black out

chapter lima

Ivan sudah berpakaian rapi.ia memakai kemejan putih polos lalu di baluti dengan jas blazer hitam.dan bawahannya juga ia memakai celana slim fit hitam.ivan langsung keluar dari kamarnya.ia turun dari tangga dan ia ingin berpamitan sama ayahnya dulu.ayahnya bernama septian dan di rumahnya tersebut yang tinggal cuman si ivan sama ayahnya doang.dan adapun ibunya sudah meninggal tiga tahun yang lalu,pokoknya sejak ivan baru lulus smp saja.

Ivan sekarang ini sedang berada di ruang tamu.ia melihat ayahnya sedang mengobrol sama seorang cewek yang tampaknya masih sepantaran sama si ivan.

Ivan melihat tersebut langsung berdecih jengkel.

"cih itu ayah kenapa sih bawa seorang cewek segala.bikin ngerusak suasana aja"gerutu ivan lalu mendekati ayahnya itu.

" yah,itu siapa" ucap ivan yang kemudian ia langsung duduk di samping pak septian.

Pak septian terkejut begitu pula dengan cewek tersebut yang sepertinya lebih terkejut darinya atau lebih tepatnya sih ia terpesona dengan wajah si ivan. apalagi pakaian yang sekarang ivan kenakan itu sangat cocok buat dirinya dan pastinya kaum hawa mana saja yang melihat hal tersebut dengan refleks respon yang ada di dalam dirinya itu pasti merasa terlena.

" eh ivan,kamu kok sudah tampak rapih aja.katanya jam delapan acara puncaknya.ini masih jam tujuh kurang loh.buru buru amat.entar dulu ya kesananya papa ini mau..."

Tutur panjang pak septi bikin ivan merasa jengah.ivan pun langsung memotong ucapannya tersebut.

" saya tanya itu siapa,malah jawabnya ngawur" kata ivan cuek sambil menatap datar ke arah cewek yang ada di hadapannya itu.cewek tersebut langsung gugup.

" ya ini ayah mau ngejelasin,kamunya malah motong pembicaraan"

" yaudah cepetan.ivan buru buru nih"

" baiklah kalo begitu,tapi sebelumnya ayah ingin kalian berdua perkenalan dulu" suruh pak septi.ivan mengangguk lalu ia berdiri bersamaan dengan si cewek tersebut juga.lalu mereka berdua saling mengulurkan tangan dan kemudian berjabat tangan.muka si cewek tampak senang.tapi si ivan malah berbanding balik dengan ekspresi cewek tersebut,ia memasang tatapan sangat sinis sekali,pokoknya si ivan itu kek sedang menginstrogasi seorang tahanan.dengan adanya balasan ekspresi si ivan yang kurang nyaman untuk di pandang terus,cewek itu langsung kikuk dan ia pun segera mungkin memperkenalkan dirinya.

" kenalin nama saya intanun dan saya ini bekerja di..."

Sebelum di tuntaskan si ivan malah memotong pembicaraannya itu.

" enggak usah di jelasin,yang gue mau cuman nama lo doang.dan kenalin nama gue ivan matius saputra"

Mereka berdua kembali duduk seperti semula.tapi bedanya si intanun itu sepertinya mulai grogi.

" jadi gini ivan.nanti intan itu akan jadi calon istri kamu"

" enggak mau" ivan langsung menolak.

" lah kenapa"

" ayah kenapa sih,ivan enggak mau nikah muda.ivan mau ngejar impian dulu.dan masa ayah enggak mau ya lihat anak semata wayangnya sukses dulu"

" iyaa ivan,ayah paham kok.ayah mau lihat anak ayah ini menggampai impiannya dulu.tapi inget ya,nanti pas mau nikah kamu harus nikah sama dia" jelas ayahnya.

" ivan enggak mau nikah.sampai kapan pun ivan enggak mau hidup bersama seorang wanita!"balas ivan tegas.ia berdiri dan mau meninggalkan rumah tapi tidak jadi karena tangannya di tarik sama pak septi.

" mau sampai kapan kamu membenci seorang wanita"

Ivan diam dan ia tak mau menoleh.

" dengerin ayah ivan.wanita itu harus di lindungi bukan menyuruhnya agar bisa kuat seperti yang kau mau.kamu tidak bisa memaksakan hal tersebut.ivan,lupakannlah secara perlahan lahan dan mulai lah membuka lembaran baru" nasehat pak septi dengan amat hati hati.

" ayah tidak pantas mengatakan hal itu,karena ayah tidak pernah mengalami yang ivan rasakan.sekarang hidup ivan di tentukan oleh ivan sendiri bukan oleh ayah" jawab ivan yang kemudian ia pergi meninggalkan rumah.

Setelah mendengar semua perkataan anaknya itu,pak septi langsung menyuruh si intanun untuk pergi meninggalkan rumahnnya dan pak septi pun enggan untuk menceritakan permasalahannya tersebut.

- tbc-