24

292 53 14
                                    

(disaranin baca ini sambil denger lagu Last Child- Diary Kehidupan atau pas selesai baca ini kalian denger lagu itu dan dalamin liriknya deh, 11 12 sama kehidupam Retha, jiahk.)

Happy Reading🌻



"kerja kamu tuh gak menjamin ya mas! Udah aku bilang dulu kita gugurin aja si Retha, liat sekarang buat susu aja gak mampu" teriak Sari

"buat apa kita gugurin rezeki yang udah dikasih? Anak tuh rezeki" ucap Ridwan

"aku cape ya mas punya anak penyakitan kaya dia, bolak balik rumah sakit. Cuma ngabisin uang, rezeki darimana coba?" ucap Sari dengan nada tinggi

"kamu juga ngotot aku keluar kantor, padahal bos aku udah ngejamin kalo aku bakal dapet posisi bagus!" ucap Sari

"kamu pikir, aku gak tau apa yang kamu sama Aksa lakuin? Kalian selingkuh dengan embel-embel rapat kan?" ucap Ridwan yang sudah terbawa emosi

"ya gimana aku gak selingkuh kalo kamu aja kaya gini. Kerjaan gak jelas. Udah aku minta cerai aja" ucap Sari

"yaudah kalo kamu mau pisah, tapi hak asuh anak semua sama aku" ucap Ridwan

"silahkan, aku gak peduli sama Satria juga Retha" ucap Sari yang langsung pergi meninggalkan Ridwan

Retha terbangun dari tidurnya dengan nafas yang terengah-engah dengan badan yang gemetar ketakutan, mimpi buruk tentang masa lalunya yang kelam tak kunjung hilang.

Saat itu, Retha juga Satria yang masih sangat kecil harus mendengar semua pertikaian yang orangtuanya ucapkan, setiap mendengar pertikaian itu, badan Retha bergetar ketakutan untungnya saat mereka kecil ada Satria yang selalu memeluk Retha saat ia ketakutan.

"abang, Retha takut bang" ucap Retha dengan memnekuk kedua kakinya dan menutup kedua kupingnya dengan tubuh yang bergetar hebat.

Retha mencari obat yang sudah ia minum sekitar kurang lebih dua minggu ini, namun mimpi itu tak kunjung hilang, Retha selalu takut untuk memenjamkan matanya. Dengan memenjamkan matanya, memori kelam itu datang dengan sendirinya.

Setelah meminum obat tersebut, Retha memcoba untuk tidur dengan berharap mimpi buruk itu tak lagi datang.

Di siang harinya, Retha terbangun dari tidurnya bukan karna mimpi buruk itu lagi, tapi karena terdengar suara barang pecah juga teriakan yang saling bertautan. Retha lelah mendengar semua ini, Retha sudah muak dengan semua yang terjadi dihidupnya.

Sebenarnya bisa saja Retha keluar dan pergi meninggalkan rumah ini dan kembali ke Ridwan, namun Retha sangat mengkhawatirkan Aji. Jika Aji disini sendiri, Retha takut Aji akan kesepian seperti dirinya dahulu saat berpisah dengan Satria.

Retha mengambil earphonenya dan menyalakan lagu dengan volume tinggi agar ia tak mendengar kericuhan yangbsedang terjadi dibawah. Retga dengan earphone nya menatap ke balkon kamar yang menampakam langit yang cerah yang diselimuti awan putih.

Retha memenjamkan matanya juga menarik nafasnya untuk menenagkan dirinya kembali namun nihil, suara dari bawah tak kalah berisik dengan lagu yang Retha putar di earphonenya itu.

"AH SETAN! GAK DI MIMPI, GAK DI REAL LIFE HARUS DENGERIN MEREKA RIBUT!" teriak Retha dengan melepas earphonenya dan membantingnya asal.

Retha yang langsung menyiapkan dirinya untuk keluar dengan membawa koper berisi baju-baju miliknya. Retha menghampiri Aji ke kamar adiknya itu dan melihat Aji yang sedang menutupi dirinya dengan selimut seperti ketakutan.

Retha  [end]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang