chapter sebelas

431 5 0
                                    

Sekarang ini mereka bertiga yaitu Ivan, naya dan aurel sedang berada di belakang rumahnya aurel atau lebih tepatnya di sebuah taman.

Mereka bertiga duduk di sebuah bangku taman dan di tengahnya ada  meja taman juga.Ivan dan naya duduk saling berdampingan.adapun aurel duduknya itu bersebrangan dengan mereka berdua yang di batasi sama meja taman tadi.

Tujuan aurel membawa mereka berdua ke taman yaitu ingin menjelaskan tentang kejadian semalam tadi.

Tapi sebelum itu aurel memanggil pembantu di rumahnya untuk membawakan cemilan dan juga minuman hangat buat merilekskan pikiran mereka berdua.

Setelah di hidangkan di hadapan mereka berdua, aurel pun mulai berbicara.

" Jadi gini Ivan,sekarang ini gue enggak bisa jelasin kenapa lo bisa berada di dalam salah satu kamar rumah gue, tapi gue bisa jelasinnya tentang lo ngapain aja di dalam kamar" Muka Ivan mulai penasaran dan sesekali ia menyeruput minuman hangat yang sudah di hidangkan tadi.

" Waktu malam itu gue lihat lo sedang  berhubungan badan sama si naya" Jelas aurel yang langsung saja si ivan kaget sambil menyembur mukanya dengan minuman hangat tadi.naya yang ada di sampingnya pun tampak malu sekali dan ia langsung menutupi wajahnya.

" Apa. Lo kalo ngomong yang bener dong, jangan di buat buat ya" Ujar Ivan tak percaya.

" Beneran van, tanya aja sama si naya"timpal aurel sambil mengelap mukanya yang basah itu dengan tisu yang sudah disediakan.Ivan pun langsung menoleh ke arah naya dan memicingkan matanya.

" Nay, lo enggak percaya kan sama omongan aurel tadi"Ivan memegang pundaknya.naya diam dan  tampaknya ia enggan untuk melihat wajahnya Ivan.

Ivan pun kembali menatap ke arah aurel.

" Gue enggak percaya "

" Lah kenapa " Balas aurel.

" Kalo emang terjadi terus kenapa lo diam aja saat melihat kejadian itu dan lalu gue herannya itu kenapa si naya diam aja " Ucap Ivan dengan tatapan curiga.

" Van, gue lihat lo sama naya itu sedang dalam keadaan mabuk, terus gue lihat lo berdua tampak menikmatinya "

Braakk

Ivan menggebrak meja taman dan lalu berdiri.

" Dan tololnya itu lo kenapa diam aja kalo kita berdua sedang dalam keadaan mabuk terus sedang melakukan begituan.lo kan udah dewasa, masa sih enggak ngerti sama sekali " Ivan memarahi aurel bahkan ia pun melempari semua makanan dan minuman yang ada di meja.ivan benar benar marah.

" Ok, baik gue jelasin.kenapa gue enggak ngehentiin lo itu karena gue datang ke kamar itu pas lo sudah mencapai batas akhirnya.gue kesitu dan melihat lo berdua melakukan hubungan intim dengan waktu yang tidak lama kok, terus lo selesai dan langsung tertidur.gue hendak bangunin lo, tapi entah kenapa gue ragu.lalu gue lihat si naya masih tersadar dan tidak tertidur.waktu itu naya juga tampaknya masih dalam keadaan mabuk.gue yang sebagai temannya langsung membawa keluar dari kamar dan menyadarkannya " Jelas tutur panjang si aurel.dan Ivan membalasnya hanya sebuah senyuman menyeringai.

" Hey aurel , apa gue percaya.enggak lah.semua penjelasan lo itu cuman omong kosong doang, lagi pula gue enggak bakalan menikmati tubuh cewek model kek gini.cerita lo itu cuman kebohongan saja"tunjuk Ivan ke arah naya dengan begitu angkuhnya.ivan pun beranjak pergi meninggalkan mereka berdua.

Sepeninggalan ivan, naya langsung meneteskan air matanya dengan begitu deras.aurel melihat hal tersebut langsung menghampirinya lalu memeluk tubuhnya dan mengelus elus rambutnya dengan pelan.

" Yang sabar ya" Kata aurel dan dirinya itu pun mulai ikutan sedih.

" Sabar gimana nya aurel.kamu enggak bakalan pernah mengerti perasaan hancur ku ini.benar benar hancur aurel.harta  berharga ku sudah di renggut olehnya " Balas naya sedih.

" Lo bisa ingat enggak sebelum waktu kejadian itu terjadi "tanya aurel.

" Yang naya ingat itu, naya mengobrol sama temannya aurel yaitu si pedro dan setelah itu naya enggak inget lagi "

" Tapi lo seneng kan bisa sedekat dengan Ivan, malah lebih dari itu" Ujar aurel dan naya langsung melepaskan pelukannya itu.naya menatap kesal dengan si aurel tersebut karena begitu gampangnya ia ngomong dengan masalah yang di hadapinya sekarang ini.

naya pun bergegas ingin pulang ke rumah dan ia ingin menangis sekencang kencangnya di dalam kamar miliknya dan sambil memegangi foto ayahnya.hanya itu lah cara yang biasa naya lakukan jika terjadi masalah.naya tidak akan berani mengadu kepada ibunya sebab ibunya tidak akan perduli dengan setiap masalah yang ia hadapi.walaupun begitu naya tetap menyayanginya sebagai seorang ibu.

Melihat naya pergi, si aurel cuman diam dan melihat punggung naya yang sudah jauh mata memandang.matanya menunduk ke bawah.lalu air matanya kembali jatuh.

" Maafin gue ya" Ucapnya yang ternyata ia menundukan wajahnya ke bawah itu sambil sedang memandang sebuah foto seorang cewek yang tampaknya masih sepantaran dengannya.kemudian aurel memeluk foto tersebut.

Setelah itu ia memanggil pembantu rumah yang selalu ia andalkan yaitu bu tuti untuk membereskan semua kekotoran yang di buat sama si Ivan tadi.

- tbc -

black outTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang