36. Trente-six

5.1K 383 40
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Jennie sedang duduk di kursi roda, memegangi botol infusan dan didorong oleh Lisa.

Lisa mengusap bahu Jennie dan mengecup pipinya. "Kita ke taman hm? Kau harus menghirup udara segar sayang" Lisa membelai kepala Jennie, mendorongnya hingga menepi di taman depan rumah sakit di kota Bangkok.

"Mau minum?" tanya Lisa lagi, dan Jennie menggelengkan kepalanya.

"Lalu mau apa sayangku?"

"Tidak mau, aku hanya ingin membunuh jalang itu"

Lisa berjalan mengitari kursi roda, ia merengkuh di hadapan Jennie yang sedang duduk di kursi roda tersebut. "Sabar sayangku, semua sudah selesai. Dia juga sudah ditangani oleh pihak kepolisian. Aku akan menuntutnya dengan berat, karena aku juga memiliki kewarganegaraan di sini. Dan dia sudah menciptakan sebuah tindak kriminal. Polisi pasti akan memberikan hukuman yang setimpal, apalagi di sana kita punya banyak saksi mata"

"Tapi aku ingin membunuhnya hon, dia telah membuat pinggangmu tertikam.. Hiks.. Aaa.. Aku kesal sekali.. Aku tidak terima ini semua!" Jennie memeluk Lisa yang ada di hadapannya.

Wajah pucat yang mengukir senyuman sebab dikhawatirkan oleh sang istri tak lepas dari rasa syukur Lisa, yang di mana ia dapat menyelematkan anak beserta istrinya dari tikaman pisau yang mungkin bisa membuat salah satu dari mereka cedera serius. Lisa mengusap punggung Jennie, seraya menenangkan hatinya kembali. "Sayangku.. Aku juga ingin membunuhnya ketika dia mencoba menikam kau dan bayi kita. Tapi untungnya dia segera ditangani oleh orang-orang. Kalau tidak, aku pasti sudah membunuhnya dan diriku berakhir di penjara, bukan di rumah sakit"

"Lili.. Kau daddy terbaik sayang, terima kasih sudah melindungi kami" pelukannya semakin nyata, betapa kemalangan menimpa suaminya, namun haru berkat pengorbanannya.

"Ini kewajibanku sebagai kepala keluarga. Aku tidak akan membiarkan kalian disakiti oleh siapa pun. Lain kali aku akan selalu membawamu ke mana pun aku pergi. Maafkan daddy ya nak, kau pasti terkejut dengan kejadian tadi" Lisa mengusap perut Jennie, lalu mengecupnya.

"Pinggangmu masih sakit?" Jennie cemberut, ia mengusap rahang Lisa.

"Tidak kok sayang, sudah sembuh. Untung saja ini tidak mengenai organ dalamku, dan pisaunya tidak terlalu besar. Jadi hanya beberapa jahitan saja pascaoperasi kecil"

"Hmm.. Sayang.." Jennie memeluk Lisa.

"Jangan dipikirkan terus ya sayang, kau tidak boleh banyak pikiran"

"Aku hanya tidak habis pikir oleh motifnya, dia melakukan semua ini karena dia tidak suka melihat kita bahagia. Apa dia gila? Dia juga bilang kau adalah cinta pertamanya. Apa dia waras? Argh! Aku kesal sekali padanya hon, aku ingin membunuhnya!"

"Ssttt.. Sudah.. Jangan dipikirkan lagi hm?.. Sekarang mari fokus pada kebahagiaan bayi kita, kau ice cream?" tanya Lisa dan Jennie mengangguk gemas.

"Mau.." jawabnya dengan manja.

"Baiklah, mari kita cari ice creamnya.. Kaja.."

Lisa kembali ke belakang dan mendorong Jennie di kursi roda. Ia membawa Jennie untuk mendekat ke arah penjual ice cream di tepi taman rumah sakit.

Séduisante ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang