34. Trente-quatre

5K 407 43
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Lisa tiba di kantor dengan mencatat waktu terlambat ± selama 1 jam. Ia menggaruk kepalanya dan baru terpikir bahwa dirinya benar-benar terlambat hari ini.

Selama Lisa bekerja di perusahaan milik ayahnya Jennie, atau lebih akrab disapa dengan tuan Kim, Lisa tidak pernah terlambat sekalipun dalam hari kerjanya. Ia selalu datang tepat waktu, bahkan sebelum bel masuk berbunyi.

Namun berbeda dengan hari ini. Hari pertama Lisa meninggalkan Jennie di rumah beserta calon bayinya. Ia merasa tidak ingin meninggalkan mereka, walau untuk beberapa jam saja. Lisa enggan.

Lisa tiba di lantai 7 dan semua penghuni lantai 7 memberi hormat padanya. Ia mengerutkan alisnya sambil terus berjalan menuju meja kerjanya, tim Art & Design.

Jimin merapikan dasinya begitupun Jhope yang menata kemejanya. Ia kembali membungkuk pada Lisa, lalu menyapanya.

"Selamat pagi, tuan Manoban" sapa Jimin

Lisa tersenyum dan duduk di kursinya.

"Pagi guys, bagaimana hari kalian"

"Tuan, tapi maaf. Untuk apa anda duduk di meja ini?" Jimin bersikap sangat hormat kepada Lisa, begitu pun Jhope.

"Ada apa ini Jimin? Kenapa aku tidak boleh duduk di kursiku? Ini 'kan mejaku"

"Tuan, tapi.."

"Selamat pagi tuan Lalisa Manoban, anda diminta ke ruangan untuk menemui tuan besar Kim"

"Hyeri? Tuan besar Kim? Beliau ada di sini? Dan ingin aku menemuinya?"

"Benar tuan, mari"

"Hyeri ada apa ini? Kenapa semua orang memberi salam padaku?" tanya Lisa yang berdiri dan menahan Hyeri. Ia masih bingung dengan apa yang terjadi di kantornya.

Hyeri mengambil barang-barang Lisa dan membawanya.

"Tuan akan mengetahuinya begitu bertemu dengan tuan besar Kim"

"Kenapa juga kau harus memanggilku tuan, atau jangan-jangan.. Kalian sudah tahu bahwa Jennie sedang mengandung putraku?"

"MWO? JINJA?" Hyeri menghentikan langkahnya, membuat Lisa sedikit memundurkan kepala serta dadanya.

"Sungguh. Kau belum tahu? Tapi kenapa Jimin dan Jhope juga memanggilku tuan, dan kau juga. Kenapa semua barangku kau bawa ikut serta? Atau karena aku terlambat, jadi tuan besar ingin memarahiku?"

"Tuan, beliau mertuamu. Mana mungkin kau akan dimarahi olehnya"

"Ya bisa saja tak pandang bulu, tetap profesional dalam pekerjaan"

Séduisante ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang