chapter tiga puluh empat

209 3 0
                                    

Violet keluar dari ruangan Naya karena mau baung air kecil dulu di toilet rumah sakit.selepas kepergiannya,Naya hanya menghela nafas sabar akan cobaan yang ia alami saat ini.

Adapun si Aurel katanya akan menemui Naya sekaligus menjenguknya.sambil menunggu ia pun bermain ponsel.

Kemudian ada seseorang yang masuk ke dalam ruangannya dan Naya kira si violet namun setelah di lihat ternyata orang yang sangat mengejutkan baginya.

" Pe_pedro kamu ngapain ke sini " ucap Naya gugup.dan lalu Pedro tersenyum miring ke arahnya.

" Lo ngelarangin gue buat jenguk lo"

" Hehehe enggak juga sih" Naya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sekaligus ia bingung kenapa si Pedro tiba tiba tau bahwa dirinya sedang berada di rumah sakit.

Pedro duduk di samping Naya dan di tangannya itu membawa sebuket bunga mawar.

" Ini taruh di mana" tanya Pedro akan bunga yang ada di tangannya tersebut.

" Di sini aja" tunjuk Naya ke arah sampingnya.

" Pedro, maaf ya kalo tadi itu enggak ada sopan sopannya sekali atas kedatangan kamu " Naya meminta maaf atas kelakuannya yang tampak tidak senang sekali atas kehadiran si Pedro tersebut.

" Enggak papa, yang terpenting gimana keadaan Lo sekarang" tanya Pedro lembut sambil mengelus-elus rambut naya.naya pun membiarkan hal itu karena menurutnya cukup memberikan kenyamanan.

" Sudah baikan "

" Oh ya Pedro.sudah beberapa minggu ini kamu kemana aja.enggak ada kabar sama sekali" tanya Naya.

" Lo kangen ya " Naya Langsung menggeleng kan kepalanya beberapa kali.

" Jadi waktu itu gue pergi ke luar negeri mau ketemu...." Ucapannya terhenti ketika violet sama si Aurel masuk ke dalam.pedro langsung berdiri.

" Gue pergi dulu nay" pamit Pedro yang membuat Naya bingung dan langsung keluar.

Si Aurel tiba-tiba aja langsung memeluk tubuh Naya.

" Lo enggak papa nay.enggak di apa apain kan sama dia " ujar Aurel khawatir.

" Enggak kok "

" Syukur lah kalo begitu.dan gue peringat kan ke lo untuk jangan deketin si Pedro lagi.dia itu berbahaya.inget itu nay" larang Aurel secara tiba-tiba.

" Tapi dia orangnya baik kok" ucap Naya kemudian langsung di sela sama si violet.

" Udah nay,nurutin aja apa kata aurel.sepertinya dia ingin membantu Lo "

" Baiklah" Naya mengangguk dan menuruti omongan si violet tersebut.

" Nay ini gue bawain parcel buah " Aurel memberikan sebuah parcel dan Naya membalasnya dengan sebuah senyuman tipis.

" Makasih ya "

" Iya sama sama nay.oh ya di mana si Ivan sekarang" balas Aurel.

" Dia pergi aurel.dan sekarang aku mau nanya sesuatu ke kamu yang sangat penting sekali"

Mendengar hal itu Aurel sama violet langsung duduk saling bersebelahan dan khusus bagi ekspresi Aurel tersebut tampaknya sangat penasaran sekali.

" Ayo cepet nay tanyakan" suruh Aurel.

" Aku ingin kamu kasih tau aku tentang si Ivan atau pun masa lalunya
" pinta Naya.

" Kok Lo tanya gue sih" Naya langsung menarik baju Aurel dengan sangat kasar. Tubuh Aurel maju dan matanya saling bertatapan dengan mata Naya yang sudah berkaca kaca.

" Karena kamu teman masa kecilnya aurel.naya tau hal itu saat Naya nemuin buku catatan mas ivan.dan Naya minta tolong kepada aurel untuk cerita kan tentang masalah Ivan yang kenapa ia sangat membenci sekali terhadap seorang wanita apalagi yang sangat lemah seperti Naya ini" kata Naya yang pipinya itu sudah basah akibat dirinya menangis tanpa ada suara kesedihan.

" Cepat lepasin nay.gue susah nafas tau " sewot Aurel yang kemudian Naya melepaskan tarikannya itu.

" Kalo Lo maunya seperti itu gue akan jelasin sekalian kasih tau tentang kesalahan terbesar gue terhadap Lo ini " jawab Aurel dan membuat perasaan violet menjadi cukup tegang.naya pun membersihkan air matanya dan ia mencoba bersikap tegar akan sebuah penjelasan si Aurel yang mau ia utarakan itu.

- tbc-

black outTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang