Part 22

2.2K 248 26
                                    

    "Ya, ken--"

"Tuan, maaf. Tapi Nona tidak ada di kamar nya. Nona tidak ada dirumah."

**

Jimin kadang tidak mengerti, sejak ia di lahirkan kenapa takdirnya begitu merumitkan. Ia lahir dengan fakta bahwa ayahnya sudah mempunyai istri dan seorang anak bahkan sebelum kedua orang tua nya menikah. Lalu, Jimin di anggap sebagai anak kesayangan, dimana semua keluarga membedakan perlakuan mereka ke Jimin dan Jackson. Padahal Jimin tidak haus akan perhatian itu. Hanya saja, dulu Jimin tidak mengerti kenapa seluruh keluarga begitu menyayanginya, memberikan perhatian penuh di banding ke Jackson.

Hanya seorang anak kecil, Jimin tidak bisa menuntaskan kesalahpahaman itu. Ia tetap menganggap Jackson adalah sosok kakak terbaik yang selalu memberikan apa yang ia minta. Pernah dulu ia di marahi sang ayah, lalu Yohan sengaja menghukum Jimin dengan tidak memberikan izin untuk membeli mainan. Tapi apa daya, Jackson begitu menyayangi adiknya meski keberadaannya dan sang ibu tidak pernah begitu menonjol di dalam keluarga tersebut, mainan yang pernah Yohan belikan untuk Jackson, ia berikan kepada Jimin agar adik kecilnya itu berhenti menangis dan memberontak. Padahal Jackson sangat menginginkan mainan itu. Ia begitu memuja mainan yang pertama kali ia dapatkan dari sosok yang dipanggil ayah selama ini. Mainan itu berarti untuk Jackson. Tapi, Jackson benci suara tangis, Jackson tidak suka orang-orang yang ia sayangi bersedih. Cukup ibu nya saja yang setiap hari, setiap malam, setiap menatap matanya selalu menangis. Jangan ada lagi orang yang ia sayangi menangis, Jackson benci itu. Dan akhirnya mainan itu Jackson berikan kepada sang adik dengan suka rela meski terpaksa.

Sampai pada akhirnya sebuah malapetaka datang mengguncang keluarga besar Park tersebut. Ibu Jackson, sosok artis dan model fenomenal yang berhasil menikahi putra taipan itu meninggal dunia. Dunia Jackson hancur berkeping-keping. Tumpuan semangatnya untuk menjalani kehidupan pun sudah hilang, tiada dan tidak akan pernah ada lagi. Jackson tinggal sendirian, karna ia sendiri tau, meski semua orang menyesali kematian sang ibu, namun tidak ada satu pun yang menangis dan ikut hancur sama sepertinya. Jackson tidak mengerti kesalahan apa yang sudah ibu nya perbuat sampai akhir hayatnya pun, Bae Aruem tidak mendapatkan pengakuan dan derajat yang semestinya selaku istri pertama yang kini malah terlihat di spelekan.

Kenapa tidak? Jackson berhak membenci seluruh orang yang ada di dalam rumah itu. Terlebih sosok yang begitu ia puja, sosok yang menjadi panutan dan harapan besarnya lah yang Jackson temukan bergelimang darah di ujung anak tangga. Lemah, saat itu tulang Jackson layu bak tak lagi punya kekuatan untuk bisa berdiri tegap menatap kenyataan.

Terlebih ketika ia mendapati Sora--istri kedua ayahnya, yaitu ibu kandung Jimin, berdiri dengan wajah panik, terkejut di lantai atas, tepatnya di ujung tangga pula--menatap Bae Aruem yang sudah tergeletak di bawah sana. Kalau sudah begini, apakah salah Jackson mengatakan kalau Sora adalah pembunuh ibu nya?

Iya, salah. Begitulah yang seluruh keluarga katakan. Semuanya menentang dan menolak tuntutan Jackson terhadap Sora. Meski tidak ada bukti pasti bahkan setelah hasil autopsi keluar, memang tidak di temukan adanya bekas kekerasan atau jejak manipulatif kematian Aruem. Pihak rumah sakit juga tidak menemukan adanya alkohol, bius, atau sejenis lain nya yang menghilangkan kesadaran. Aruem pun di nyatakan meninggal memang kehendak alam.

Tapi Jackson tetap tidak terima.

Meski begitu, Jackson tetap menuntut Sora adalah pembunuh ibu nya. Karna apa? karna Sora lah penyebab dunia ibunya hancur. Sakit bertahun-tahun, tidak di anggap, bahkan Aruem sudah tidak bisa lagi tersenyum sekedar menutupi besarnya tekanan yang ia terima selama menjadi istri Yohan, namun tidak pernah di harapkan lagi. Itu semua karna perjodoan bodoh yang sangat amat Jackson benci. Jackson begitu membenci kakeknya, ayahnya, terlebih Sora.

DESTINY IN MY LIFE  ||  [PJM]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang