[27] :: Rahasia yang Terungkap

102 9 36
                                    

N o w  P l a y i n g

Biar Aku Yang Pergi - Aldy Madini (Cover by Hanin Dhiya)

Selamat mengikuti kisah si dingin Keenan!

BAB Dua Puluh Tujuh|Rahasia yang Terungkap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB Dua Puluh Tujuh|Rahasia yang Terungkap

"Lo nggak tau kan rasanya liat orang yang lo suka sakit hati. Gue juga ikut sakit waktu denger dia sakit Min."

❄️❄️❄️

Keenan menerima helm yang diberikan Jasmine. Ia dapat melihat jelas perempuan itu masih tidak berhenti menangis. Sepanjang perjalanan keduanya pun, perempuan itu masih terisak.

"Ma—makasih Kak!" Di tengah suara paraunya, Jasmine memberikan helm ketika sudah turun dari motor.

Keenan menganggukkan kepalanya patah-patah. "Iya."

"Sa—saya duluan ya?" pamit Keenan.

"Tunggu Kak. Aku mau ngomong," cegah Jasmine menahan tangan Keenan.

Keenan mendongak, menatap lekat mata Jasmine. "Apa?"

"Aku minta maaf kalo ganggu Kakak. Aku minta maaf kalo Kakak nggak nyaman atau pacar Kakak nanti marah. Aku bener-bener nggak tau." Jasmine menarik napas sesekali saat menjawab suaranya semakin serak.

"Iya, nggak apa-apa," jeda Keenan mengulum bibir, "saya ngerti."

Keduanya sama-sama diam hingga Keenan angkat bicara lagi. "Senyum, kamu pasti bisa dapat yang lebih baik dari saya."

Jasmine memaksakan senyumnya saat Keenan menarik sudut bibir. Ia ikut tersenyum. "Makasih Kak."

Keenan mengangguk lagi. "Iya. Duluan ya?" Ia mulai memasang helmnya. Sedari tadi langit sudah berubah menjadi gelap karena perjalanan dari kafe ke rumah Jasmine cukup jauh.

"Iya."

Keenan membunyikan klakson motornya lalu mengendarainya menuju kafe lagi.

Jasmine memilih masuk kemudian ketika motor Keenan sudah tidak lagi terlihat di matanya. Ia langsung pergi ke kamarnya setelah mencium punggung tangan mamanya dan ditanya macam-macam tentang alasan kenapa ia menangis. Ia langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri sekaligus menenangkan pikirannya.

Jasmine merogoh ponselnya di dalam tas kecil yang ia bawa. Ia menggulir layar ponselnya, mencari nama kontak Lily.

Jangan-jangan selama ini, Lily mendiamkannya karena perempuan itu tahu bahwa nomor yang dihubunginya selama ini bukan lah nomor Keenan. Atau jangan-jangan temannya itu selama ini menertawakan kebodohannya yang dengan mudah percaya atas nomor yang diberi.

TLS [2] - Keenan, Kenzie, dan Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang