chapter dua puluh sembilan

178 2 0
                                    

" Mas mau main itu " Tunjuk naya ke arah sebuah permainan pistol mainan berpeluru yang di mana permainan tersebut akan menembak ke sebuah sasaran berupa gambar lingkaran kecil yang sudah di buat atau pun sasaran lainnya berupa sebuah kaleng berdiri dan lalu menjatuhkannya.hadiah bagi yang memenangkannya pun yaitu berupa boneka besar atau kecil.pokoknya sesuai apa yang di inginkan pemenang.

" Lo emang bisa "

" Mas ivan ngeremehin " Naya mendelik sebal ke arahnya.

" Hahaha , bukan itu sih nay.gue takutnya yang kena bukan sasaran tapi pemilik permainan ini " Ledek ivan.

" Lihat aja mas, pasti naya dapetin "tantang naya tak mau kalah.

" Emangnya lo pengen apa"tanya ivan penasaran.naya langsung mendekati boneka boneka yang terpampang di sebelah permainan tersebut lalu menunjukkan ke sebuah boneka yang berbentuk hewan yaitu gajah.

"Naya pengen ini mas " Naya memegang boneka tersebut dan mengelus elusnya.

" Yaudah sono main " Ivan mendorong tubuh naya agak kasar.

" Aduuh mas ini.jangan dorong juga kali" Naya mendelik tajam.

" Mas liatin nih ya.saya pasti bisa "

" Pak kalo terjadi sesuatu sama bapak saya enggak ikut ikutan.soalnya naya ini enggak jitu nembaknya "

" Sok tau banget kamu ini" Sewot naya yang saat ini kedua tangannya sedang memegang pistol mainan dan matanya lagi membidik sebuah sasaran berupa kaleng yang berdiri.jaraknya pun cukup lumayan jauh.

" Hati hati pak " Ucap ivan kepada sang pemilik permainan tersebut.

" Hahaha ada ada aja mas ini.selow aja mas.pasti saya enggak pap... " Ucapan bapak tersebut terhenti ketika peluru mainan yang di tembakan sama naya malah mengarah tepat ke alat vitalnya.

" Aaaaaa "bapak itu pun berteriak kesakitan karena tembakannya cukup benar benar kuat dan pelurunya pun agak lumayan keras.apalagi bentuknya cukup terbilang runcing.jadi raut muka bapak tersebut sudah tergambar jelas rasa kesakitan yang di rasakannya sekarang.

" Kok bisa gagal ya" Ucap naya sambil memeluk boneka gajah bersama ivan dan sedang berjalan mengitari festival.adapun permainan tadi , ivan memberikan sejumlah uang buat biaya rasa sakit terhadap sang bapak tadi.boneka yang di peluknya pun bukan hasil dari memenangkan permainan melainkan karena di beli sama si ivan.

" Pfft, dasar lo nay.kayaknya lo sengaja deh nembaknya " Ujar ivan menahan tawa pas kejadian tadi.

" Enggak kok mas.naya sudah serius bidiknya " Sergah naya.

" Pasti pikiran lo tadi itu mikirin tentang burung ya.dan pas sekali burungnya pun ada di depan jadi tinggal tembak aja deh" Mendengar hal itu naya langsung mencubit perut ivan.

" Aduh duh.sakit nay" Ivan memegangi perutnya itu.

" Biarin "

Mereka berdua berjalan dan ivan berhenti pas ada sebuah penjual balon lalu ia membeli dua balon berwarna merah.

" Nih pegang " Naya pun terpaksa menurut.lalu ia kembali mengikuti ivan dari belakang.tak berselang lama si ivan malah mengikuti sebuah permainan yang sama persis kek naya tadi namun kini pelurunya tidak ada atau lebih tepatnya memakai pistol air.

Ivan langsung bermain dan mengarah ke sasaran yang sudah di sediakan.

" Lihat nih nay" Ivan dengan begitu hebat bermain permainan tersebut dan tepat sasaran semua.

" Mana hadiahnya " Pinta naya ke se pemilik permainan itu.

" Tidak ada hadiah.yang terpenting dari permainan ini adalah sang pemainnya bahagia " Jawab sang pemilik sambil tersenyum sumringah.

black outTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang