chapter dua puluh enam

251 4 0
                                    

Dua minggu sudah berlalu.perasaan sakit hati dan kalut kini mulia pudar di perasaannya naya.ia sekarang lebih  merasa sedikit tenang dengan hari hari yang sedang ia alami saat ini.

Setelah ivan bilang ia akan lebih bertanggung jawab atas kehamilannya,naya pun lebih agak nyaman dengan perlakuan ivan pada sekarang ini di sebabkan si ivan itu benar-benar melakukan apa yang ia ucapkan tersebut.

Selama dua minggu belakangan ini si ivan menjadi tidak agresif.ia sering tersenyum namun bicaranya masih sedikit.tapi naya enggak mempermasalahkan hal itu, malah ia senang jika suaminya itu jarang bicara.namun sekali ngomong, suaminya kini tidak mengeluarkan kata kata kasar lagi tapi yang keluar sebuah perkataan lembut dan penuh kasih sayang.

Ya walaupun seperti itu,ia juga kadang kadang berbuat kasar namun setelahnya ia selalu meminta maaf terhadap naya.

Naya pun hanya memaklumi hal tersebut,di karenakan si ivan itu sedang berusaha menjadi suami yang lebih baik lagi di masa kehamilannya. dan setelah itu mereka berdua memutuskan untuk berpisah.hak asuh anak pun akan di timpakan kepada naya dan sehabis itu ivan akan pergi ke luar negeri buat melanjutkan pendidikannya yaitu kuliah.

"Mas bangun" Naya membangunkan suaminya yang sedang tidur terlelap pada pukul jam setengah enam pagi.dan wajahnya pun tertutupi dengan sebuah selimut.naya menggoyangkan bahunya beberapa kali lalu tak berselang lama ivan pun terbangun.

" Ia nay,gue udah bangun kok"balas ivan dengan nada malas kemudian menyingkirkan selimut yang menutupi wajahnya tersebut.

Ivan mengambil posisi duduk kemudian ia menguap selebar lebarnya.setelah itu ia menggarukan rambut kepalanya sendiri dan pandangan matanya pun tampak masih mengantuk sekali.naya melihat hal tersebut langsung memeluk tubuhnya dari belakang.

" Mas, sekarang mau makan apa "ujar naya tersenyum.

" Kalo di lihat lihat suasananya masih gelap.apa masih malam ya.kalo emang ia, gue lanjutkan tidur lagi ya" Balas ivan kemudian ia merebahkan kembali tubuhnya di atas kasur.

" Eh mas, udah pagi tau" Sergah Naya langsung menarik tangannya hingga ivan pun terbangun lalu berdiri.

Tubuh ivan di dorong oleh naya untuk ke arah kamar mandi.

" Sana mandi dulu.mulut mas ivan bau " Suruh naya hingga akhirnya sudah sampai di depan pintu kamar mandi.

" Ayo cepat masuk mas "

" Iya sayang " Balas ivan tidak menoleh.

Naya jadi kikuk dengan perkataannya tadi lalu ivan menoleh ke arahnya.ivan memegang sebelah tangannya.

" Gue pernah dorong lo di tempat ini, jadi..... Cup" Ivan mencium punggung tangannya dan lalu tersenyum.

" Ini permintaan maaf gue.maafin ya" Lanjut ivan.

" Enggak papa kok.itu cuman akunya aja yang lemah.kan kamu enggak suka sama cewek lemah kayak aku ini" Ujar naya sedikit gugup kemudian ia memundurkan tubuhnya dan tanpa di sengaja ia menginjak sebuah tutup spidol milik ivan kemudian ia terjatuh namun tidak sampai terjatuh ke bawah karena ivan dengan begitu sigap menangkap tubuhnya.

Naya terkejut dan menengok ke arah bawah,kemudian ia memegang dadanya.jantungnya pun kini berdetak kencang tidak karuan.naya pun menatap wajah ivan dengan cukup lama.

"Kamu bener bener tampan mas" Ucapnya di dalam hati.

" Nay,lo enggak papa" Ucap ivan menyadarkan dan kemudian membantunya berdiri.

" Enggak papa kok" Naya menggelengkan kepalanya.

" Bagus kalo begitu " Ivan mengambil tutup spidol tadi dan membuangnya ke tempat sampah.

" Cih dasar, kenapa masih ada aja nih benda " Gerutu ivan.

" Alasan mas ivan sering sering coret coret tembok kenapa sih mas" Tanya naya di belakang tubuhnya.

" Kasih lo cobaan.apa lo itu ceweknya sabaran enggak dalam menghadapi gue ini " Alasan ivan kemudian ia menuju ke kamar mandi.naya hanya menghela nafasnya dan sedikit aneh aja dengan mas ivan karena menguji seorang wanita hanya menggunakan coretan coretan enggak jelas.tapi naya akui kalo alasan itu cukup membuktikan.

Baru masuk ke kamar mandi si ivan berkata dengan intonasi yang keras.

" Kalo mau buat sarapan, bareng aja nay.harus inget itu"

" Emangnya mas ivan bisa masak" Timpal naya.

" Jangan ngeremehin " Naya terdiam kemudian ia pun menunggu ivan mandi sampai ia selesai.

Naya duduk di atas kasur.kedua kakinya saling berayun.tangannya pun mengelus elus perutnya yang belum buncit dengan begitu lembut.

" Ekhem, kayaknya seruh nih" Naya menoleh ke sumber suara dan ia ivan.

" Mas sudah selesai "

" Sudah nay.gimana bentuk tubuh gue ini,perfect kan" Ujar ivan menampilkan bentuk tubuhnya yang cukup atletis dan otot perutnya yang bikin siapa saja yang melihatnya pasti meleleh, terkhusus bagi kaum hawa.

" Iya mas, ganteng kok"naya mengangguk dan mengakui.

" Yaiyalah.lo kan dari dulu itu sudah menyukai gue" Ivan mendekati naya kemudian ia pun ikutan juga mengelus elus perutnya.

" Jadi anak laki laki ya.nantinya bisa main bola bareng sama ayah " Ivan mencium perut naya dengan lembut.

Ivan berdiri lalu melihat ke arah wajah naya yang sekarang ini menampilkan warna pipinya yang merah merona.

" Lo kenapa "tanya ivan menahan senyum.

" Itu loh,kamu bilang kalo aku ini sudah menyukai mas ivan dari dulu" Jawab naya malu malu.

" Oh karena itu.ya jelas gue tau nay.waktu sma lo sering nyuri nyuri pandang sama gue.apalagi pas gue tidur di perpus, lo itu pasti berada..."

" Cukup mas, jangan di lanjutkan " Potong naya lalu menarik tangan ivan ke arah pantry apartemen.

" Ayo kita buat makanan " Ajak naya dan ivan cuman cengengesan saja dengan kelakuan naya tersebut.

" Pasti dia malu berat" Batin ivan senang karena telah menjaillinya.


- tbc -

black outTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang