chapter dua puluh tiga

251 3 0
                                    

Tubuh ivan masih tidur terlentang di atas kasur.matanya memperhatikan langit-langit apartemen.ia mencoba untuk menenangkan diri.kemudian tiba tiba ponselnya berdering.ivan langsung mengangkat ponselnya tersebut.

"Halo"

"Halo ivan,gue digo.lo lagi sibuk enggak"

" Enggak"

" Syukur lah kalo begitu"

" Memangnya mau ngapain "

" Lo mau main futsal enggak.mumpung teman teman kita udah pada ngumpul nih"

" Sama siapa go"

" Udah enggak usah tau lawannya siapa yang penting lo mau ikut enggak "

" Gue ikut "

Setelah perbincangan tersebut, ivan langsung bergegas berganti pakaiannya.sesudah itu ia keluar dan mau menuju ke tempat ketemuannya digo sama teman teman sma nya dulu.

Tak membutuhkan waktu lama ia sudah sampai ke tempat yang di maksud digo yaitu di sebuah taman kota.

Mata ivan terus mencari sosok si digo tersebut.ia berjalan dan mencari.suasana pun cukup terbilang ramai.

Ivan berhenti sejenak di bawah pohon rindang sambil ia meminum minuman yang baru ia beli tadi.

Ia minum juga matanya itu sambil memperhatikan area sekitar taman.lalu tanpa di sengaja di penglihatannya tersebut menangkap suatu pemandangan yang entah kenapa ia menjadi tidak suka.ivan langsung menghabiskan minuman tersebut dan membuangnya ke tempat sampah.

" Woy ivan" Panggil seseorang lalu ivan pun menoleh ke arah samping kanan dan ada digo yang sedang berlari ke arahnya.

Digo datang dan tanpa ba bi bu lagi si digo dengan cepat memukul bahu ivan.

" Lo ngapain langsung mukul aja" Sewot ivan sambil mendelik tajam ke arahnya.

" Ya ini itu tanda pertemanan gue sama lo.dan lagi pula lo enggak baca pesan gue tadi"

" Pesan lo kan katanya datang ke sini"

" Cih coba baca lagi" Suruh digo.

" Enggak ah males.eh ngomong ngomong yang lain pada kemana "

" Udah pada di lapangan.ayok kita ke sana"

" Duluan , tinggal share lokasi aja.nanti gue ke situ kok " Ujar ivan tak menoleh ke arahnya.

" Ya jangan begitu van.kasian yang lainnya , udah pada nungguin tau " Ivan diam dan pandangannya masih fokus ke arah depan.

"Van"

" Ivaan"pekik digo yang membuat ivan menoleh ke arahnya.

" Lo kenapa sih.emang lagi ada masalah ya atau jangan jangan... " Tebak digo berhenti ketika pandangannya itu mengarah ke dua orang yang sedang duduk bersama dan mereka berdua adalah naya sama pedro.

" Van, lihat itu" Tunjuk digo antusias.

" Ayo kita ke lapangan" Ivan langsung menarik tangannya digo dan ia tidak memperdulikan hal tersebut.

" Eh eh, lo jangan tarik tarik juga kali" Balas digo kesal.

Mereka berdua pun akhirnya berangkat ke lapangan futsal dengan motornya digo.

" Van.lo bengong tadi apa jangan jangan karena naya tadi"ivan diam dan ia enggan untuk menjawabnya.

" Kalo lo diem berarti jawabannya ia.emang lagi ada masalah ya di rumah tangga lo"ucap digo.

" Dia lagi sama temannya" Balas ivan malas.

" Ouh sama temannya ya.apa lo enggak curiga "

" Kalo lo ngebahas itu lagi gue enggak ikut main "

" Ok ok,gue enggak ngomong kek gitu lagi"

*******

Naya duduk sambil sedang membaca majalah dan di sampingnya ada si pedro yang sedang memegang beberapa balon.

" Nay,lo nungguin siapa di sini" Tanya pedro.

" Bukan urusan kamu"

" Ya gue cuman nanya doang kok"

" Kamu sendiri mau ngapain.saya sudah bilang kan untuk jangan ganggu saya"

" Gue kesini itu bukan mau ganggu lo tapi mau ngasih balon ini keponakan gue dan kebetulan juga lo ada di sini" Alasan pedro dan tak berselang lama keponakan yang di maksudnya itu datang dan mengambil balon kemudian pergi.

" Balon kamu sudah di ambil kan.yaudah sana kamu pergi " Usir naya yang tampaknya ia tidak suka sekali sama kehadiran si pedro tersebut.

" Buset dah.kok galak banget.dari pada lo sendirian aja,gue temenin ya" Timpal pedro tersenyum.

Naya tidak membalas.dan sibuk membaca majalah.

" Lo diam berarti jawabannya ia" Ujar pedro.

Naya menutup buku majalahnya.lalu menaruh di dalam tas miliknya.naya menoleh ke arah pedro.

" Saya mau tanya sana kamu"

" Tanya apa nay "

" Kamu itu bohong kan kalo kamu itu sudah ngasih tau sama mas ivan jika saya ini sedang berada di rumah sakit waktu kemarin tadi.iya kan"

" Iya nay" Pedro mengangguk.

" Kenapa kamu lakuin itu.apa kamu sengaja mengadu domba " Sewot naya.

" Gue merasa kalo dia enggak bakal dateng.itu aja alasan gue" Jawab pedro.

" Baik saya terima alasan kamu itu" Naya berdiri dari bangku taman dan ia hendak pergi.

" Mau kemana " Tanya pedro yang juga ikutan berdiri.

" Mau pulang " Jawab naya langsung berjalan pergi menjauhi si pedro tersebut.

Pedro langsung mengejarnya.dan kemudian mereka berdua pun berjalan beriringan.

" Lo mau liat pertandingan futsal enggak " Tawar pedro.

" Enggak " Balas naya dengan jutek.

" Saya lagi males nonton " Lanjutnya.

"Gue yang main.tenang aja nay.gue mainnya keren kok, pasti lo seneng deh" Si pedro langsung menarik tangannya naya.dan membawanya ke arah mobil miliknya.naya bingung.ia mencoba menahan namun tenaganya kalah banding sama si pedro itu.pada akhirnya naya pun terpaksa mengikuti pedro lalu sekarang ia sudah masuk ke dalam mobil.

" Udah tenang aja, gue enggak lagi nyulik lo kok" Tutur pedro yang duduk di sampingnya sebab yang menyetir mobilnya itu adalah supir pribadinya.

" Bu _bukan itu pedro.sebenarnya saya ini mau ketemu sama seseorang " Jawab naya dengan perasaan gugup karena takut di tanyain sama si pedro perihal ketemuannya itu.

" Habis pertandingan futsal aja ketemuannya.sebentar kok" Timpal pedro.

Naya menghela nafasnya.kemudian memberikan pesan kepada seseorang yang akan di temui nya itu untuk di tunda dulu sementara waktu.


-tbc -

black outTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang