chapter dua belas

410 5 0
                                        

Ivan sudah sampai di depan rumahnya.ia parkirkan motornya di depan halaman rumah.kemudian ia turun dan menuju ke arah pintu depan.

Baru sampai di depan pintu, ia berhenti sejenak memikirkan hal yang sudah terjadi pas di rumahnya aurel tadi.

" Cih siapa cewek yang memakai topeng pas malam tadi.dia lah biang kerok semua masalah ini" Gumamnya dengan perasaan kesal.lalu ivan membuka pintu depan rumah dengan cara memukulnya sehingga menimbulkan suara kegaduhan dan mengagetkan pak septian yang sedang membaca koran sambil duduk santai di atas kursi sofa ruang tamu.

Pak septian langsung menengok ke arah anaknya.

" Kamu kenapa ivan,habis pulang pesta kok mukanya kusut bener"ucap pak septian.

" Enggak usah banyak ngomong ayah" Jawab ivan jutek.lalu ia menuju ke kamarnya, tapi sebelum itu ia melakukan sesuatu yang bikin ayahnya terkejut plus kesal sebab si ivan tersebut melemparkan helm motornya dengan sembarangan atau lebih tepatnya ke arah sebuah hiasan guci tanah liat yang ada di meja sampai pecah.

" Cih dasar anak enggak tau untung,emangnya dia siapa.awas aja kamu ya,lama kelamaan nih bocah harus di beri pelajaran " Gerutu pak septian lalu ia memunguti semua pecahan guci tadi dan lalu membuangnya.

Di luar gerbang rumah ivan ternyata ada orang yang sedang memperhatikannya dan dia adalah pedro.ia bisa mengetahui rumah ivan ternyata ia mengikutinya dari belakang dengan sebuah mobil pick up sehingga si ivan tersebut  tidak menyadari bahwa dirinya itu telah di ikuti.

" Lo akan tau akibatnya "ucap pedro dengan kedua tangannya terkepal kuat.matanya menyorot tajam ke arah jendela kamar miliki si ivan.

Setelah mengetahui keberadaan rumahnya,pedro pun kembali ke mobilnya dan beranjak pergi.

******

Satu bulan kemudian

" Naya itu ada teman kamu tuh"panggil bu winda yaitu ibu kandungnya naya.

Naya terdiam dan tidak menyahutinya.ia dalam keadaan posisi duduk dan menekuk kedua lututnya lalu memeluknya di bawah tempat tidur.matanya itu di isi dengan tatapan kosong menuju ke arah lantai kamar.

Tok

Tok

Tok

"Nay,cepetan keluar nak.itu ada teman kamu si violet.sekarang ibu ngizinin kamu untuk keluar, dan ibu melepaskan mu biar bergaul dengan yang lainnya.ibu percaya kok kalo kamu sudah dewasa.ayolah nak, apakah kamu enggak capek di kamar terus, udah satu bulan lebih loh" Ujar bu winda yang terus mengetuk pintu kamarnya.dan tampaknya bu winda itu tidak seperti biasanya dari segi ucapannya tersebut.sebab dulu dulu itu bu winda tidak pernah berkata sepanjang lebar terhadap naya malah terlihat cuek dan setiap isi kalimatnya itu pun selalu mengandung perkataan kasar.

Naya berdiri, lalu ia membukakan pintunya.

" Mana si violet nya, suruh datang ke sini aja bu" Ucap naya sambil tersenyum menampilkan giginya dengan manis.Ia menampilkan wajah cerianya dan menutupi perasaan hampa nan murung yang sekarang ia alami.dan memang selalu seperti biasanya sih ia lakukan hal itu pada saat bertemu ibunya.

" Baiklah " Balas bu winda tersenyum.dan lalu tangan kanannya pun mengacak ngacak rambut naya.

Naya merasakan hal itu langsung mendongak kan kepalanya ke atas.ia memperhatikan wajah ibunya yang tersenyum ke arahnya.dan hal tersebut merupakan baru pertama kalinya naya melihat kelembutan ibunya itu.

" Ibu kenapa " Tanya naya.tatapan matanya pun malah melongo ke arah wajah ibunya.sepertinya naya itu masih belum percaya dengan perlakuan bu winda tersebut.

" Kamu hebat nak.dan ibu yakin kalo kehormatan kamu itu masih terjaga.ibu sangat menyakinkan itu.dan sebagai balasannya atas semua kesabaran naya, maka ibu izinin kamu main.paham kan" Ujar bu winda.

Mendengar hal itu seketika juga naya langsung menundukkan wajahnya ke bawah.lalu bu winda pun pergi meninggalkan naya buat memanggil si violet untuk menyuruhnya masuk ke dalam kamarnya naya.

Violet sudah masuk ke dalam.naya duduk di atas kasurnya.

" Nay, lo kenapa enggak ngebalas semua pesan gue "tanya violet curiga.

" Lagi enggak enak badan"

" Oh gitu ya.dan satu bulan ini lo dalam kamar terus apa enggak capek gitu, padahal ibu lo sudah ngizinin keluar "timpal violet.

" Kamu kesini mau ngapain "tanya naya dingin dan violet terdiam.violet ikut duduk di sampingnya lalu ia menggenggam kedua tangan naya.

" Lo lagi ada masalah ya.kalo emang ia ada cepat ceritain.sebisa mungkin gue bantu kok"

" Makasih violet.tapi naya merasa sakit jika ibu ku mengetahuinya malah bisa tambah benci sama naya"

" Emangnya masalahnya apa, ayo cepat cerita kan nay supaya bisa di atasi gitu"violet tampak penasaran sekali.

" Ayo kita keluar " Ajak naya dan menarik tangan violet keluar dari kamarnya.violet hanya diam dan membiarkan dirinya di tarik oleh naya.

Sekarang mereka berdua sudah berada di luar rumah.

" Lo kek nya butuh udara segar deh,gimana kalo hari ini gue ajak Jalan jalan ke sebuah tempat yang menyenangkan dan pastinya lo belum pernah ke situ "

Naya tersenyum.

" Iya terserah kamu aja deh violet, lagian pula naya juga enggak pernah bepergian jauh jauh.dan ini juga termasuk janji kamu kan "

" Hehehe iya juga sih, gue ke rumah lo ini buat nepatin janji nay bukan ngajak lo ngobrol biasa.harus inget itu"balas violet.lalu ia membuka pintu mobilnya dan menyuruh naya untuk masuk ke dalam.

" Cepetan sampai ke tujuan ya" Suruh naya.

" Siap tuan putri "

Mobil violet pun di jalankan.dan mereka berdua menuju ke sebuah tempat tempat hiburan buat merayakan atas kelulusan mereka berdua dari sekolah menengah sekaligus mentepati janji violet yang ia buat sendiri kepada si naya.

- tbc-

black outTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang