chapter dua puluh satu

304 4 0
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul jam delapan malam.Naya dan Pedro pun sudah sampai di depan apartemennya ivan.setelah sampai di situ naya tidak mengizinkan Pedro untuk masuk ke dalam dan menyuruhnya agar cepat pulang.pedro pun mengangguk paham akan maksudnya tersebut.

Naya masuk ke dalam,dan tanpa di sangka ia di kejutkan dengan suatu pemandangan yang amat menyakitkan baginya yaitu si ivan suaminya sedang berciuman mesra sama seorang wanita yang ia tidak kenal.lalu naya juga melihat keadaan apartemennya itu tampak seperti sehabis acara makan malam romantis yang di lakukan oleh mereka berdua.

Ivan terus melakukan ciuman mesra di sebuah kursi dan tidak menyadari akan kehadiran si naya.

Naya berdiri sambil menangis dalam diam alias tak bersuara.ia masuk lalu menaruh telur yang di berikan sama si violet tadi ke dalam kulkas.setelah memasukkan semua telur ia berniat untuk masuk ke kamar mandi buat mengeluarkan suara tangisannya itu yang ia tahan ketika melihat kejadian yang sangat menyakitkan tersebut.

Baru naya mau masuk ke kamar mandi tiba tiba saja tangannya di tarik sama ivan dengan begitu kasar lalu mendorong tubuhnya ke atas tempat tidur.

" Kamu mau ngapain.lanjutkan saja kegiatan mesra mu itu"ujar naya yang sudah berlinang air mata.

Ivan mengusap mukanya dengan perasaan agak gusar. Lalu melihat ke arah luar jendela sebentar dan menatap ke arah naya lagi.

" Tadi lo ke sini sama siapa.jawab yang jujur! " Bentak ivan dan menatap tajam ke arahnya.naya mengusap air matanya tersebut.

" Paling juga sama selingkuhannya " Celetuk wanita yang telah berciuman sama ivan tadi dan sekarang ia berdiri di samping naya lalu tersenyum menyeringai ke arahnya.melihat hal tersebut naya langsung marah dan ia melemparnya dengan sebuah bantal ke arah wajahnya itu.namun serangan lemah itu bisa di tangkis dengan mudah olehnya.

" Dia siapa mas ivan!"tanya naya sedikit bernada menggertak.

Ivan terdiam.lalu wanita tadi mengulurkan tangannya ke arah naya.

" Perkenalkan nama saya nadia.teman kerjanya ivan" Naya langsung menepis tangannya itu dengan kasar lalu membuang muka.

" Jadi ini istri kamu ya.kok kayaknya enggak cocok banget deh sama kamu"ucap nadia.

Naya berdiri.lalu ia mengambil tas miliknya.

" Mau kemana kamu " Tanya ivan.

" Mau cari angin dulu" Jawab naya tidak menoleh.dan sekarang ia sedang menahan rasa tangisnya.ia berniat mau keluar karena ingin mengeluarkan semua rasa sedihnya yang sudah menumpuk di batinnya itu.

" Paling juga ketemu sama selingkuhannya " Sahut Nadia yang bikin telinga naya merasa panas sekali.

" Kamu enggak boleh keluar malam ini " Larang ivan.

"Kenapa" Naya membalikkan badannya dan ia menuding ke arah Nadia.

" Apa jangan jangan mas ivan mau pergi sama wanita jalang itu" Sarkas Naya yang baru pertama kalinya ia mengumpat kepada orang lain apalagi baru ia kenal.

"Eh enak aja kalo ngomong.ivan lihat istri kamu itu, kurang ajar banget ngatain saya " Sewot Nadia.

" Jangan salahkan dia, tapi salahkan kamu sendiri.saya bisa seperti ini karena kamu yang dahulu mengkhianati rumah tangga ini" Kata ivan.

" Maksudnya apaan.jangan nuduh sembarangan ya mas"

" Jangan pura pura bloon ya, kami berdua tau kok kalo kamu main sama pria lain" Ucap Nadia yang kemudian ivan menyuruhnya agar diam dan tidak ikut campur dulu.ivan langsung mendekati naya.lalu ia mengambil ponsel miliknya dan membukanya juga.

" Nih coba kamu lihat" Suruh ivan untuk melihat gambar yang ada di ponselnya itu.

Naya langsung terkejut jika gambar ponselnya itu adalah gambar dirinya yang sedang di peluk sama si Pedro waktu pagi tadi.naya pun langsung menutupi mulutnya dengan sebelah tangannya karena saking enggak percayanya jikalau ada orang yang sedang merusak hubungan rumah tangganya tersebut.

" Mas ivan, dengerin naya dulu.foto ini.... "

" Enggak usah banyak alasan.udah jelas kok buktinya, masih ngelak aja"potong ivan marah.

" Dan terus kenapa kamu pulangnya malam kek gini.saya sudah nungguin kamu dari tadi pagi.saya kira kamu orangnya nepatin janji.eh tapi salah dugaan" Kedua tangan ivan melipat di depan dadanya.

" Kamu lihat si Nadia itu.dia nemanin saya dari pagi.bikin saya sarapan.dan ia juga tidak mengeluh saat menghapus semua coretan coretan saya yang ada di tembok atau pun di jendela.ia melakukannya dengan senang hati, enggak kayak kamu yang selalu ngedumel terus.ayo jawab, seharian penuh kamu ada di mana aja" Tutur panjang ivan yang membuat naya emosi lalu ia membanting tasnya itu.

" Mas ivan jangan pura-pura enggak tau dong, kalo pagi tadi itu naya sedang berada di rumah sakit" Balas naya dengan agak membentak.dan entah kenapa ia malah menjadi berani seperti ini.

" Rumah sakit? "Ivan mengernyitkan dahinya.

" Emangnya kamu kenapa " Lanjut ivan dan mukanya kini malah menjadi khawatir.

Plakk

" Dasar suami enggak bertanggung jawab" Naya langsung menampar pipinya.

" Kenapa kamu menampar saya" Kata ivan dengan menyorot tajam ke arah naya.

Naya yang tadinya emosinya sudah menggebu gebu kini malah menjadi menciut karena ivan menatap menyeramkan ke arah dirinya.

Ivan langsung mencengkram kedua tangan naya.lalu mendorong tubuhnya dan memojokkannya hingga naya tidak bisa apa apa.

" Kenapa kamu menampar pipi saya.hah.jawab! " Bentak ivan.

"Lepasin mas" Naya mencoba memberontak namun kekuatannya kalah banding dengan si ivan.

" Ivan, apa itu enggak berlebihan" Ujar Nadia yang sekarang ia malah bersimpati dengan naya.

"Cepat pergi dari sini" Usir ivan dan Nadia pun langsung pergi.

"Cepat jawab" Tanya ivan sekali lagi.

" Apakah tidak ada yang memberitahu kan mu kalo aku sedang berada di rumah sakit " Jawab naya dengan nada yang mulai melemas sebab dirinya yang sedang mengandung sekaligus ada rasa sedikit trauma juga akibat kecelakaan kecil pas pagi tadi.ivan masih mencengkram dan tidak memperdulikan naya yang sekarang menjadi pucat mendadak.

" Tidak ada, tidak ada orang yang memberitahu ku bahwa kamu sedang berada di rumah sakit" Balas ivan datar.

" Lepasin ivan"pinta naya.ivan tidak menggubris hal tersebut dan masih mengekang nya.

" Kamu bisa menjadi seperti ini karena kamu itu lemah.dari dulu saya tidak suka cewek lemah kayak kamu"

" Kalo begitu kamu harus menahan rasa sakit ini" Kemudian ada tamu yang tak di undang pun masuk ke apartemen dan langsung memukuli wajah ivan berkali-kali.

" Dasar cowok pengecut" Ucapnya dan terus memukul.

- tbc-


black outTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang