epilog

764 7 0
                                    

" sudah sampai nay.lo bisa langsung berangkat aja " ucap Ivan yang sekarang sudah ada berada di depan bandara.

" Mas enggak ikut masuk " balas Naya tersenyum kecut ke arahnya.

" Enggak " ucap Ivan sambil menggelengkan kepalanya.dan adapun keadaan kaki si ivan sekarang sudah mulai baik namun dirinya masih menggunakan kursi roda.

Kemudian datanglah paman Evan menghampiri mereka berdua dan dirinya sambil menggendong si dewa yaitu nama anak dari Ivan sama Naya.

" Nay " paman Evan menepuk bahu naya.

" Ayo cepat kita pergi, sekarang kita ini sudah tidak punya urusan sama dia dan kamu juga sudah tidak ada hubungan lagi sama si Ivan" lanjut paman Evan.

" Paman masuk ke dalam aja dulu.naya mau berbincang sama mas Ivan "

" Dan sini si dewa biar Naya aja yang gendong" paman Evan mengangguk dan ia pun melenggang pergi masuk ke dalam bandara.

" Lihat nih mas.dewa ini sangat persis sekali sama kamu " tubuh Naya jongkok dan memperlihatkan si dewa ke arah Ivan.

Ivan pun mencium pipi dewa dengan begitu lembut.kemudian menggendong nya.

" Kamu jangan nakal ya.jadi lah anak yang penurut" ujar Ivan ke dewa yang sedang tertidur lelap.ivan menatap lekat ke arah anaknya dan lalu memegang pipinya dengan kasih sayang.

Melihat hal tersebut Naya langsung memeluk tubuh Ivan.

" Mas Ivan makasih atas segalanya" lirih Naya.

" Seharusnya saya nay yang bilang begitu.dan kamu harus jaga baik baik si dewa ya" balas Ivan.

Naya melepaskan pelukannya dan ia mau mencium bibir Ivan namun Ivan memalingkan wajahnya dan Ivan benar benar menolak.

" Ingat nay, sekarang kita berdua ini sudah tidak bersuami istri lagi" peringat Ivan yang di karena kan mereka berdua sudah berjanji akan berpisah pas Naya sudah melahirkan.

Awalnya Naya menolak keras dengan hal tersebut namun Ivan secara sengaja ia mendatang kan pengacara dan langsung saja mencerai kannya.

Naya pun tidak bisa berbuat apa apa lagi dan ini juga termasuk keinginan dirinya waktu pas masih menikah.

Namun semenjak Ivan memberikan sebuah kasih sayang kepada dirinya ya walaupun tidak lama ,si Naya merasa sangat membutuhkan sesosok orang yang seperti Ivan tersebut.

Datanglah seseorang orang yang memakai pakaian rapih dan ia adalah pengacara Ivan yang mengurus perceraian mereka berdua.

" Kedatangan saya di sini untuk memanggil anda untuk pulang ke rumah " ucap sang pengacara dan Ivan mengangguk.kemudian di dorong lah kursi rodanya oleh si pengacara lalu hendak masuk ke dalam mobil.

" Mas Ivan jangan pergi" Naya menghampirinya dan malah menghalangnya pergi.ivan menghela nafasnya.

" Nay dengerin ya.saya sudah tidak mempunyai hubungan lagi sama kamu terkecuali sama si dewa.saya mohon pergi lah dan carilah sosok yang lebih berarti dari pada saya ini " Naya meneteskan air matanya karena ucapan tersebut.

" Cepat masuk ,kasian paman kamu itu yang sedang menunggu" suruh Ivan dan langsung masuk ke dalam mobil lalu meninggalkan Naya dengan anaknya di depan bandara.

Di dalam mobil Ivan meminta pengacaranya untuk membawakannya ke tempat pemakaman umum dulu untuk ia mau berziarah ke seseorang yang cukup membantunya dan termasuk teman masa kecilnya yaitu Aurel.

*****

Sesampainya di sana Ivan langsung menaburkan bunga dan mendoakan Aurel.

black outTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang