Hari senin adalah hari membosankan bagi beberapa siswa karna mereka harus berdiri dilapangan dengan teriknya matahari pagi juga harus mendengarkan sambutan dari pembina upacara.
Baru beberapa menit upacara berlangsung, tapi banyak siswa yang sudah mengeluh panas, banyak siswa juga yang mengobrol dengan temannya. Retha merasa risih dengan siswi yang berisik dan mengeluh panas disampingnya itu, dengan suara yang sangat di centil-centilkan membuat Retha ingin menonjoknya. Meskipun Retha perempuan tapi Retha jago bela diri juga, waktu SMP Retha mengikuti ekskul karate, tapi karna fisik Retha yang tidak mendukung Retha berhenti mengikuti karate dan olahraga berat lainnya.
Sudah 20 menit berlalu tapi upacara belum selesai juga, Retha merasa pusing dan sesak, pusing karna terlalu lama berdiri ditambah dengan mendengar ocehan siswi bernama Kania yang sangat mengganggu dengan suara centilnya yang membuat Retha ingin menghantamnya.
Retha hanya menundukan kepalanya dan memejamkan matanya untuk mengatur nafasnya yang sesak, tapi ada tangan yang menarik tangan Retha dengan pelan, tangan itu tangan Jevano. Sahabat-sahabat Retha pun kebingungan ada apa dengan Retha karna sedari tadi Retha hanya menduduk dan tidak menjawab pertanyaaan yang sahabat-sahabatnya lontarkan ke Retha.
"Ko lu ada di barisan cewe Jev?" Tanya Retha kepada Jevano
"Lu itu kalo udah gak kuat upacara langsung ke belakang biar dibantu sama anak PMR" jawab Jevano mengalihkan pembicaraan
"Gua nanya ko gak lo jawab si tai" Ucap Retha dengan sedikit emosi
'yah kelepasan sok asik kan lo Reth. Inget dia punya Caca' batin Retha
Jevano hanya tertawa mendengarnya dan langsung meninggalkan Retha yang sudah diantar ke uks oleh salah satu anak PMR.
Retha yang sudah berada di uks pun langsung diberikan air hangat oleh anak PMR yang sedang bertugas di uks, saat itu dokter yang biasa di uks sedang tidak ada karna beliau juga dokter disalah satu rumah sakit swasta yang berada di Jakarta, jadi Retha hanya ditemani anak PMR yang sedang bertugas di uks tersebut.
Retha meletakan kepalanya di bantal dan mencoba memejamkan matanya, kepala Retha sangat nyeri dan Retha mencoba untuk beristirahat di uks.
***
Retha terbangun dari tidurnya saat ada tangan yang menyentuh keningnya, saat melihat si pemilik tangan tersebut Retha tersenyum ramah.
"Zaidan?" ucap Retha yang kebingungan melihat Zaidan yang duduk disampingnya itu
"gimana Reth? Udah enakan?" tanya Zaidan
"iyaa udah mendingan sih. Ko lo gak masuk kelas? Masih jam pelajaran kan?" tanya Retha
"udah jam istirahat Reth, lo tidur lama banget" ucap Zaidan
"hah demi apaa? Ada pelajaran matematika kan? Gua harus masuk nih biar ga ketinggalan pelajaran" ucap Retha yang langsung ingin beranjak dari kasur uks
"Reth lo kan baru banget bangun. Lagian kalo ketinggalan gua yakin lo bisa ngejar pelajaran" ucap Zaidan yang menahan lengan Retha
"ah iyaa sorry gua terlalu ambis sekarang" ucap Retha menyesal
"nih makan dulu, roti isi selai blueberry favorit lo" ucap Zaidan memberikan sebungkus roti juga air mineral untuk Retha
"besok-besok bawainnya yang agak mahalan kek gitu jangan roti mulu?!" ucap Retha bercanda
"besok gua bawain mahar aja deh gimana?" ucapan Zaidan itu membuat Retha tersedak dan Zaidan langsung memberikan minum kepada Retha
"orang gila lo! Lulus SMA aja belom" ucap Retha memukul Zaidan
KAMU SEDANG MEMBACA
Retha [end]✔️
Fiksi PenggemarFisik gua kuat, tapi mental gua? Belum tentu bang. Gua cape. Kalo kata orang kita keluarga, karna satu darah. Menurut gua itu salah bang. Family comes from heart not blood. Bahkan orang yang gak sedarah sama gua malah jauh lebih peduli sama gua diba...