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang