Part 17

1.9K 225 8
                                    

Sesuai janji sebelumnya, 40+ vote next chapter 😍

Selamat membaca, jangan lupa pencet gambar di pojok kiri ya, dan komen sebebasnya💜💜🤗

*

(Lakinya anak kecil, gaboleh di ambil) -Alisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Lakinya anak kecil, gaboleh di ambil) -Alisa.





Bel jam pulang sekolah sudah berbunyi. Para murid juga sebagian sudah mengosongkan sekolah. Ada yang memilih langsung pulang dan ada juga sebagian yang memilih menghabiskan waktu di ruang kesenian. Selain itu, ada juga yang memutuskan bermain basket, bagi siswa laki-laki.

Alisa dan teman nya masih duduk di koridor sekolah. Menjadi penonton dari murid-murid yang sedang bermain basket.

"Ternyata dia hebat juga." puji Lyra saat dua teman nya begitu fokus entah menatap siapa.

Aera yang mendengar pun hanya menaikkan sebelah alis nya dan sedikit senyum masam.

"Aku masih penasaran, sebenarnya Yeonjun itu adik kelas kita atau murid kelas sebelah? atau murid pindahan mungkin, ya?"

"Mungkin adik kelas yang baru tenar." jawab Aera tidak semangat.

Dan Alisa seketika menggeleng lirih. "Aku rasa dia murid pindahan."

"Karna sebelumnya kita juga tidak pernah melihat dia di sekolah ini. Ya, mungkin dia murid pindahan." lanjut Lyra.

Setelah itu ketiga nya menghembuskan nafas lelah. Tidak ada semangat sedikitpun terukir di wajah mereka. Sampai akhirnya dering ponsel Alisa menyentak keheningan, bersamaan dengan sorakan beberapa siswi di koridor sebelah timur yang histeris sebab permainan basket sudah berakhir.

Jimin menelfon? tumben sekali. Batin Alisa.

"eoh, Oppa!" sapa Alisa pertama kali.

"Kau sudah pulang?"

Spontan Alisa menggeleng. Meski Jimin tidak bisa melihat respondnya. "Sudah, tapi aku masih di sekolah." jelas Alisa jujur, seperti tidak mau berkilah sedikitpun dari suaminya.

"Tunggu disana, aku akan menjemputmu."

"Oppa menjemputku?"

"Iya, tidak akan lama. Tunggu aku disana."

Lantas panggilan pun terputus. Alisa masih memandangi layar ponselnya bingung. "Tumben sekali." ucap Alisa pada diri sendiri.

"Kenapa?" Aera pun bertanya, sedang kepalanya bersandar di bahu Alisa. Mengapit lengan nya seolah gadis itu benar-benar lelah seharian. Padahal yang peroid Lyra, tapi yang lemas malah Aera.

"Aku akan di jemput." jawab Alisa realistis.

"Setiap hari juga kau dijemput, Al."

"Benar sih," lantas Alisa pun ikut melatakkan kepalanya di atas kepala Aera yang bersandar di bahunya. "Tapi kali ini Jimin Oppa yang menjemputku."

DESTINY IN MY LIFE  ||  [PJM]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang