Sebelas [Spin off: Hilang]

99 14 0
                                    

Selamat Membaca:)

***

Bintang pulang dari kosan Danish pukul 8 malam. Awalnya Danish ingin mengantarnya pulang, namun langsung ditolak, dengan dalih jalanan masih ramai. Memang benar masih ramai, tapi ada satu hal yang membuat Bintang menyesal karena menolak tawaran Danish.

Laki-laki di depan kosannya saat ini, membuat Bintang ketakutan. Laki-laki yang selalu Bintang hindari, laki-laki yang menjadi satu-satunya alasan Bintang untuk memutuskan menjadi anak rantauan.

Kali ini Bintang harus menghadapinya, tidak mungkin terus-terusan kabur dan berakhir nangis di depan Danish. Bintang juga sudah terlalu banyak memasukkan Danish ke dalam masalahnya.

Dengan berat hati, Bintang memajukan motornya sampai gerbang kosan.

"Ikut mas pulang."

"Nggak mau, ngapain ngajak aku pulang? Mau nyiksa aku lagi?" tanya Bintang yang sudah turun dari motor.

"Mas minta maaf dek."

Untuk pertama kalinya, Elang memanggil Bintang dengan sebutan adik. Ada perasaan aneh saat Bintang mendengar sebutan itu. Setitik rasa bahagia yang baru kali ini ia dapatkan.

"Kenapa?" tanya Bintang. Dulu saat Bintang ada di rumah, Elang selalu menyiksa dirinya tanpa sepengetahuan ibu. Ibu yang mempunyai rumah makan dan selalu pulang malam membuat dirinya tidak tau apa-apa yang dilakukan kakak beradik itu.

"Mas sadar, mas salah selama ini."

"Kemana aja selama ini?" tanya Bintang dengan suara bergetar.

"Maaf dek, kita mulai baru lagi ya."

Tangis Bintang pecah, Elang yang kelimpungan langsung memeluk adik satu-satunya itu. Rasa bersalah memenuhi dirinya. Gadis yang seharusnya ia rawat dengan baik tapi justru ia perlakukan jauh dari kata baik.

"Sakit mas." Bintang menangis kemcang, bahkan abang nasi goreng yang lewat memandanginya heran.

"Maaf."

"Ayo kita pulang dulu, ibu kangen sama kamu."

Cukup lama, hingga akhirnya Bintang menyetujui ajakan Elang untuk pulang ke rumah.

.
.

Perjalanan pulang ke Bandung hanya ditemani obrolan singkat yang dipancing oleh Elang. Sedangkan Bintang hanya sesekali menimpali. Bintang masih merasa canggung sama sosok Elang. Hingga akhirnya mereka sampai di rumah.

Bintang disambut dengan pelukan hangat sang ibu. Sudah 2 semester Bintang tidak pernah pulang. Bukan karena tidak ada uang, tapi Elang menjadi alasannya untuk tetap berada di kosan.

"Akhirnya kamu pulang nak, maafin ibu ya."

Bintang melepaskan pelukan sang ibu, menatap ibu dengan penuh tanda tanya.

"Kenapa minta maaf bu?"

"Ibu baru tau sama yang mas kamu lakuin ke kamu."

Bintang masih belum mengerti, apakah Elang menghampirinya dan menjemputnya pulang karena sang ibu yang sudah mengetahui segalanya?

"Mas yang cerita dek." Elang menunduk menampilkan rasa bersalahnya.

Sejujurnya sampai saat ini Bintang belum sepenuhnya sadar. Masih belum percaya kalau ini benar terjadi. Kejadiannya terlalu cepat, sampai Bintang bingung sendiri.

Elang selama ini datang menemuinya tapi selalu dihindari, ternyata berniat untuk meminta maaf padanya. Ibunya juga sudah mengetahui apa yang Elang lakukan kepadanya selama ini.

Cerita Danish [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang