23. Vingt-trois

6K 474 50
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Jennie tersadar dan memegang kepalanya. Ia melihat-lihat sekelilingnya.

"Aw.. Aku mimpi buruk" ucapnya dan memijat kepalanya. "Kenapa aku ada di mobil? Biasanya aku tidak tidur di mobil. Ini seperti mobil Taehyung oppa. Ke mana dia?"

Tidak lama Taehyung kembali. Dan melihat Jennie yang telah bangun dari pingsannya.

"Jennie, kau sudah lebih baik?"

"Memang aku kenapa oppa?"

"Kau pingsan Jen, saat melihat ke sana" Taehyung menunjuk kerumunan.

"JADI AKU TIDAK MIMPI?" tanyanya terkejut matanya mulai berair lagi.

"Kuharap juga ini mimpi Jen, tapi kau harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi"

"Oppa.. Di mana Lisaku? hiks.. Dan kenapa jalanan itu penuh dengan darah? oppa.. Kenapa ini terjadi padaku juga pada Lisa?" Jennie menangis, tangisannya teramat perih.

"Jen kau yang tenang, aku akan menjelaskan kronologinya. Jadi, menurut orang di sana, pemilik mobil itu mengalami kecelakaan dan sekarang ia sudah dibawa ke rumah sakit"

"MWO? APA ORANG ITU LISAKU? TIDAK MUNGKIN 'KAN OPPA?" ia terus menggelengkan kepalanya,membantah keadaan yang terjadi.

"Jen.. Kemungkinan itu Lisa, karena nomor polisi di Korea tidak akan ada yang sama persis. Kau juga mengetahuinya 'kan? Kau melihat nomor polisi mobil itu 'kan? Apa itu milik Lisa?"

"Oppa.." Jennie semakin menangis, dadanya sesak dan tangisnya kuat. Ia membayangkan betapa parahnya kecelakaan yang Lisa alami hingga darahnya begitu berserakan di jalan.

"Bagaimana mungkin ini bisa terjadi padaku? Oppa tolong tampar aku sekuat-kuatnya! Katakan padaku bahwa ini mimpi!"

"Jenn sadarlah, ini kenyataan yang harus kau hadapi" Taehyung mengusap bahu Jennie agar sepupunya tersadar dan tidak histeris.

"Ayo kita ke rumah sakit oppa. Aku ingin menemui Lisa!"

"Iya Jen. Aku sudah mendapatkan alamat rumah sakitnya. Kau sabar dulu em? Doakan saja semoga Lisa baik-baik saja"

"Hiks.. Li.. Kenapa kau tega sekali sayang? Hiks.. Lalisa.."

Jennie memeluk lututnya, ia menangis dengan sesegukan menahan perih. Tidak percaya dengan apa yang ia alami sekarang.

Alih-alih malam bahagianya berubah menjadi malam paling menyedihkan seumur hidupnya.

Dddrrrttt..... Dddrrrttt....

"Jen.. Ponselmu"

"Jennie!"

"Jen.. Angkat"

Séduisante ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang