7.5

89 10 4
                                    


.....

Mereka memiliki wajah dan bentuk tubuh yang sama. Satu-satunya perbedaan yang terlihat adalah warna rambut mereka. Kedua pemuda itu saling menatap seolah-olah mereka akan mulai berkelahi. Bagaimanapun, mereka menarik perhatian orang yang lewat.

Semua orang bisa tahu mereka adalah saudara dari rahim yang sama, tetapi mata mereka saling memandang dengan jijik. Sudah dua tahun mereka tidak bertemu. Namun, mereka tidak tampak sangat senang dengan reuni mereka.

"Ternyata kamu masih hidup."

Seru Loose. Seolah sangat disayangkan saudaranya masih hidup.

Martin melihat saudaranya dan semua benda lain yang tergantung di lengannya. Dia mendecakkan lidahnya. Meskipun dia yang baru kembali dari perjalanan panjang, barang bawaannya lebih sedikit daripada saudaranya.

"Bagaimana dengan Kuhn?"

"Kau tidak bertemu dengannya?"

"Apakah kamu baru saja bertanya padaku kalau aku belum bertemu dengannya?"

Martin memiringkan kepalanya saat dia mengulangi pertanyaan Loose.

"Kamu memberitahuku kalau pengawalnya sendiri tidak tahu dimana tuannya?"

"Hari ini kan pasar terbuka. Kami terpisah di suatu tempat."

Loose tampak membela diri saat dia membantah. Martin mendengus. Dia bisa tahu sekilas Loose yang terlena di pasar.

Memikirkan jika memarahi saudaranya hanya membuang-buang napas, Martin berbalik. Loose bergegas ke sisinya dan terus membuat keributan.

"Setelah kamu bahas, aku namanya saja yang pengawal. Kita berdua tahu bahwa Kuhn dari semua orang tidak membutuhkan pengawal. Dan Kuhn selalu meninggalkanku dan pergi sendiri."

"Jangan terlalu berisik saat di jalan."

"Kau bajingan yang mengerikan. Aku tahu kau tidak akan melepaskanku."

Loose terus bersumpah serapah dengan keluhannya, tetapi Martin tidak menanggapi. Kalau tentang mereka berdua, meskipun penampilan mereka identik, segala sesuatu tentang mereka seperti siang dan malam. Kilau di mata mereka, cara mereka berbicara, cara mereka berjalan... Semuanya berbeda.

"Huh?"

Tiba-tiba Loose terdiam. Dia meraih lengan Martin dan menghentikannya. Martin menoleh dengan ekspresi kesal di wajahnya, tetapi tatapan tajam Loose diarahkan ke tempat lain.

"Lihat itu."

Martin menoleh. Matanya melebar. Sekeliling mereka penuh dengan orang-orang yang sibuk. Namun, satu orang langsung menarik perhatian Martin.

'Sudah lama ya, Kuhn.'

Mereka berdua selalu tampak selangkah lebih maju. Jika Kuhn mengunjungi suatu tempat, Martin tiba di sana beberapa hari setelah kepergiannya. Begitulah, mereka berdua tidak bisa bertemu selama 2 tahun sekarang. Akhirnya bisa melihat Kuhn setelah sekian lama menghangatkan hati Martin.

Saat Martin tersenyum senang, Loose memukulnya.

"Menurutmu terlihat aneh juga, kan?"

"Apanya?"

"Itu wanita, kan?"

"Apa yang kamu bicarakan?"

"Lalu kenapa kamu tersenyum seperti itu? Apakah kamu terkena penyakit selama perjalananmu?"

"Kamu mengajakku berkelahi?"

Martin mulai kehilangan kesabaran dan mengerutkan kening.

Meskipun kedua bersaudara ini sudah lama tidak bertemu, tidak ada yang berubah. Mereka masih temperamental dan impulsif.

Harapan Terbesar || Book 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang