2

672 87 0
                                    

"WOI BANGUN ANJIR TELAT KITA" teriakan Grezy membangunkan teman-temannya

"gua duluan yang mandi fix" ucap Retha dengan keadaan setengah sadar dan langsung berjalan mengarah kekamar mandi

"RETHAA ANJIR GUA DULUAN YANG BANGUN WOI" ucaap Grezy yang tak terima didahului Retha

"kamar mandi bawah aja Zy, biar gua mandi dikamar mandi bokap nyokap gua. Shindi sama Laura mau nungguin salah satu dari kita atau mau dikamar mandi bi Susi?" ucap Caca

"gua dikamar mandi bi Susi ajaa Ca, biar Shindi nunggu Retha" ucap Laura

"ada satu kamar mandi lagi si diatas, deket kamar tamu, Shindi mau disitu aja atau nunggu Retha?" tanya Laura

"aku disana aja kak gapapa biar selesainya barengan dan gak telat" ucap Shindi dan dibalas anggukan oleh Caca. Lalu mereka berempat langsung bersiap-siap

15menit sudah berlalu, mereka sudah siap untuk berangkat kesekolah, dan mereka sudah berada didalam mobil Caca untuk menuju kesekolah. Didalam mobil, Caca membuka sesuatu yang dari tadi sudah ia bawa di tangannya

"gais nih roti, tadi bi Susi buatin" ucap Caca sambil menyodorkan teman-temannya tupperware berisi roto dengan selai

"khusus buat lu nih Reth, selai Strawberry karna bi Susi tau lu alergi coklat" ucap Caca

"ah bi Susi sweet banget si, lopyu dah" ucap Retha sambil mengambil sepotong roti itu dan melahapnya

8menit sudah perjalanan merrka menuju sekolah akhirnya mereka sampai. Utungnya, jarak dari rumah Caca kesekolah tidak terlalu jauh.

Mereka berlima berjalan menuju kelas masing-masing. Retha, Caca, Grezy dan Laura memasuki ruang kelas 11 ipa 2, sedangkan Shindi memasuki kelas 10 ips 1. Shindi memang yang paling muda diantara mereka berlima, mereka bisa mengenal Shindi karena saat itu, Shindi adalah anak pindaham dari SMA lain dan belum memiliki teman, kebetulan Shindi memeilih untuk memasuk satu ekstrakukikuler yaitu cheerleader yang dimana, Grezy dan Caca adalah anggota cheers. Grezy dan Caca menawarkan diri untuk membantu Shindi melihat-lihat sekolah dan menawarkan bantuan jikalau Shindi mebutuhkan. Kembudian dari sana lah mereka terbiasa bersama dan Grezy juga Caca mengenalkan Shindi kepada Retha dan Laura.

"krrring...kriiing"
Bel tanda pembelajaran dimulai sudah berbunyi, Laura dan Grezy yang duduk bersama sedang merapihkan buku pelajaran Fisika yang akan dimulai di jam pertama ini. Sedangkan Retha dan Caca sedang sibuk bergosip dengan Chandra juga Rendra yang duduk dipaling belakang itu.

"demi apa lo?" ucap Caca
"jangan percaya omongan Chandra anjir, dia orang gila" ucap Retha
"duh, serius kemaren sore gua liat pake mata gua sendiri" ucap Chandra
"ah tai kali lu Chan, kemaren aja kita main basket ampe malem" ucap Rendra
"ah tai lu Chan, gua udah percaya" ucap Caca dengan nada agak kencang, yang tanpa sadar ternyata sudah ada bu Intan guru Fisika yang ingin mengajar dikrlas mereka
"siapa yang berbicara kasar seperti itu?" ucap bu Intan sontak membuat mereka bermepat panik
"mati lo" ucap Retha pelan
"hmm anu bu, si Retha bu" ucap Caca
"loh kok guaa? Enggak bu bukan saya bu beneran" ucap Retha sambil menyiku lengan Caca pelan
"Caca bu itu" ucap Chandra
"anj lu Chan?!" ucap Caca pelan mengarah ke Chandra
"sudah-sudah, kalian berempat saya hukum dulu. Ambil 28 buku Fisika diperpustakaan dan bawa kekelas sekarang" ucap bu Intan dan mereka berempat langsung berjalan menuju perpustakaan.

Mereka berempat sekarang sudah berada didalam perpustakaan dan mengambil buku Fisika seperti arahan dari bu Intan tadi.
"yaAllah gak pernah-pernahnya gua kesini buat ambil buku, biasanya cuma buat numpang ngadem" ucap Chandra
"bawel lu Chan, udah ini bantuin gua, berat ni" ucap Retha yang sedang memulai menghitung buku Fisik yang tadi ia ambil dari rak buku
"tiga lagi ni, ini baru 25 buku" ucap Retha
"nih Reth" ucap Rendra sambil memberikan tiga buku Fisika tersebut kemudian mereka berempat keluar dengan masing-masing mebawa beberapa tumpukan buku ditangannya. 
"sorry ya gais, kalian jadi kena juga padahal gua yang ngomong kasar" ucap Caca
"yailah Ca, segala minta maaf. Emang Chandra pantes di tai-in" ucap Retha
"bangke lu Re-" ucapan Chandra terpotong oleh Rendra
"eh itu Zaidan bukan si?" ucap Renda sambil menujuk seseorang yang baru saja keluar ruang guru bersama Pak Imam selaku guru olahraga di SMA Garuda
"lah iya? Ngapain dia?" ucap Chandra. Retha dan Caca yang tak mengenali sosok yang mereka maksud hanya mengerutkan dahi dan mengangkat pundak tak peduli, jadi Retha juga Caca langsung berjalan mengarah kekelas untuk memberi buku yang bu Intan perintah tadi. Setelah sampai kelas, bu Intan memerintah merrka untuk membagikan semua buku ke murid kelas dan memulai pelajaran Fisika.

"baik, sekian dulu dari ibu. Caca, Retba, Rendra dan Chandra tolong bawakan buku tadi kekelas 11 ipa 3 ya, terimakasih" ucap bu Intan lalu pergi meninggalkan kelas

"ayo kasih ke kelas ipa 3 sekalia ke kantin" ucap Retha

"gila lu Reth, abis ini kan pak Indra" ucap Caca

"karna itu, gua males masuk. Paling cuma ngedengerin cerita tentang keluarganya. Bosen gua anjir, udah sampe apal alur ceritanya" ucap Retha

"yaudah ayo gua ikut kalo urusan cabut" ucap Chandra

"gua skip dulu deh Reth, tapi nanti gua izinin lu. Gua bilang lagi di uks karna lu sakit, okey?" ucap Caca

"okeeeyy, sini buku yang di tangan lu, biar gua bawa" ucap Retha sambil menyodorkan lengannya yang sebelumnya sudah ada beberapa buku itu

"sini gua bantu Reth" ucap Rendra

"dihh sok baik banget lu?" ucap Chandra

"lu gak liat tangan Retha udah merah karna keberatan gitu njir?!" ucap Rendra

"udah ah berisik lu pada, ayo kekelas sebelah buat ngasih nih buku" ucap Retha yang sudah memnerikan beberapa buku yang ada ditangan dia kepada Rendra

"Ca, jangan lupa ya" ucap Chandra

"hah? Apaan?" tanya Caca kebingungan

"lu ijinin gua sama Rendra juga kan?" tanya chandra

"kaga lah?! Gua ijinin Retha doang" ucap Caca dengan memasang wajah meledek kearah Chandra

"bangke lu, untung cakep" ucap Chandra sambil berjalan keluar kelas untuk memberikan buki tersebut ke kelas sebelah.

Retha, Rendra dan Chandra berjalan menuju kelas sebelah yaitu kelas 11 ipa 3 yang merupakan kelas Jevano dan Naufal. Baru sampai deoan pintu, langlah mereka bertiga terhenti karna Chandra berbicara kepada seseorang

"loh Zaidan? Lu ngapain?" tanya Chandra

"eh Chan, gua pindah sekolah kesini" hawab Zaidan

"oiyaa? Bagus dong bisa gampang kalo mau main basket bareng, btw lu ikut ekskul basket kan pasti?" ucap Rendra

"iyalah, pasti basket" ucap Zaidan

"hmm permisi nih ya? Agak berat tangan gua. Boleh minggiran ga? Biar gua bisa masuk terus taro nih buku?" uca Retha

"eh iya lupa gua kalo ada lu, yaudah masuk dah lu ada Jevano juga tuh, cihuy" ucap Chandra menggoda

"gua pukul ya lu Chan" ucao Retha dan ia langsung memasuki kelas tersebut dan menaruk buku fisika yg ia bawa diatas meja guru yang sudah ada bu Intan sedang duduk disana dan ingin memulai pembelajaran.

"tuh udah ditunggu bu Intan bukunya, gua mau ke rooftop keburu pak Indra liat, dah" ucap Retha kepada Chandra juga Rendra

"eh tungguin guaa Rethaa" ucap Chandra yang langsung buru-buru menaruh buku tersebut dimeja guru lalu lari menyusul Retha

"Dan, gua duluan ya. Tuh lu masuk, udah ada gurunya" ucap Rendra setelah kembali menaruh buku di meja guru itu

"iyaa Ren" jawab Zaidan singkat dengan mata yang masih tertuju di satu arah, yaitu Retha.

Uhuuuyy, so far gimana ni? Tolong tinggalkan jejak yaa gaiss, timaci💛

Retha  [end]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang