N o w P l a y i n g
Tak Akan Berhenti - EspressoSelamat mengikuti kisah si dingin Keenan!
BAB Delapan Belas|Pembuktian
"Jangan lupa bilang sayang."❄️❄️❄️
Kenzie mengunyah roti yang baru saja disuapkan ke dalam mulutnya. Menatap kosong ke depan karena tak ada yang menemaninya di meja makan. Papanya memberi kabar tadi malam bahwa tidak pulang ke rumah. Ia hanya mengiakan meski kecewa karena papa janji akan tetap pulang ke rumah meski lembur kerja.
Kenzie lagi-lagi mengembuskan napas kasar. Menikmati roti yang terasa tidak ada enak-enaknya sama sekali. Ia tidak selera. Ingin sekali rasanya untuk segera berangkat ke sekolah sekarang juga.
"Non, mobilnya udah siap," ucap salah satu asisten rumah tangga Kenzie memberi tahu. Omong-omong asisten rumah tangga Kenzie ada cukup banyak, itu karena rumah yang ia tempati cukup besar, juga karena papa tidak enak untuk merumahkan mereka.
Kenzie menganggukkan kepalanya, ia menyuapkan satu suap roti yang terakhir.
Tak lama asisten rumah tangganya yang lain menghampirinya dan memberi suatu informasi. "Non maaf sebelumnya mengganggu, di luar ada tamu."
Kenzie membulatkan matanya sempurna. Terkejut mendengar kabar tersebut. "Siapa Bi?"
"Nggak tau Non, katanya teman sekolah Non."
Pikiran Kenzie langsung melayang kepada Keenan yang ia tolak ajakannya semalam. Ia bangkit berdiri setelah berhasil menelan satu suapan roti terakhir. Ia mengambil tanya di kursi sebelahnya kemudian dengan gerak cepat pergi keluar rumah.
Begitu membuka pintu rumah, Kenzie dapat melihat Keenan yang berada di luar pagar sedang diinterogasi oleh satpam rumahnya. Ia beranjak dari ambang pintu untuk menghampiri keduanya.
"Ini temen saya Pak, pagarnya buka aja." Satpam itu mengangguk mengerti, ia pun membukakan pintu untuk Keenan masuk. Ya, satpam itu tidak mengenali Keenan karena ia kebagian menjaga malam, sedangkan saat Keenan berkunjung kemarin ada satpam yang kebagian menjaga siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TLS [2] - Keenan, Kenzie, dan Kenangan
Teen Fiction[HIATUS] The Lunatic Series [2] : Cerita klasik tentang Keenan yang irit bicara kepada dunia. Tentang Keenan yang pandai menyembunyikan rasa dari semesta. Tentang Keenan yang tertarik kepada seorang perempuan untuk dijadikan kenangan dalam hidupnya...