Toktoktok....Jimin Alisa mo lewat..
Jangan lupa bintang di pojok kiri nya di pencet yah, trus jempol nya ngetik² si kolom komen hehehe.
Targer 50Vote baru next chapter. Kabarin ya kalo lose target😍
Happu reading.....
Pintu ruangan Jimin di ketuk beberapa kali. Sang empu yang bersidekap sudah siap dengan senyum merekah menyambut seseorang--entah siapa, yang akan masuk. Namun, ketika yang masuk ke dalam ruangan bukanlah sosok yang sedari tadi Jimin tunggu, dengan terpaksa senyuman yang menyipitkan kedua matanya itu ia pudarkan.
"Wae..wae..waeeee?" tanya Taehyung ketika melihat raut kecewa Jimin saat ia masuk kedalam ruangan. "Apa aku mengganggumu?"
Jimin langsung menarik kursi kebesaran itu mendakati meja lagi. Sempat menggeleng pelan, sebelum Jimin kembali meletakkan kedua tangannya diatas keyboard laptop. "Aku sedang menunggu seseorang. Aku pikir dia sudah datang." beritahu Jimin apa adanya.
"Seseorang?" Taehyung mengulangi. "Kau ada janji? sekarang? ah baiklah, kalau begitu nanti saja aku kembali." lantas Taehyung membalikkan badan. Mengancang-ancang akan keluar dari ruangan. Tapi, sepersekian detik berikutnya Jimin memberitahu situasi nya. Yang membuat Taehyung akhirnya berhenti akan menggapai kenop pintu.
"Aku menunggu istriku." ucap Jimin yang berhasil menahan langkah Taehyung dan kembali menatap Jimin dengan senyum menggoda.
Taehyung mendekat. "Alisa akan kesini?"
"Hmmm,"
"Biar aku jemput kalau begitu."
"Tidak--tidak, Han sudah ada disana."
Mendengar itu Taehyung mengangguk paham. Namun, tidak untuk detik berikutnya. Wajah santai pria tampan itu mendadak serius dan menatap Jimin menguliti.
"Harusnya dia sekolah hari ini. Kenapa malah kesini?"
Bak selesai di kuliti lalu kini Jimin merasa dicurigai, pria 30 tahun itu spontan mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Seraya tertawa hambar Jimin mendapati dirinya sedang kebingungan menjawab pertanyaan Taehyung.
"Hari ini Alisa pra ujian." jawab Jimin berusaha tenang. "Adikmu itu sedang tidak ingin belajar, jadi aku menyuruhnya datang dan belajar disini."
Taehyung langsung membulatkan bibirnya membentuk O. "Aah...kau mendatangkan guru privat untuk nya?"
Jimin mengangguk. "Sebentar lagi juga dia akan datang."
"Hmmm, baiklah kalau begitu nanti saja kita bicara." kemudian Taehyung menepuk punggung Jimin beberapa kali, pelan.
Lama, sebelum Jimin menjawab, Taehyung yang sudah hampir dekat dengan ambang pintu terpaksa berbalik saat Jimin kembali berucap.
"Apa kau ingin bicara soal proyek itu, Tae?" Jimin berdiri dari kursi kebesarannya saat Taehyung kembali menoleh kebelakang. "Duduk lah, aku juga ingin membicarakan sesuatu denganmu." tangan Jimin terulur mempersilahkan Taehyung duduk ke arah sofa yang ia tunjuk di tengah-tengah ruangan.
Taehyung pun menurut saja.
Saat Taehyung perlahan menyisir kaki nya mendekati sofa, Jimin menekan tombol kecil yang ada pada telepon penghubung antara dia dan Shin Hyejin selaku asisten diluar sana.
"Siapkan minum untukku dan Taehyung."
Setelah nya Jimin langsung menyusul Taehyung untuk duduk ke sofa.
"Bagaimana dengan proyek yang ada di Dubai? apa kau sudah mendapatkan ijin dari warga disana?" Taehyung pun membuka percakapan mereka dengan masalah yang sedang Jimin tangani soal salah satu proyek nya di Dubai.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY IN MY LIFE || [PJM]✓
Fanfiction"Anak kecil harus pulang." Jimin menggenggam tangannya. Berharap yang ia cari sedari tadi bisa ia bawa kembali. Namun Alisa tidak berharap demikian. "Tidak, aku tidak ingin pulang." "Alisa," "Aku mau kita bercerai." Start : 21maret