32

314 57 21
                                    

Shindi yang hanya duduk didepan kaca sedang menyisirkan rambutnya yang indah dan haluss itu dengan tatapan kosong dan senyum seram terlukis di bibirnya itu.

"Retha, kenapa lo selalu dapet apa yang lo mau? Kenapa hidup lo selalu dikelilingin orang baik?" ucap Shindi

"Shindi? Kamu kenapa kayaa gitu mukanya? Mana senyun manisnya?" tanya Aksa saat melihat anak perempuannya itu

"papaah?? Papah, Shindi kangen" ucap Shindi yang langsung menghampiri Aksa dan memeluk Aksa

"Shindi udah makan belum? Papah bawain martabak telor kesukaan Shindi" ucap Aksa

"martabak yang biasa papah bawain duluu?" tanya Shindi dan Aksa mengamgguk

Kemudian mereka langsung menuruni tangga dan berkumpul diruang keluarga yang hampir tidak pernah terpakai karna Aksa yang tidak tinggal disini dan Gina yang sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan Shindi.

"Shindi seneng bisa kaya gini, papah nginep kan?" tanya Shindi

"papah gak nginep Shindi, papah besok pagi ada rapat dan berkasnya ada dirumah papah" ucap Aksa, Shindi yang mendengarnya itu hanya membuang nafas acuh

"rumah papah disini, disana rumah tante Sari" ucap Shindi

"Shindi" ucap Gina memegang lutut Shindi untuk meredakan emosi Shindi

"Shindi ngantuk, mau kekamar" ucap Shindi yang langsung meninggalkan Aksa san Gina berdua di ruang keluarga tersebut

"kamu liat? Perubahan ekspresi dan nada bicara Shindi? Kaya dua orang yang berbeda" ucap Gina

"aku takut Shindi kenapa-kenapa mas" ucap Gina

"aku gak tau harus apa mas, Shindi merasa kesepian dan ketakutan. Kata dokter yang menangani Shindi, dia mengalami trauma karna kita dulu yang selalu beetengkar deoan dia" ucap Gina

"aku boleh bawa Shindi kerumah Sari buat bertemu Retha, Aji juga Satria?" tanya Aksa

"kamu serius? Aku takut sesuatu yang buruk terjadi apalagi setiap denger nama Retha mata Shindi kaya menyimpan kebencian" ucap Gina

"kita gak akan tau kalo kita gak nyoba, Shindi bilang dia kesepian kan? Yaudah kita pertemuin dia sama saudaranya" ucap Aksa dan Gina memgangguk ragu karna sejujurnya Gina tidak tau harus berbuat apa

***

"Fal, lu kasih tau gua bisa gak siapa dalang dibelakang ini semua?" ucap Satria lewat panggilan telfon yang tersambung dengan Naufal

"bisa ke tempat gue aja gak bang? Ajak Aji sama Retha juga aja biar ngomongnya enak" ucap Naufal

"okey kita otw" ucap Satria yang langsung bersiap untuk menuju tempat Naufal yaitu Kaffê Neo

Satria mengendarai mobilnya dengan kecepatan standart untuk sampai ditempat Naufal berada, Retha juga Aji yang sama penasarannya dengan Satria mengira-ngira siapa dalang dibalik semua ini.

Naufal tidak ingin memberitau yang lain karna  Naufal masih ragu dengan motif yang Shindi lakukan. Namun Rendra sudah mengakui semuanya. Karna Rendra merasa bersalah dengan Retha jadi Rendra ingin menebus kesalahannya dengan mengakui perbuatannya.

Sesampainya mereka di Kaffê Neo, mereka bingung karna melihat ada Jevano, Rendra juga Chandra yang datang.

"ko ada kalian juga?" tanya Retha

"udah lo duduk dulu sini" ucap Naufal menyuruh Retha, Satria dan Aji duduk dikursi yang telah disediakan

"siapa Fal orangnya?" tanya Satria

Retha  [end]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang