28

291 60 33
                                    

Retha mengalami shock berat karna kejadian itu, fisik juga mental Retha sangat drop. Sudah tiga hari Retha tidak kesekolah dan tidak ingin berbicara pada siapapun. Retha hanya menatap kosong ke satu titik.

Sebenarnya Retha tidak ingin seperti ini karna ia tidak suka melihat semua orang khawatir dengan dirinya. Tapi, bohong kalau Retha bilang dia kuat untuk kesekolah.

Sepulang sekolah, semua sahabat-sahabat Retha mendatangi rumah Ridwan untuk membujuk Retha agar ia ingin kembali bersekolah.

"Rethaaaaaaa, gua kangen bangetttt" ucap Caca langsung memeluk Retha yang sedang menatap kejendela

"sesek anak orang anjir Ca" ucap Grezy dan Retha masih bel berkutik apapun, masih dengan lamunannya

"kak Retha, ini kita bawain seblak yuk makan bareng" ucap Shindi

"kita juga bawain cimory satu dus, bisa lo minum sampe usus lo bersih" ucap Caca mencoba membuat Retha tertawa namun nihil usahanya sia-sia

Mereka saling bertatapan satu sama lain untuk mengirim sinyal bahwa mereka tak tahu harus berbuat apalagi agar Retha ingin berbicara pada mereka.

"Reth" ucap Laura

"lo gak sendiri, ada kita semua disini. Normal buat lo ke psikiater juga. Gue tau lo pasti shock banget karna banyak foto lo lagi konsul dimading. Tapi kita disini ada buat lo Reth" ucap Laura yang langsung memeluk Retha

"tenang Reth, lo punya temen preman kaya gua. Gua bakal cari orangnya" ucap Grezy yang ikut memeluk Retha

"gue geli ngomong ini, tapi gue sayang sama lo Reth. Yuk balik jadi orang bacot lagi" ucap Caca yang ikut memeluk Retha juga

"sabaar ya kak Rethaa, kita pasti ada buat kakak terus ko" ucap Shindi yang ikut memeluk Retha

Sekarang Retha berada dalam dekapan sahabat-sahabatnya itu, air matanya menetes karna ia merasakan kehangatan dan rasa takut yang ia hadapi selama ini pun runtuh secara perlahan. Air mata mereka pun jatuh bersamaan, ingin saling menguatkan agar tidak menangis namun mereka tak bisa.

"makasih ya, kalian emang sahabat gua banget" ucap Retha dengan nada suara gemetar karna menangis

"IHH MAU DI PELUK JUGA" ucap Chandra yang tiba-tina datang dari pintu

"gua tonjok mau?!" ucap Grezy

"galak lo!" ucap Chandra

"loh ada Chandra juga?" tanya Retha

"iyaa ada semua, sampe Ryan dari bandung juga kesini cuma buat lo, jadi lo jangan pernah ngerasa sendiri" ucap Chandra

Retha benar-benar terharu mendengar perkataan yang Chandra lontarkan, ia tak menyangka bahwa sahabat-sahabatnya itu benar-benar selalu ada untuknya. Retha selalu merasa bahwa ia sendiri, padahal banyak yang sangat peduli dengannya.

Retha memberanikan keluar kamar untuk menyapa sahabat-sahabatnya yang lain. Dengan langkah berat, Retha membuka pintu kamarnya dan Retha terkejut dengan apa yang ia lihat. Ia melihat semua sahabat terdekatnya berkumpul bersama dikediamin Ridwan.

Yang lain menyambut Retha dengan hangat. Ah Retha merasa bahwa ia akan menangis sebentar lagi. Tuhan, mengapa Retha baru menyadari bahwa ia memiliki sahabat yang selalu ada untuk dia?

"Reth sini seblak, gua bawain dari bandung" ucap Ryan

"boong, orang tadi beli didepan sekolah" ucap Chandra, Retha yang rindu dengan ocehan dari sahabatnya itu hanya tertawa kecil

"ayah mana?" tanya Retha

"ayah lagi kerja Reth, kenapa?" tanya Satria

"mau meluk, Retha kangen" ucap Retha karna ia merasa pelukan Ridwan membuatnya tenang

Retha  [end]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang