37. Trente-sept

4.7K 367 28
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Jennie POV🌼

Tidak terasa masa kehamilanku sudah menginjak di usia 9 bulan. Aku dan Lisa sudah tidak sabar untuk bertemu dengan buah hati kami.

Pergerakannya semakin jelas, tak jarang Lisa mengecup-ngecup si kecil yang masih dalam kandunganku ini. Lisa sering sekali membacakan cerita-cerita konyol tentang masa kecilnya. Aku berharap dia tidak mewarisi kenakalan ayahnya. Kalau kasih sayangnya tentu saja tidak perlu diragukan.

Selama masa kehamilanku, Lisa menjagaku dengan sangat baik. Dia tidak pernah melewatkan satu hari pun tanpa pertanyaan sudah makan? Minum susu? Minum vitamin? Apa yang baby kita inginkan? Tidur yuk? Kenapa lagi hm?

Seperti itulah pertanyaan sederhana yang membuatku merasa istimewa. Sejak usia kandunganku menginjak 7 bulan, dia meminta izin pada daddy untuk bekerja di rumah, sembari menjagaku, Lisa juga tidak lepas dari tanggung jawabnya.

Setiap kami tidur, dia selalu mengusap-usap punggungku. Memang tidak dapat aku pungkiri, semakin hari beratnya semakin bertambah. Selain membuatku kesulitan untuk beraktivitas, baby boy kami juga sedikit membuatku susah tidur, pegal-pegal dan sakit badan. Aku juga merasa berat badanku bertambah pesat, tapi Lisa tidak mempermasalahkan itu, dia bilang aku selalu seksi dan cantik. Tentu saja! Aku 'kan istrinya.

Seperti yang aku bocorkan sebelumnya, jenis kelamin bayi kami laki-laki, itu juga menurut hasil USG di minggu terakhir.

Kami telah mempersiapkan semua kebutuhan bayi kami. Lisa memilih barang-barang berwarna kuning, sementara aku memilih yang berwarna biru dan hitam.

Kami juga telah menyiapkan nama untuk baby boy kami, itu juga jika hasil USGnya akurat. Terkadang suka ada kesalahan dari hasil pemeriksaan. Namun mau perempuan atau laki-laki, itu tidak jadi masalah bagi kami. Yang terpenting dia lahir dengan mudah dan tumbuh dengan indah.

Oh iya, aku hampir lupa mengatakan bahwa Lisa juga sudah tidak berani bercinta akhir-akhir ini. Dia bilang tunggu bayi kami lahir, baru dia akan membuat personil berikutnya.

Namun aku tidak mau terburu-buru, rasa hamil itu tidak enak. Belum lagi melahirkannya, haduh.. Aku jadi takut membayangkannya.

Jujur saja aku enggan untuk mengambil jalan operasi. Aku takut, entah kenapa aku begitu takut.

Lisa juga tidak keberatan jika aku akan memilih bersalin secara normal. Dia tidak memaksaku untuk mengambil jalan mudah seperti yang dokter sarankan, tapi aku tetap memilih jalan melahirkan dengan cara yang normal.

"Engh.. Sedang apa? Kenapa tidak tidur lagi? Pegal lagi hm? Nak.. Jangan menyulitkan ibumu, biarkan mommy tidur ya?" Dia terbangun, kami memang sedang tidur. Hanya saja aku bangun lebih dulu dan membiarkannya memeluk perutku.

Itu kebiasaan Lisa semenjak perutku semakin membesar. Dia menyusu sambil memeluk perutku, memeluk bayi kami. Itu sangat menggemaskan, seperti koala yang memeluk pohon, Lisa enggan melepaskannya ketika kami sedang tidur.

"Aku terbangun sayang" kubelai pipinya yang menempel pundakku.

Dia mengusap-usap perutku lagi, entah apa yang akan dia ucapkan, mari dengarkan kalimat suamiku. Biasanya dia bicara pada si kecil.

Séduisante ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang