Selamat Membaca:)
***
"Pamit pulang bu, makasih udah dijamu dengan baik." Tidak seperti tadi pagi, malam ini Danish memberikan senyum ramah kepada ibu dari Bintang. Danish dan Joni benar-benar dimanjakan dengan berbagai macam makanan yang ibunya Bintang buat.
"Makanannya enak-enak bu." Joni memberikan cengiran khasnya.
"Ibu, aku pergi dulu ya." Bintang ikut pulang ke kosan bersama Danish dan Joni. Biar sekalian, dari pada bersama Elang, lebih repot.
"Hati-hati ya nak, yang bawa mobil siapa?"
"Ganti-gantian bu, biar nggak cape banget."
"Oh yaudah, kalo gitu. Jangan kebut-kebutan ya."
Danish mengangguk mantap. "Pasti bu. Yaudah bu kami pamit dulu, permisi."
Danish, Bintang dan Joni berjalan menuju mobil yang terparkir di luar pagar.
"Aduh." Bintang meringis pelan, seperti baru saja tersandung.
"Kenapa?" tanya Danish heran, pasalnya tidak ada batu-batuan atau benda lain yang dapat menimbulkan seseorang tersandung.
Bintang menggeleng, "Nggak, kesandung kaki sendiri aja. Ayo keburu makin malem."
Selama perjalanan, Bintang dan Joni tidak berhenti saling melemparkan candaan. Tentunya tidak mengikutsertakan Danish yang tertidur di kursi depan. Itu karena di rest area berikutnya Joni meminta untuk berganti peran. Joni juga tampak lelah karena kemarin dirinya yang menyetir sampai rumah Bintang.
"Nish, rest area nih." Joni menggoyangkan badan Danish.
"Hheee..."
"Bangun njir. Ngantuk gue juga."
"Ntar Jon, gue mau ke minimarket dulu beli minum."
"Kopi satu Nish."
Danish turun dari mobil, ternyata Bintang juga ikut turun. "Mau ikut?"
"Mau, beli cemilan dong." Danish mengangguk menyetujuinya, kemudian masuk ke minimarket dan membeli beberapa minuman dan makanan ringan.
Saat Bintang ingin masuk ke kursi belakang, sudah ada Joni yang terlentang.
"Depan aja sini."
.
.Danish menepuk-nepuk lengan Bintang sejak 2 menit yang lalu. Saat ini mereka sudah berada di kosan Danish. Kalau Joni, sudah masuk ke dalam kosan saat Danish mematikan mobilnya.
"Bangun, udah sampe."
Bintang mengerjapkan matanya, melihat kearah luar yang ternyata bukan daerah kosannya. "Kok nggak pulangin gue?"
"Nanti pagi aja, ini udah jam 3. Ayo tidur di dalem aja."
Bintang mengekori Danish sampai depan pintu kamar Danish. "Tidur sana." perintah Danish.
"Lo tidur dimana?"
"Sofa."
"Gue aja yang di sofa, lo tidur di kamar lo aja sana."
"Pilihannya dua, gue yang di sofa apa gue ikut tidur di kamar." ancam Danish.
Dengan cepat Bintang masuk ke kamar Danish dan menutup pintu lumayan keras. Danish yang melihat itu hanya tertawa kecil. Kemudian berjalan ke sofa untuk tidur disana.
***
Audit Komunikasi. Mata kuliah yang menemani kelas komunikasi B di sore hari. Hujan yang turun cukup deras, tak menjadi alasan Pak Tito untuk memberikan ilmu kepada mahasiswa semester 6 nya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Danish [END]
General FictionMelangkah jauh demi sebuah harapan. Awalnya aku mengira kalau keputusan itu adalah jalan terbaik yang pernah ada. Hingga tak sadar, bahwa banyak hambatan untuk mencapai garis selesai. -Danish- _______ Danish itu emosian dan galak. Tapi kalau sama Bi...