[9] :: Malam Itu

203 37 516
                                    

N o w  P l a y i n g
Untuk Hati yang Terluka - Isyana Sarasvati

Selamat mengikuti kisah si dingin Keenan!

Selamat mengikuti kisah si dingin Keenan!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB Sembilan|Panti Asuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB Sembilan|Panti Asuhan

"Jadi yang tadi bukan temen? Pacar ya jangan-jangan?"

❄️❄️❄️

Kenzie melihat langit mulai gelap. Ia melihat jam di ponselnya. Sudah hampir pukul enam sore. Ia harus pulang sekarang juga.

"Gue pulang duluan ya?" tanya Kenzie kepada Keenan dan Juned. Keduanya sontak mendongak, melihat Kenzie yang sudah mulai memasukkan buku-bukunya ke tas.

"Udah disuruh?" tanya balik Keenan. Juned hanya diam di tempatnya.

Kenzie mengangguk. Ia sangat tergesa-gesa memasukkan buku-buku beserta alat tulisnya ke tas. Membuat beberapa buku malah terjatuh karena tidak masuk ke dalam.

Keenan menunduk, membantu mengambilkan beberapa buku yang terjatuh. Kepalanya malah berbenturan dengan kepala Kenzie yang juga ikut mengambil buku. Keduanya kemudian bangkit kembali dan mengelus kepala yang terbentur.

"Maaf," lirih Keenan.

Kenzie mengangguk lagi. Setelah yakin tidak ada barang yang tertinggal ia bangkit berdiri dan pamit untuk kedua kali. "Gue duluan."

"Sama siapa?" tanya Keenan.

"Sendiri?" tanya Juned tak lama setelahnya.

Kenzie jadi bingung sendiri. Ia mengambil ponselnya membuka blokiran nomor sopirnya. Ia menghubungi tapi tak kunjung mendapat jawaban.

"Kenapa?" tanya Keenan lagi. Ia bisa melihat raut wajah Kenzie yang berubah gelisah.

Matahari yang bersinar sudah digantikan dengan terangnya cahaya bulan. Langit sudah gelap sempurna dan Kenzie masih sibuk menghubungi sopir yang belum juga mendapat jawaban.

TLS [2] - Keenan, Kenzie, dan Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang