Jevano datang kerumah Retha untuk mengantar bubur buatan Bunda nya. Sebenarnya bisa saja ia titip kepada Aji, namun Jevano ingin bertemu pada Retha dan menanyakan sesuatu.
"permisi, Rethaa" ucap Jevano didepan pintu rumah Retha
"loh kak Jevano? Segala permisi, masuk aja kak" ucap Aji
"eh ada Jevano? Udah lama gak main, Retha ada dikamar itu lagi kurang sehat kata si Aji. Kekamar aja sana, Aji temenin ya?" ucap Sari
"iya tante makasih" ucap Jevano dan ia langsung naik menuju kamar Retha yang ditemani Aji juga
"kak Retha, ada kak Jev nih. Gua sama kak Kev masuk ya" ucap Aji, tanpa menunggu jawaban Retha, Aji pun membuka pintu kamar kakaknya tersebut
"kak Reth? Lo ngapain?" ucap Aji kebingungan melihat Retha yang sedang menari-nari tak jelas dengam earphone di kupingnya
"AJII?! JEVANO?! EH?!" ucap Retha kikuk
"lo kenapa gak ketok pintu dulu sih?, sini kalian masuk dag" ucap Retha dan merrka langussng duduk diatas karpet yang berada di kamar Retha itu
"gua udah ketok ya, lu aja gak denger. Lagian ngapain lo joget-joget gak jelas gitu?" ucap Aji
"gua seneng abaang mau pulang, akhirnya ada tameng gua kalo diomelin mami" ucap Retha
"Reth, ini bubur buat lu dari bunda" ucap Jevano memberikan tempat makan dan Retha ambil
"tangan lo kenapa?" ucap Jevano sambil menggengam tangan Retha
"oh iya kak? Gua kok baru liat? Ini kenapa?" tanya Aji
"oh ini kena setrikaan, gua belajar nyetrika. Biar bisa menjadi calon istri yang baik" ucap Retha berbohong
"calon istri? Pacar aja gak punya" ucap Aji
"anjir lo?!" ucap Retha sambil memukul kepala Aji pelan
Jevano begitu mengenal Retha, maka dari itu Jevano tau kalau Retha berbohong. Lagi pula, lukanya tidak terlihat seperti luka terkena setrika. Mungkin untuk membuat Aji atau Jevano tak khawatir. Jevano akan menayakan itu saat mereka sedang berdua.
"aduh rada seret ya makan bubur doang" ucap Retha memberi kode agar dibawakan minum
"iya iya gua ambilin, elah lo. Kalo gak skot ogah gua" ucap Aji yang langsung meninggalkan Retha dan Jevano berdua
"Reth?" ucap Jevano
"hmm?" jawab Retha dengan bubur yang ada didalam mulutnya
"gua kok ngerasa lo ngehindarin gua ya?" ucapan Jevano itu membuat Retha menyemburkan isi yang berada dimulutnya itu karna terkejut dengan apa yang Jevano ucapkan
"aduh sorry banget, bentar gua ambil tisu buat beresin ini" ucap Retha dan langsung berdiri untuk mengambil tisu yang ada di meja rias milik Retha
"gimana Reth?" tanya Jevano
"gimana apanya?" ucap Retha kebingungan
"ya itu, lu kaya ngehindarin gua" ucap Jevano
"ah engga, itu perasaan lo aja kali" ucap Retha dengan ekspresi yang memasang senyum kikuk diwajahnya
"itu tangan lo kenapa?" tanya Jevano
"kena setrikaan Jev" ucap Retha
"gua tau lu boong, luka kema setrika gak kaya gitu Reth" ucap Jevano dan Retha hanya menundukan kepalanya karna ia enggan menjawab pertanyaan tersebut
"gapapa kalo belum mau cerita, yang harus lu tau. Kuping gua selalu siap buat dengerin cerita keluh kesah maupun suka duka lu Reth" ucap Jevano
"iyaaa Jevanoooo lu temen gua dari kecil banget, lu selalu jaga gua kaya seorang abang ke adeknya. Masa gua ga cerita apa-aoa ke lu? Hahaha tenang aja gua bakal cerita" ucap Retha dan Jevano langsung memasang ekspresi datar diwajahnya setelah mendengar apa yang Retha bicarakan
KAMU SEDANG MEMBACA
Retha [end]✔️
FanficFisik gua kuat, tapi mental gua? Belum tentu bang. Gua cape. Kalo kata orang kita keluarga, karna satu darah. Menurut gua itu salah bang. Family comes from heart not blood. Bahkan orang yang gak sedarah sama gua malah jauh lebih peduli sama gua diba...