[24] :: Membeku

99 11 90
                                    

N o w P l a y i n g
Anyone - Justin Bieber

Selamat mengikuti kisah si dingin Keenan!

Selamat mengikuti kisah si dingin Keenan!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB Dua Puluh Empat|Membeku

"Nggak usah sok imut, jelek kalo cemberut!"

❄️❄️❄️

Kenzie memilih menunggu kedatangan Keenan di kursi taman. Ia duduk, lalu mengabari kekasihnya bahwa ia sudah berada di sini. Ia tidak mau untuk pergi ke kelas laki-laki itu.

Baru saja mengeluarkan ponselnya, Kenzie dapat melihat Keenan dari jauh tengah berlari di koridor. Senyumannya mengembang membalas senyuman tipis kekasihnya.

"Udah lama?" tanya Keenan saat sudah sampai di hadapan Kenzie.

Kenzie menggelengkan kepala pelan. "Baru aja." Refleks, ia menarik tangan Keenan untuk mengajaknya pulang. "Yuk!"

Keenan mengikuti langkah kaki Kenzie dari belakang, tangannya masih terus ditarik oleh perempuan itu. Senyumnya tidak bisa luntur, jantungnya berdebar tidak karuan.

Kenzie sudah sampai tepat di samping pintu mobil yang baru saja dibuka otomatis oleh sopir. Ia melihat genggaman tangannya yang baru ia sadari. Buru-buru ia melepasnya. "Sori, nggak sengaja."

"Nggak apa-apa," jeda Keenan mengulum bibir, "suka."

Kenzie menggeleng-gelengkan kepalanya sembari tertawa kecil. "Ada-ada aja. Ya udah gue masuk duluan ya?"

Keenan menganggukkan kepala. Kenzie masuk, diikuti olehnya kemudian. Ia kemudian mengembuskan napasnya lega saat hawa dingin mobil terasa di tubuhnya.

"Ke rumah Non?" tanya sopir seraya melihat wajah Kenzie dari kaca spion depan.

"Ke kafe kenangan Pak, yang waktu itu," jawab Kenzie tenang. Keenan menatapnya heran, sedangkan sopirnya mengangguk mengerti.

Keenan menaikkan sebelah alisnya meminta penjelasan.

"Iya, gue diizinin papa buat pergi."

Kenzie mengulas senyumannya, melihat dahi Keenan yang bercucuran keringat, ia mengambil sapu tangan yang selalu dibawa di saku roknya. Tangannya terulur mengusap keringat yang berada di dahi Keenan.

Keenan sedikit tergerak begitu tangan Kenzie mengusap dahinya. Matanya sempat bertemu cukup lama sebelum tiba-tiba mobil berjalan dan berhasil membuat Kenzie tergerak ke depan. Ia menangkap tubuh kekasihnya yang hendak terjatuh, lalu mendorongnya ke belakang lagi.

TLS [2] - Keenan, Kenzie, dan Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang