chapter sembilan

450 6 0
                                    

Ivan sudah sampai di rumahnya aurel dan acara nya pun sedang di mulai.ivan sekarang ini sedang duduk bersama teman temannya dan juga sedang mengobrol.ia juga pada akhirnya memutuskan untuk tidak bertemu lagi sama si Naya,di sebabkan waktu nya itu tidak memungkinkan baginya.apalagi acaranya sudah mulai ramai, jadi yang di takutkannya itu adalah sebuah kesalahpahaman antara dirinya sama si Naya tersebut, yang padahal niatnya itu ia mau mengusirnya saja.

" Van gue mau ketemu sama pacar gue dulu ya" Ujar reza.kemudian di ikuti sama si danu dan juga Adam.ivan membalas semua pamitan teman temannya itu hanya dengan anggukan kepala saja.dan tampak dari ekspresi di wajahnya tersebut terpampang sebuah wajah kemalasan.

Dan sekarang yang masih duduk aja adalah si Ivan sama si digo.

" Van, apa loh enggak iri gitu lihat semua teman lo udah pada punya pacar" Ucap digo.

" Lo sendiri " Tanya balik si ivan.

" Gue udah ada tau "

" Terus kenapa lo masih ada di sini"

" Gue kasian aja sama lo"

" Lo enggak perlu kasian sama gue. kalo mau pergi , pergi aja"usir ivan  dan dirinya sedang fokus bermain game di ponselnya.

" Ok gue pergi, tapi kepergian gue ini sekalian mau nyari cewek buat lo " Ungkap digo lalu menepuk pundaknya.

" Terserah lo aja deh.dan lagi pula enggak ada yang mau kok"

" Gue usahain "

Digo meninggalkan ivan sendiri, atau lebih tepatnya ia sendiri di dalam tengah keramaian.sebab semua orang pada ngobrol sama pasangannya masing masing ada juga yang pada dansa.dan si ivan hanya di temani dengan game di ponselnya saja.sungguh ironi.tapi itu lah si ivan yang anti berdekatan sama seorang cewek, terkecuali tipe cewek yang di inginkannya itu adalah cewek kuat, enggak gampang nangis dan juga tidak menyusahkan.dan itu lah kriteria cewek yang ivan dambakan nan cukup sulit ia dapatkan.

Di sela sela main game tiba tiba aja ada yang mengelus rambut kepalanya dari belakang.ivan cukup terkejut dan langsung menengok ke belakang.lalu mendapati seorang cewek yang mengenakan party mask.

" Lo siapa"tanya ivan.

" Mau minum"tawar cewek itu dengan menyandingkan beberapa minuman berupa cocktail dan lalu menaruhnya di atas meja.ivan mengernyit bingung dengan cewek yang ada di hadapannya tersebut.

" Apa lo yang ngelus rambut kepala gue tadi"tanya ivan memastikan.

Cewek itu pun mengangguk dan tersenyum.lalu duduk di sampingnya.

" Apa tujuan lo itu"ivan menatap curiga kepadanya.

" Tujuan saya mengelus kepala kamu itu buat menyadarkan kamu dari dunia game.coba tengok di sekitar kamu, apa semua nya sedang main hp.enggak kan.ayolah hentikan perasaan egois mu itu" Kata cewek bertopeng tersebut sambil menopang dagunya di atas meja dan memperhatikan wajah ivan dengan begitu serius.

" Lo emangnya siapa seenaknya aja ngatur hidup gue" Balas ivan kesal dengan di iringi meminum beberapa gelas cocktail yang di sediakannya itu sehingga habis empat gelas martini. sepertinya ia minum sebanyak itu sebagai salah satu sikapnya yang menumpahkan rasa kekesalannya tersebut.

" Bukan siapa siapa Ivan, tapi yang saya ingin kan dari kamu itu adalah kamu harus bahagia sama orang yang tepat" Jawabnya.

"Hah, orang yang tepat.enggak salah denger nih gue.hahaha ada ada aja lo ini.gue enggak bakalan dapat orang yang tepat selama gue hidup.hahaha" Ivan tertawa terbahak bahak.

" Jangan terlalu pesimis " Cewek itu pun melenggang pergi meninggalkan Ivan sendiri.

Uhuk uhuk

" Tenggorokan gue kenapa nih" Ivan memegangi tenggorokannya.

" Sakit banget njir"Ivan merasa tercekik.

Selepas kepergian cewek misterius tadi entah kenapa tenggorokannya itu tiba tiba terasa panas dan seakan akan mau terbakar.kepalanya pun mulai pening.

" Gue mau muntah" Ucap Ivan sambil memegangi perutnya juga yang mulai tampaknya ikutan sakit.

Ivan ingin mencari toilet tapi tidak tau tempatnya, dan ia pun bangkit dari tempat duduknya.lalu berjalan mencari orang yang punya rumah untuk menunjukan keberadaan toilet tersebut.

Baru beberapa langkah berjalan, kaki nya juga ikutan sakit tapi lebih tepatnya merasa lemas sekali.kakinya menjadi lunglai dan sulit untuk di gerakan.

Ivan ambruk di tengah kerumunan orang dengan posisi bertekuk lutut.kemudian matanya mendapati seorang cewek bertopeng tadi datang dan mendekatinya dari arah depan.

Lalu dia mengulurkan tangannya itu.ivan pun segera menanggapinya.ivan di tarik olehnya dan berdiri kembali.walaupun seperti itu ia masih sangat kesulitan sekali. tapi untungnya saja si Ivan di tuntun  olehnya untuk menuju ke tempat yang ia mau yaitu sebuah toilet.

Ivan sudah sampai di toilet.lalu ia langsung memuntahkan isi perutnya.setelah itu pandangan matanya terasa kabur sekali, atau ia tidak bisa melihat sesuatu dengan jelas, semuanya tampak ngeblur.

Ivan keluar dari toilet.ia berjalan berasa terseret sekali.kemudian ia duduk sambil meluruskan kedua kakinya.adapun cewek bertopeng itu sekarang entah kemana perginya.

" Ini kenapa anjir" Ivan memegangi keningnya dan lalu menjambak rambut nya sendiri.rasa peningnya pun malah menjadi jadi.

"Aaarggh" Ivan berteriak kesakitan sambil memegangi kepalanya.

"Kamu lihat itu" Dan tiba tiba saja cewek bertopeng tadi datang dan jari telunjuknya menunjukan ke sebuah kamar.

" Lo yang membuat gue seperti ini" tuduh Ivan dengan perasaan yakin kalo semua rasa sakit yang ia derita ini adalah ulahnya.

" Bukan "jawabnya.

" Terus siapa "

" Coba lihat lah" Suruhnya sekali lagi ke arah kamar yang di maksudnya itu.

Dengan terpaksa, Ivan pun  menurutinya dan menengok ke arah yang di inginkannya tersebut.

Dan hal yang mengejutkan pun terjadi yaitu si Ivan yang pandangannya tadi itu berasa kabur, malah kini ia bisa melihat dengan jelas kembali ketika melihat sebuah pemandangan seorang cowok sedang menggendong seorang cewek ala bridal style dan yang tampaknya cewek tersebut dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Bukan itu yang bikin Ivan kaget, tapi si cowok itu terus menciumi bibir cewek itu dengan begitu nafsu.dan karena sebab itu lah juga si cowok tersebut tidak menyadari akan keberadaannya Ivan sama cewek bertopeng.

Lalu mereka berdua masuk ke dalam kamar.

" Ivan, kamu tau kan apa yang kamu harus lakukan.viona itu milik mu,dan kamu pasti tidak mau kan jika ada yang berani menyentuhnya" Bisik cewek bertopeng tersebut.

" Enggak akan gue biarin" Timpal Ivan kesal lalu berdiri dan berjalan sempoyongan menuju ke kamar yang di masuki sama cowok yang terlihat sangat nafsu itu dan juga kamarnya itu adalah kamar yang di tunjuk sama si cewek bertopeng tadi.

- tbc-

black outTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang